SD di Wonogiri Jateng Ini Wajibkan Murid Bawa Bekal, Usai Kasus 25 Siswa Diduga Keracunan - Tribunsolo

 

SD di Wonogiri Jateng Ini Wajibkan Murid Bawa Bekal, Usai Kasus 25 Siswa Diduga Keracunan - Tribunsolo

Laporan Wartawan TribunSolo, Erlangga Bima Sakti

TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Sebanyak 25 siswa SD Negeri 2 Jatiroto, Wonogiri diduga mengalami keracunan.

Puluhan anak itu mengalami gejala yang sama yakni mual, pusing hingga muntah.

Kepala SD Negeri 2 Jatiroto, Ria Sulistyono menyebut per hari Jumat (9/8/2024), sebagian besar siswa yang diduga mengalami keracunan sudah masuk sekolah.

"Perkembangannya dari 25 siswa yang kemarin sempat merasakan gejala pusing, mual dan muntah, 3 siswa dirawat dan sudah boleh pulang," kata dia.

Baca juga: Kebakaran Balai Dusun Sambeng di Wonogiri Jateng, Ratusan Kursi Plastik Hingga Meja Kayu Ludes

Menurut dia, hingga hari ini dari 25 siswa yang bergejala itu, tinggal 6 siswa yang belum kembali bersekolah. 

Tiga diantaranya adalah siswa yang sempat menjalani rawat inap.

"Total sampai hari ini masih ada 6 yang belum masuk, 3 yang sempat rawat inap itu," ucap dia.

"Semuanya kondisi membaik, sebagian besar sudah masuk seperti biasa," imbuhnya.

Di sisi lain, selain berfokus pada pemulihan kondisi siswa, pihak sekolah sejak Rabu (7/8/2024) mewajibkan siswa untuk membawa bekal dari rumah, termasuk air minumnya.

Seandainya air minum yang dibawa siswa habis, pihak sekolah menurutnya akan menyediakan air minum di kelas masing-masing.

Baca juga: Dugaan Keracunan 25 Siswa SD di Wonogiri Jateng, Jekek : Jangan Sampai Ada Motif Yang Penting Laku

Selain itu, pihak sekolah juga telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan Puskesmas setempat terkait pembentukan paguyuban pedagang yang biasa mangkal di lingkungan sekolah.

"Setelah terbentuk kami minta edukasi dari dinas dan puskesmas. Untuk waktunya tidak sesegera mungkin. Sebab, masalah ini belum dinyatakan selesai sepenuhnya," ujar dia.

Pembentukan paguyuban itu, kata dia, sebagai salah satu cara memantau apa saja jajanan yang dikonsumsi siswa.

Semisal ada pedagang baru dan belum bergabung bisa memberitahu pihak sekolah untuk masuk ke paguyuban.

"Rencananya juga membuat kantin sehat di dalam sekolah," ucap dia.

"Kami jadu mudah mengontrol apa yang dimakan anak-anak," pungkasnya.

(*)

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya