Pilihan

Putin Menang Telak Lagi di Ukraina, AS Bereaksi Izinkan Serang Rusia - CNBC Indonesia

Putin Menang Telak Lagi di Ukraina, AS Bereaksi Izinkan Serang Rusia

Internasional

News

Senin, 03/06/2024 07:59 WIB

Foto: Vladimir Putin diambil sumpahnya sebagai presiden Rusia saat upacara pelantikan di Istana Grand Kremlin di Moskow, Rusia, Selasa, 7 Mei 2024. (AP/Alexander Kazakov)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia kembali menang di perang Ukraina. Pasukan Vladimir Putin dilaporkan merebut desa Umanskoe di Donbass, yang terletak beberapa kilometer di utara jalan raya penting yang strategis dekat kota Donetsk dan di sebelah barat Avdeevka.

Kementerian Pertahanan Rusia mengkonfirmasi kemenangan baru tersebut Sabtu waktu setempat. Sejumlah saluran Rusia dan Ukraina juga mengatakan bahwa pasukan Moskow telah mengamankan Umanskoe pada akhir Mei, dan melaporkan kehadiran brigade bermotor Rusia masuk di wilayah tersebut.

Beberapa saluran Telegram Rusia juga memposting video yang dimaksudkan untuk menunjukkan spanduk kemenangan Soviet berkibar di atas Umanskoe. Klip lain mengklaim menunjukkan pertempuran sengit di wilayah tersebut, termasuk serangan artileri dan drone terhadap parit Ukraina.

Menurut penasihat ketua Republik Rakyat Donetsk (DPR) Rusia, kelompok pemberontak Ukraina yang bersekutu dengan Kremlin, penguasaan wilayah tersebut akan memungkinkan kendali atas sebagian besar jalan raya menuju kota penting strategis Pokrovsk yang terletak lebih jauh ke barat."
Sehingga mempersulit upaya Kiyv untuk memasok pasukannya di daerah sekitarnya," kata Igor Kimakovsky dikutip RT, Senin (3/6/2024).

Sebelumnya, pasukan Rusia memang telah dilaporkan mencapai kemajuan yang stabil atas perangnya dengan Ukraina. Selain berhasil merebut wilayah di sekitar kota Donetsk, Rusia juga berhasil mengambil alih beberapa wilayah di Avdiivka.

Kekalahan Ukraina ini tiba saat penantian lima bulan akan datangnya bantuan dari Amerika Serikat (AS) akhirnya membuahkan hasil. Parlemen Negeri Paman Sam akhirnya menyetujui bantuan militer senilai US$ 61 miliar (Rp 987 triliun).

AS Restui Serang Rusia

Sementara itu, Presiden AS Joe Biden disebut telah memberikan restu kepada Ukraina untuk menggunakan senjata buatannya dalam menyerang teritori Rusia. Ini dilaporkan saat Kyiv terus menderita serangkaian kekalahan di medan perang.

Mengutip CNN International, hal ini dikonfirmasi langsung oleh Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken. Hal ini terjadi setelah Kyiv membuat permohonan itu.

"Selama beberapa minggu terakhir, Ukraina mendatangi kami dan meminta izin untuk menggunakan senjata yang disediakan untuk mempertahankan diri dari agresi ini" di dekat Kharkiv, termasuk melawan pasukan Rusia yang berkumpul di sisi perbatasan Rusia," kata Blinken pada sebuah konferensi pers di Praha, dikutip Senin.

Kyiv mengajukan permintaan kepada Washington untuk mengubah kebijakannya hanya dalam beberapa minggu terakhir seiring kemajuan pasukan Rusia. Pasukan Rusia, depot amunisi dan pusat logistik kini dapat menjadi sasaran artileri dan roket yang disediakan AS di seberang perbatasan dari Kharkiv di Rusia Barat.

Dua pejabat AS mengatakan kepada CNN International bahwa Biden hanya memberikan lampu hijau di sekitar wilayah perbatasan Kharkiv untuk memberikan kesempatan bagi Kyiv untuk mempersiapkan diri dalam menahan potensi serangan Moskow.

"Presiden baru-baru ini mengarahkan timnya untuk memastikan bahwa Ukraina dapat menggunakan senjata yang disuplai AS untuk tujuan serangan balasan di Kharkiv sehingga Ukraina dapat membalas serangan pasukan Rusia atau bersiap untuk menyerang mereka," kata salah satu pejabat dikutip Senin (3/6/2024).

"Namun wilayah tersebut terbatas pada wilayah di sekitar Kharkiv, dan Ukraina belum meminta izin lebih dari itu. Kami tidak mengantisipasi AS akan memperluas wilayah yang diizinkan," tambahnya.

Dengan pemberian izin ini ini, AS menjadi negara setelah Jerman dan Prancis yang memberikan lampu hijau bagi Ukraina untuk menyerang Rusia dengan senjata buatannya. Sebelumnya, dua negara Eropa itu telah memberikan izin bagi Ukraina untuk terbatas menyerang pangkalan dan fasilitas militer Rusia.

"Kami pikir kami harus mengizinkan mereka untuk menetralisir situs militer tempat rudal ditembakkan dan, pada dasarnya, situs militer tempat Ukraina diserang," lanjut Macron.

Diketahui, Washington dan sekutunya dalam aliansi NATO terus memberikan bantuan persenjataan kepada Ukraina. Mereka juga mencap aksi Rusia dalam menyerang tetangganya itu merupakan sesuatu yang ilegal.

Seorang pejabat NATO mengatakan bahwa keunggulan Rusia tak lepas dari kemampuan Negeri Beruang Putih untuk memproduksi senjata dalam jumlah besar. Jumlahnya bahkan lebih besar daripada senjata yang diberikan AS dan NATO.

"Rusia melebihi produksi kami dalam hal-hal yang kami tahu dibutuhkan oleh Ukraina," ujarnya dikutip BBC International.


Prabowo-Zelensky

Sementara itu, Menteri Pertahanan Republik Indonesia Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Sabtu. Pertemuan ini bertujuan untuk memperkuat kerja sama di bidang pertahanan dan membahas isu-isu global yang mendesak.

"Salam hangat dan apresiasi kepada Presiden Ukraina atas inisiatif pertemuan hari ini, khususnya untuk membahas persoalan pertahanan," ujar Prabowo, dikutip dari keterangan resmi.

Indonesia dan Ukraina sepakat bahwa dialog damai dan solusi diplomatik merupakan jalan terbaik untuk mengatasi permasalahan ini. Selain itu, Indonesia dan Ukraina juga melihat peluang untuk berkolaborasi dalam sektor industri pertahanan melalui transfer teknologi.

Di akhir pertemuan, Menhan Prabowo menyatakan bahwa Indonesia akan memperkuat komitmennya untuk membangun hubungan pertahanan yang kuat dan saling menguntungkan dengan Ukraina.

Saksikan video di bawah ini:

Video: Putin "Warning" NATO Karena Mau Berikan Senjata Untuk Ukraina


(sef/sef)

Komentar

Opsi Media Informasi Group

Baca Juga (Konten ini Otomatis tidak dikelola oleh kami)

Antarkabarid

Arenanews

Antaranews

Berbagi Informasi

Kopiminfo

Liputan Informasi 9

Media Informasi

Opsi Informasi

Opsitek