Drone Ukraina Bombardir 4 Pangkalan Udara Rusia, Bikin Malu Moskow
--
Ukraina melancarkan serangan udara secara besar-besaran ke sejumlah wilayah vital Rusia sejak Selasa (14/8) dan Rabu (14/8) waktu setempat.
Drone-drone Ukraina tersebut membombardir empat pangkalan udara Rusia dalam serangan terbesar sejak perang dua negara itu dimulai pada Februari 2022.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Serangan besar-besaran itu pun disebut pihak militer Ukraina membuat malu Moskow bersamaan dengan invasi balik yang dilakukan Ukraina ke wilayah Rusia.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyambut gembira serangan besar-besaran tersebut ke wilayah vital Rusia.
Ia menyebut serangan drone-drone itu dilancarkan secara "jitu, efektif, dan di waktu yang tepat," seperti dikutip dari CNN.
"Drone-drone Ukraina kami bekerja sesuai tujuannya. Namun, tentu ada sejumlah hal yang tidak bisa dilakukan hanya menggunakan drone," tutur Zelensky.
Salah satu sumber dari badan keamanan Ukraina mengatakan kepada CNN bahwa serangan itu merupakan yang terbesar yang menghantam empat pangkalan udara Rusia di wilayah Kursk dan Voronezh, serta Nizhny Novgorod, sebelah timur Moskow.
Serangan udara itu juga berbarengan dengan serbuan besar-besaran ribuan tentara Ukraina ke wilayah Kursk, Rusia, sehingga menyebabkan ribuan warga mengungsi.
Meski demikian, Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan telah menghancurkan 117 drone tempur dan menepis empat rudal taktis yang memasuki wilayah Kursk dan sekitarnya.
Dalam media sosial Telegram Gubernur Voronezh Aleksandr Gusev menyatakan sebanyak 35 drone Ukraina berhasil dihancurkan.
Meski tak ada korban tewas, Gusev mengakui bahwa serangan-serangan drone itu menghancurkan faslitas umum, kendaraan, dan properti lainnya. Ia juga memperingatkan akan risiko serangan-serangan drone yang lebih besar.
Sebaliknya, Kepala Staf Umum Angkatan Darat Ukraina menyatakan bahwa pihaknya berhasil menghancurkan jet tempur bomber Rusia SU-34 di wilayah Kursk pada Selasa (14/8).
Sementara itu, Gubernur Belgorod Vyacheslav Gladkov melalui Telegram mengumumkan status darurat di wilayahnya dan mengatakan bahwa situasi di lapangan "amat sulit dan tegang"
Pemerintah daerah pun, lanjut Gladkov, menyerahkan sepenuhnya ke pemerintah federal untuk mengumumkan status darurat.
(bac)
Komentar
Posting Komentar