9.648
Orang Mengungsi Akibat Gempa Bawean, Tidur di Tenda Darurat - kumparan
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik mencatat sebanyak 9.648 orang mengungsi akibat gempa Bawean. Selain itu, bangunan yang rusak mencapai 4.291 tersebar di Kec. Tambak dan Sangkapura.
Kepala BPBD Gresik, Sukardi mengatakan, pengungsi yang terdata tersebut berasal dari Kec. Tambak. Sedangkan dari Sangkapura masih dalam pendataan.
"Kecamatan Tambak 9.648 pengungsi itu sudah mengungsi di lokasi aman gempa. Terdiri; 2.952 anak anak, 5.509 orang dewasa dan 1.187 lansia. Data di Kecamatan Sangkapura masih kita akurat kan," rincinya," kata Sukardi lewat keterangannya, Minggu (24/3).
Dijelaskan Sukardi, kerusakan bangunan 4.291 itu dengan rincian 2.100 bangunan rusak di Kecamatan Sangkapura dan sisanya 2.191 di Kecamatan Tambak.
"Sangkapura, rumah warga yang rusak ringan ada 1.378, rusak sedang 272, rusak berat 377. Tempat ibadah, rusak ringan 41, sedang 2, berat 11. Dan sekolahan rusak ringan 14, rusak berat 5. Kantor rusak berat 1, fasilitas kesehatan (faskes) rusak ringan 1," terang Sukardi.
"Lalu di Tambak, rumah warga yang rusak ringan ada 1.051, rusak sedang 736, berat 269. Tempat ibadah, rusak ringan 76, sedang 8. Dan sekolahan rusak ringan 30, rusak sedang 11. Kantor mengalami rusak ringan 10, faskes nihil," tambah Sukardi.
Sebelumnya, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan, pemicu gempa ini adalah aktivitas Sesar Muria.
"Pembangkit Gempa Bawean M5,9 & M6,5 pada 22 Maret 2024 diduga Sesar Muria (Laut) menurut Peter Lunt (2019)," ujar Daryono di akun X-nya dikutip Sabtu (23/3).
Sesar Muria ini juga sempat memicu gempa di Kudus pada 2 Mei 2020.
Komentar
Posting Komentar