Faktor Penting Ini Selamatkan 379 Penumpang dan Awak di Pesawat JAL yang Terbakar - Beritasatu

Faktor Penting Ini Selamatkan 379 Penumpang dan Awak di Pesawat JAL yang Terbakar

Rabu, 3 Januari 2024 | 18:13 WIB
Penulis: Surya Lesmana | Editor: LES
Gambar dari rekaman video memperlihatkan, pesawat Japan Airlines terbakar di landasan pacu bandara Haneda pada Selasa, 2 Januari 2024 di Tokyo, Jepang.
Gambar dari rekaman video memperlihatkan, pesawat Japan Airlines terbakar di landasan pacu bandara Haneda pada Selasa, 2 Januari 2024 di Tokyo, Jepang. (AP/AP)

Tokyo, Beritasatu.com – Para ahli meyakini, faktor-faktor penting ini telah menciptakan keajaiban, yang membuat 379 penumpang dan awak pesawat Airbus A350 milik Japan Airlines (JAL) yang terbakar, bisa keluar dengan selamat. Diyakini, proses evakuasi seluruh penumpang dan awak pesawat terbakar di Bandara Haneda, Tokyo, pada Selasa (2/1/2024) lalu, berlangsung selama 90 detik saja.

ADVERTISEMENT

Faktor pertama yang diyakini para ahli paling vital, adalah semua penumpang mau mengikuti protokol darurat dan tidak mencoba mengambil barang-barang mereka sesaat setelah pesawat berhasil mendarat. Faktor lainnya adalah sistem kedaruratan pesawat yang bekerja dengan optimal, di mana pintu keluar darurat pesawat berfungsi dengan baik dalam kapasitas penuh.

Kepada CNA, para ahli menyatakan, pesawat JAL tersebut bertabrakan dengan pesawat penjaga pantai saat mendarat di Bandara Haneda Tokyo, setelah terbang dari kota utara Sapporo. Seluruh 367 penumpang dan 12 awak kapal keluar hanya dalam waktu 90 detik, tanpa mengalami luka berat.

BACA JUGA
ADVERTISEMENT

Hanya ada asap tipis di dalam kabin, sehingga penumpang tidak akan menjadi lemas karena menghirupnya, dan bisa keluar.

Para ahli mengatakan fokus penyelidikan adalah pada bagaimana kedua pesawat bisa berada di landasan yang sama, dengan indikasi awal menunjukkan adanya kesalahan komunikasi antara pengatur lalu lintas udara dan pilot.

Pihak ekselutif JAL menyatakan, pilot pesawat telah diberi izin untuk mendarat, tetapi kemungkinan besar tidak melihat pesawat patroli maritim Dash-8 buatan Bombardier yang lebih kecil milik penjaga pantai di landasan.

Shawn Pruchnicki, pakar teknik penerbangan dari Ohio State University mengatakan kecepatan evakuasi orang di dalam pesawat JAL menakjubkan.

“Saya menduga faktanya jika mereka benar-benar turun dalam waktu 90 detik, sepertinya orang-orang tidak mencoba mengambil barang bawaan mereka, karena itu waktu yang cukup cepat,” katanya.

Dia menjelaskan bahwa salah satu kendala utama saat mengevakuasi pesawat biasanya adalah jika orang mencoba mengambil tas mereka sebelum berangkat. 

Desmond Ross, direktur pelaksana konsultan penerbangan dan transportasi udara Irlandia Pegasus Aviation Advisors mengatakan, ada persyaratan sertifikasi keselamatan global bagi produsen untuk membuktikan bahwa penumpang pesawat yang berada di bawah tekanan dapat dievakuasi dalam waktu 90 detik.

Hal ini berlaku untuk semua pesawat, katanya, termasuk yang berukuran lebih besar seperti Airbus A380, pesawat penumpang terbesar di dunia.

“Pramugari di pesawat telah melakukan pekerjaan luar biasa dalam membuka pintu dan mengerahkan penumpang untuk mengantarkan mereka ke pintu,” kata Ross kepada CNA's World Tonight.

“Tetapi sungguh luar biasa bahwa mereka mampu mencapai hal itu tanpa cedera besar,” ungkapnya.

BACA JUGA

Geoffrey Thomas, pemimpin redaksi situs keselamatan penerbangan Airlineratings.com mengatakan, pesawat disertifikasi sehingga semua penumpang dapat keluar dalam 90 detik hanya dengan menggunakan perosotan darurat.

“Dalam kasus ini, saya hanya bisa melihat tiga perosotan dikerahkan, dan ada sekitar 10 pintu keluar dengan masing-masing lima di kedua sisinya. Jadi ini adalah evakuasi yang luar biasa dan sebuah keajaiban,” katanya.

Ross menambahkan bahwa material modern yang digunakan dalam pembuatan pesawat juga berperan dalam menyelamatkan penumpang.

Ia menjelaskan, pesawat generasi sebelumnya seringkali memiliki bahan yang mudah terbakar, termasuk bagian seperti joknya.

Namun, foto-foto kecelakaan di Bandara Haneda menunjukkan bagian-bagian pesawat Japan Airlines masih utuh meski hangus.

“Sebenarnya dari banyak kecelakaan, penumpang sering kali selamat dari kecelakaan tersebut dan kemudian meninggal karena menghirup asap akibat dari pembakaran material di pesawat,” tambah Ross.

“Jadi sudah banyak upaya yang dilakukan selama bertahun-tahun untuk menghilangkan bahan apa pun yang dapat menyebabkan asap beracun,” katanya.

Pruchnicki mencatat bahwa jumlah asap yang relatif rendah di dalam kabin berperan besar dalam membantu semua orang di dalam pesawat untuk bertahan hidup. “Itu adalah faktor besar yang membuat perbedaan besar, karena dengan jenis kecelakaan seperti ini, jumlah asap di dalam kabinlah yang menentukan lamanya waktu untuk keluar,” katanya.

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya