Rabu
13Aug2025
Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
Home Featured Pilihan

Heboh Pembelian Pesawat Tempur Bekas, Wamenhan Buka Suara - detik

2 min read

 

Heboh Pembelian Pesawat Tempur Bekas, Wamenhan Buka Suara

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Jumat, 12 Jan 2024 11:45 WIB
Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Muhammad Herindra
Foto: Firda Cynthia Anggrainy/detikcom
Jakarta -

Pembelian alat perang bekas menjadi sorotan belakangan ini. Topik ini menjadi hangat terutama karena disinggung dalam debat calon presiden (capres) belum lama ini.

Wakil Menteri Pertahanan, Muhammad Herindra menjelaskan, pihaknya fokus melihat adanya kekosongan pada alat perang. Sehingga, kata dia, perlu pengadaan secara cepat.

"Sehingga kalau kita mau beli yang baru tidak secepat itu dan tidak semudah itu," katanya dalam acara Membangun Kekuatan Pertahanan di Kawasan Regional yang disiarkan YouTube Media Center Indonesia Maju, Jumat (12/1/2024).

ADVERTISEMENT

Demo Besar-besaran Desak Bupati Pati Sudewo Mundur, DPR Minta Pemerintah Turun Tangan |  SINDOnews Baca juga Demo Besar-besaran Desak Bupati Pati Sudewo Mundur, DPR Minta Pemerintah Turun Tangan | SINDOnews

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan, kalaupun ada uang belum tentu bisa dibeli. Ia pun mengibaratkan, jika membangun sebuah rumah dan atapnya bolong maka atap itu harus segera ditutup. Sementara, jika membeli yang baru maka akan butuh waktu yang lama.

"Sementara yang ada tersedia, bukan bekas, tapi masih layak digunakan dan siap dipakai, makanya itulah yang segera kita taruh di situ," katanya.

Baca juga:

Komando Daerah 3 Matra TNI Diresmikan Presiden, Ini Daftar Nama-namanya - SINDOnewsBaca juga Komando Daerah 3 Matra TNI Diresmikan Presiden, Ini Daftar Nama-namanya - SINDOnews

Ia pun mengatakan, pihaknya telah membeli 42 unit pesawat tempur baru Rafale. Dia bilang, belum pernah terjadi dalam sejarah Indonesia pengadaan alat baru sebanyak 42 unit.

"Belum pernah ada sejarah selama republik ini berdiri pengadaan alat perang baru 42 unit," katanya.

Itu saja, kata dia, baru siap (ready combat) baru 7 tahun yang akan datang. Dia mengatakan, sambil menunggu pesawat-pesawat itu jadi, maka kekosongan itu harus diisi.

"Bayangkan begitu lama, tapi kalau kita dalam rangka menunggu yang baru itu, kekosongan yang masih lowong itu diisilah. Dan ini bukan masalah bekas dan baru yang kita pilih kemarin, yang dibicarakan itu, ini karena memang alat perang pesawat itu masih layak pakai atau tidak. Itu pengganti untuk sambil menunggu alat perang yang kita rencanakan," jelasnya.




(acd/eds)
Komentar
Additional JS