Sudzha Rusia Dikuasai Pasukan Ukraina, Warga Teriak Minta Tolong Putin
--
Pasukan Ukraina menguasai Kota Sudzha, wilayah Kursk, Rusia, pada Kamis (15/8) waktu setempat melalui pertempuran sengit.
Warga Kota Kursk yang sempat mendokumentasikan pertempuran sengit antara pasukan Ukraina dan Rusia pun teriak meminta pertolongan Presiden Rusia Vladimir Putin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para tentara Ukraina yang berhasil merangsek ke wilayah Rusia pun tergolong bukan pasukan sembarangan. Sejumlah unit kombatan itu terdiri dari pasukan reguler dan pasukan operasi khusus.
Pasukan Ukraina kini tak lagi menggunakan misi klandestin atau senyap dan memanfaatkan simpatisan lokal dalam melakukan infiltrasi ke wilayah Kursk, Rusia, seperti dikutip dari CNN.
Rusia sebelumnya mengklaim bahwa pasukan tempur negara itu berhasil menghentikan laju pasukan Ukraina di Kursk. Namun belakangan, Moskow mengakui telah terjadi pertempuran sengit di wilayah tersebut.
Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan bahwa pasukan dari unit "Utara" bersama dengan Badan Keamanan Federal Rusia (FSB) "terus menghancurkan formasi angkatan darat Ukraina di distrik Sudzhansky dan Korenevesky wilayah Kursk dekat perbatasan Rusia-Ukraina."
CNN tidak bisa melakukan verifikasi secara independen mengenai klaim dari Rusia tersebut.
Sejumlah warga Kursk yang tinggal di distrik Sudzhansky merekam video insiden pertempuran sengit itu. Mereka kemudian meminta pertolongan Putin sembari mengatakan bahwa ada salah informasi terkait situasi sebenarnya.
Mereka menyatakan bahwa pernyataan Kemhan Rusia bahwa situasi bisa dikendalikan merupakan informasi yang salah.
Rekaman video dan pernyataan warga Kursk itu disampaikan melalui Telegram untuk menggambarkan situasi terkini gempuran pasukan Ukraina di kota kecil Sudzhansky, wilayah Kursk, Rusia.
"Kebohongan ini menyebabkan warga lokal tewas. Kepala Staf Umum baru-baru ini menyatakan bahwa situasi terkendali, tapi hari ini pertempuran besar sedang berlangsung di Sudzhansky dan Korenevsky," demikian ujar salah satu warga yang merekam pertempuran antara pasukan Ukraina dan Rusia.
"Sudzha diserang, hancur lebur hanya dalam hitungan beberapa jam. Pemerintah daerah tak mampu berbuat apa-apa," ujar warga itu lagi.
Sejumlah warga mengeluhkan bahwa tidak ada proses evakuasi yang terorganisasi sehingga serbuan tentara Ukraina membuat warga panik. Para warga terpaksa meninggalkan rumah-rumah mereka pada tengah malam tanpa sempat membawa barang-barang dan dokumen milik mereka.
Mereka juga tidak bisa menghubungi keluarga dan kerabat yang masih tertinggal di belakang.
"Kami melarikan diri di antara pengeboman dan berondongan senjata. Kami berlari di antara puing-puing," tutur warga Kursk lainnya.
"Kami pergi bersama anak-anak tidak tahu mau kemana, tanpa kompensasi, dan tanpa uang. Kami pergi hanya membawa pakaian yang melekat di badan kami," ujar warga dengan identitas anonim tersebut.
Berdasarkan keterangan dari warga desa Malaya Loknya di wilayah Kursk, hampir 90 persen desa telah dikuasai pasukan Ukraina.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Rusia menyatakan 66 orang termasuk anak-anak mengalami luka-luka akibat serangan pasukan Ukraina di Kursk. Persediaan obat-obatan, kantung-kantung darah, telah disiapkan sesuai jumlah yang dibutuhkan.
(bac)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar