SE Pj Gubernur Jawa Barat soal Izin Study Tour Usai Kecelakaan Subang, Tetap Boleh di Dalam Kota - Tempo
SE Pj Gubernur Jawa Barat soal Izin Study Tour Usai Kecelakaan Subang, Tetap Boleh di Dalam Kota
Reporter
Senin, 13 Mei 2024 15:18 WIB
Bagikan
TEMPO.CO, Jakarta - Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor: 64/PK.01/Kesra terkait izin pelaksanaan kegiatan wisata edukasi atau study tour. Imbauan itu sebagai bentuk antisipasi agar tidak terulangnya kecelakaan bus pengangkut siswa SMK Lingga Kencana Depok di kawasan Ciateng, Subang, Jawa Barat pada Sabtu, 11 Mei 2024.
Dalam SE tertanggal 12 Mei 2024 tersebut, Bey mengimbau para bupati dan wali kota memperhatikan tiga hal mengenai penyelenggaraan study tour. SE itu juga memperketat izin pelaksanaannya bagi satuan pendidikan di wilayah masing-masing.
Baca Juga:
Pada poin pertama, kegiatan wisata pendidikan satuan pendidikan diimbau untuk diadakan di dalam kota di wilayah Provinsi Jawa Barat melalui kunjungan ke pusat perkembangan ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan wisata edukatif lokal, yang bertujuan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi lokal. Ketentuan itu dikecualikan bagi satuan pendidikan yang telah merencanakan dan terikat kontrak kerja sama yang tidak dapat dibatalkan.
Kedua, study tour harus memerhatikan asas kebermanfaatan serta keamanan bagi seluruh peserta didik, tenaga pengajar, dan staf kependidikan dengan melihat kesiapan alat transportasi, keamanan jalur yang akan dilalui, serta berkoordinasi dan memperoleh rekomendasi dari Dinas Perhubungan (Dishub) kabupaten/kota mengenai kelayakan teknis kendaraan.
Ketiga, pihak satuan pendidikan dan yayasan penyelenggara wisata edukasi melakukan koordinasi dengan memberikan surat pemberitahuan kepada dinas pendidikan sesuai dengan kewenangannya.
Baca Juga:
Bey juga mengingatkan agar pihak sekolah yang bakal melaksanakan study tour untuk memastikan kelaikan kondisi kendaraan yang ditumpangi. Dia pun meminta kepada para pengusaha angkutan untuk selalu rutin memeriksa kondisi armada kendaraannya dan memastikan keadaan pengemudi tetap prima.
Pada kesempatan yang sama, Bey mengucapkan bela sungkawa kepada keluarga para korban tergulingnya bus rombongan siswa SMK Lingga Kencana. Dia menyebut seluruh biaya perawatan kesehatan bagi para korban ditanggung pemerintah.
“Kami sampaikan duka yang mendalam. Kami memastikan seluruh biaya perawatan rumah sakit ditanggung oleh pemerintah dan pelayanan kesehatan dilakukan dengan baik,” kata Bey Machmudin saat meninjau RSUD Subang, Minggu, 12 Mei 2024.
Dalam kecelakaan tersebut, bus yang sudah mengantarkan penumpang untuk mengikuti kegiatan perpisahan di Bandung itu diperkirakan mengangkut 40-60 orang. Sebanyak 11 orang meninggal dunia dan puluhan lainnya menderita luka-luka. Adapun jumlah korban tewas terdiri dari sembilan murid, satu guru, dan satu warga Subang.
Informasi terakhir yang diperoleh, seluruh korban meninggal dunia sudah dibawa ke Kota Depok untuk diserahkan kepada keluarga masing-masing. Sementara 12 korban luka berat masih dalam perawatan intensif di RSUD Subang.
Terkait kasus kecelakaan saat study tour, pengurus Yayasan Kesejahteraan Sosial (YKS) yang menaungi SMK Lingga Kencana Depok angkat suara. Staf bagian informasi YKS, Dian Nur Farida mengatakan bahwa pihaknya berterima kasih ke pemerintah dan masyarakat yang telah membantu penanganan dengan cepat.
“Yayasan melaksanakan upaya koordinasi dengan baik supaya tertangani, siswa selamat pun disambut Bapak Wali Kota Depok subuh tadi. Semoga mereka diberi kekuatan atas musibah ini,” kata Dian dalam konferensi pers di SMK Lingga Kencana, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat, Minggu, 12 Mei 2024.
Dian menuturkan, perpisahan siswa ke Bandung tersebut telah menjadi kesepakatan bersama antara pihak sekolah dan orang tua. “Sudah kesepakatan sebelumnya,” ucapnya.
Mengenai pemilihan tempat, dia menyebut pihak sekolah sudah beberapa kali mengadakan rapat dengan orang tua/wali murid. “Tidak sekonyong-konyong atau tiba-tiba ditentukan, sudah dipilah, disurvei, dan beberapa hal kami juga lakukan persiapan,” ujarnya.
Dian mengklaim armada bus Putera Fajar yang disewa yayasan untuk mengantarkan para guru dan murid berasal dari perusahaan otobus (PO) resmi. Namun, ketika ditanya soal kelayakan jalan bus, yayasan meyakini bahwa alat transportasi yang digunakan sudah cukup layak. Dia berdasar pada dua bus lain yang sampai dengan selamat.
“Kalau kami nggak yakin, kami tidak akan memberangkatkan. Kami berusaha memberikan yang terbaik kepada murid-murid kami,” kata Dian.
MELYNDA DWI PUSPITA
Komentar
Posting Komentar