Jumlah ATS Menurun, Masih Ada 97 Anak Tidak Sekolah di Kota Magelang: Disdikbud Optimis Zero ATS - Radar Jogja
Jumlah ATS Menurun, Masih Ada 97 Anak Tidak Sekolah di Kota Magelang: Disdikbud Optimis Zero ATS - Radar Jogja
MAGELANG - Jumlah anak tidak sekolah (ATS) di Kota Magelang tahun 2024 menurun signifikan. Hingga awal Juli ini, jumlah ATS menjadi 97 anak, mayoritas berasal dari Kelurahan Rejowinangun Utara.
Dibandingkan tahun 2023 lalu, jumlah ATS sebanyak 233 anak pada periode yang sama.
Kepala Disdikbud Kota Magelang Imam Baihaqi mengatakan, jumlah ATS di wilayahnya selalu turun dari tahun ke tahun.
Pada 2021, anak putus sekolah atau ATS berjumlah 1.309 anak. Lalu, pada 2022 tercatat turun menjadi 793 anak.
Kemudian, pada 2023, jumlahnya menurun signifikan menjadi 233 anak. Sementara data terakhir yang diterima, tercatat ada sebanyak 97 ATS.
"Selama ini, anak-anak yang putus sekolah kan tidak tertangani. Oleh karena itu, kami berkolaborasi dengan berbagai pihak agar mereka tertarik untuk sekolah lagi," katanya, Rabu (3/7/2024).
Baca Juga: Mengenal Cagar Budaya Omah UGM Kotagede: Rumah Tradisional yang Dilestarikan Universitas Gadjah Mada
Imam menjelaskan, penurunan yang terjadi tiap tahun ini tak lepas dari komitmennya untuk terus berupaya agar dapat mencapai zero ATS.
Salah satu upayanya itu dilakukan, dengan membuat sebuah branding bertajuk Asek Keren atau Ayo Sekolah Kudu Sregep Ojo Leren.
"Branding itu merupakan kolaborasi pentahelix dengan melibatkan OPD lain dalam penanganan ATS di Kota Magelang," ujarnya.
Baca Juga: Rooftop Parkiran Abu Bakar Ali: Spot Nyore yang Wajib Dikunjungi di Yogyakarta
Dia menyebut, ada beberapa faktor yang menyebabkan anak-anak tidak mau bersekolah. Seperti faktor ekonomi, disabilitas, sudah bekerja, kurangnya motivasi, dan lainnya.
Disdikbud bersama sekolah selama ini aktif memberikan motivasi kepada siswa dan orang tua untuk mencegah putus sekolah.
Adapun, untuk menekan jumlah ATS tersebut, disdikbud membentuk pamong Balai Belajar di masing-masing kelurahan.
Baca Juga: CATAT!! Jadwal Lengkap Gelaran EURO 2024 Babak Perempat Final, Diawali Spanyol vs Jerman
Tugasnya untuk mendata serta mengajak anak-anak agar mau bersekolah kembali, seperti di pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM).
Dengan begitu, anak-anak dapat leluasa memilih waktu untuk belajar di PKBM.
"Kami juga akan membentuk pamong belajar percontohan di Kelurahan Rejowinangun Utara karena termasuk daerah yang tingkat kemiskinannya tinggi begitupula dengan ATS-nya," jelasnya.
Baca Juga: Fenomena Gaya Berpakaian Seken di Kalangan Masyarakat: Tren Baru yang Berkelanjutan
Meski penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun ajaran 2024/2025 telah usai, namun sekolah diperbolehkan menerima calon siswa baru.
Ini dilakukan untuk memenuhi daya tampung sekolah yang kekurangan siswa. Termasuk menerima ATS.
Untuk menekan munculnya ATS baru, Imam mengimbau kepada kepala sekolah untuk tidak mengeluarkan anak dengan mudah.
Ketika anak tersebut tergolong nakal dan masih bisa dibina, hal itu menjadi kewajiban sekolah untuk mempertahankannya. (aya)
Komentar
Posting Komentar