Pilihan

DBD di Subang Capai 997 Kasus, 18 Meninggal Dunia - BeritaSatu

 

DBD di Subang Capai 997 Kasus, 18 Meninggal Dunia

Jumat, 5 April 2024 | 14:29 WIB
Elan Suherlan / BW

Penderita demam berdarah dengue (DBD) dirawat di rumah sakit di Kabupaten Subang, Jawa Barat, Jumat 5 April 2024. (Beritasatu.com/Elan Suherlan)

Subang, Beritasatu.com - Jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Subang, Jawa Barat, meningkat signifikan. Dinas Kesehatan Kabupaten Subang mencatat, Januari hingga Maret 2024, terdapat 997 kasus DBD, dengan angka kematian mencapai 18 orang.

Jumlah tersebut naik lima kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya dalam periode yang sama. Mayoritas kasus penderita DBD di Kabupaten Subang dialami oleh anak-anak dan dewasa.

Lonjakan kasus DBD ini merata di semua kecamatan di Kabupaten Subang. Saat ini, hampir setiap hari beberapa rumah sakit dan puskesmas di wilayah Kabupaten Subang juga dipadati pasien dengan gejala DBD.

Dengan tingginya jumlah kasus DBD, Kabupaten Subang masuk dalam daftar tiga daerah dengan kasus DBD tertinggi di Provinsi Jawa Barat.

"Sampai hari ini dimulai bulan Januari kasus DBD di Subang sudah mencapai 997 orang. Artinya bila dibandingkan dengan periode Januari 2023, ini kira-kira mengalami lima kali lipat. Kemudian angka kematian kita ini tertinggi di Jawa Barat dengan total 18 kematian. Jadi saya melakukan peninjauan kepada puskesmas-puskesmas, melihat kondisi penanganan DBD yang ada di sini," kata kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Subang, Maxi kepada Beritasatu.com, Jumat (5/4/2024).

"Mudah-mudahan ke depannya kita segera bisa menurunkan insiden penyakit ini. Tentunya dengan bantuan masyarakat, kita harus bersama-sama melawan DBD ini dengan memberantas nyamuk, tidak ada cara lain yang paling efektif selain melakukan pemberantasan dengan tiga M,” katanya.

Untuk pasien DBD, katanya, rata-rata mulai dari usia 5 sampai 15 tahun. “Orang dewasa menempati urutan kedua. Angka kematian ada yang di usia 25, 26, 27 tahun, tapi yang terbanyak memang dari 5 hingga 15 tahun," tambahnya.

Peningkatan kasus DBD ini diduga disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk lingkungan tempat tinggal dan siklus cuaca.

Simak berita dan artikel lainnya di
Google News

Ikuti terus berita terhangat dari Beritasatu.com via whatsapp

Bagikan

Komentar

Baca Juga (Konten ini Otomatis tidak dikelola oleh kami)

Antarkabarid

Arenanews

Antaranews

Berbagi Informasi

Kopiminfo

Liputan Informasi 9

Media Informasi

Opsi Informasi

Opsitek