Sudah Hampir Deal, Pesawat Tempur Incaran Malaysia Terancam Direbut Amerika - Zona Jakarta - Opsiin

Informasi Pilihanku

demo-image
demo-image

Sudah Hampir Deal, Pesawat Tempur Incaran Malaysia Terancam Direbut Amerika - Zona Jakarta

Share This
Responsive Ads Here

 

Sudah Hampir Deal, Pesawat Tempur Incaran Malaysia Terancam Direbut Amerika - Zona Jakarta


ZONAJAKARTA.COM - Malaysia dalam posisi was-was soal pertahanan udaranya, setelah terlibat "perebutan" pesawat dengan Amerika Serikat.

Sejak 2022, Malaysia merasa sudah mulai ketinggalan dalam pengadaan pesawat tempurnya.

Negeri Jiran ini kemudian semakin tertinggal dari negara-negara ASEAN.

Apalagi, kemudian Indonesia membeli 42 jet tempur Rafale dari Prancis.

Sedangkan Thailand baru saja menandatangani kontrak untuk mendatangkan JAS39-Gripen dari Swedia.

Filipina juga sudah menyediakan anggara besar untuk membeli jet tempur dan sedang memilih antara produksi Korea Selatan, Swedia, atau Amerika.

Vietnam juga demikian, sudah ancang-ancang menambah pesawat tempurnya.

Sedangkan Singapura paling agresif dan maju dalam memperkuat pertahanan udaranya, bahkan sudah memiliki armada generasi kelima F-35.

Malaysia memang sudah menandatangani kontrak untuk akuisisi 18 pesawat tempur FA-50M dari Korsel.

Namun, Malaysia baru menerima 4 unit pada 2026 dan sisanya akan dikirim kemudian.

Sebab itu, Malaysia berusaha keras memborong pesawat bekas milik Kuwait, F/A-18 Hornet tipe C dan D.

Menurut analis pertahanan Kuwait, Ali Al Hashim kepada Breaking Defense, Kuwait memiliki 27 F/A-19C Hornet yang berkursi tunggal dan 6 F?A-18D Hornet yang berkursi ganda.

Seluruh pesawat buatan Boeing itu akan dibeli Malaysia untuk menutupi gap pertahanan udaranya.

Kuwait juga sudah setuju melepaskannya ke Malaysia, namun menunggu pesawat baru yang dipesan datang terlebih dulu,

Senin, 14 Oktober 2024 | 08:42 WIB
Pesawat tempur F/A-18 Hornet. Malaysia akan mengakuisisi sekitar 33 F/A-18C/D milik Kuwait, namun sewaktu-waktu bisa direbut oleh Amerika Serikat. (youtube Asia Defense)

Kuwait memodernisasi pertahanan udaranya dengan membeli 28 unit F/A-18 Super Hornet yang lebih canggih dari generasi sebelumnya.

Dalam kontrak, Kuwait memesan 22 unit F/A-18E Super Hornet yang berkursi tunggal dan 6 unit F/A-18F Super Hornet yang berkursi ganda.

Selain itu, Kuwait juga memesan 28 pesawat Eurofighter Typhoons yang dikembangkan BAE Systems.

Jika pesawat-pesawat baru tersebut sudah didatangkan, maka Kuwait baru melepaskan pesawat lamanya, F/A-18C/D Hornet ke Malaysia.

Kesepakatan Kuwait dan Malaysia semakin matang setelah Menteri Pertahanan Malaysia, Datuk Seri Mohamed Khalaed Nordin berkunjung ke Kuwait pada 6 Oktober 2024.

Didampingi Kepala Staf Angkatan udara Malaysia, Jenderal Tan Sri Asghar Khan Goriman Khan, Mohamed Khaled Nordin menyatakan puas.

Sebab, kondisi pesawat-pesawat F/A-18C/D Hornet Kuwait yang akan dibeli Malaysia dalam kondisi bagus.

Selain itu, pesawat-pesawat tersebut tidak kelelahan dan baru terbang selama 2.000 sampai 3.000 jam.

"Pesawat-pesawat ini belum mencapai jam terbang maksimal, yakni 6.000 sampai 7.000 jam," jelas Mohamed Khaled Nordin.

Maka, Menhan Malaysia itu pada 8 Oktober 2024 berani mengumumkan bahwa Malaysia selangkah lagi akan mengakuisisi pesawat-pesawat tempur Kuwait.

Menurutnya, Kuwait juga sudah setuju melepas F/A-18C/D Hornet mereka ke Malaysia.

Hanya saja, Malaysia harus menunggu Kuwait mendapatkan pesawat-pesawat barunya, yakni F/A-18E dan F/A-18F Super Hornet serta Eurofighter typhoon terlebih dulu.

Problemnya, kalaupun pesawat-pesawat baru yang dipesan Kuwait sudah datang, ternyata Malaysia tak bisa langsung mengakuisisi F/A-18C/D.

Halaman:
Senin, 14 Oktober 2024 | 08:42 WIB
F_A-18-Hornet-Youtube-Asia-Defense-1481157711
Pesawat tempur F/A-18 Hornet. Malaysia akan mengakuisisi sekitar 33 F/A-18C/D milik Kuwait, namun sewaktu-waktu bisa direbut oleh Amerika Serikat. (youtube Asia Defense)

Kuwait ternyata tak bisa menjual F/A-18C/D itu tanpa persetujuan negara produsen, Amerika Serikat, dalam hal ini Angkatan Laut (US NAVY).

"Kuwait belum bisa menjual Legacy Hornetnya kepada negara lain tanpa persetujuan Angkatan Laut Amerika Serikat," kata analis militer Kuwait, Ali Al Hashim kepada Breaking Defense.

Persoalan lebih serius, komando Korps Marinir ternyata juga berminat mengakuisisi pesawat bekas Kuwait itu.

Sehingga, kunci sekarang berada di tangan Amerika.

Negeri produser F/A-18 Hornet itu juga memandang pesawat-pesawat bekas Kuwait masih prima dan menguntungkan untuk diakuisisi, karena harganya pasti sudah murah.

Sementara, kemampuan F/A-18C/D Kuwait itu masih bagus dan bisa diupgrade lebih baik lagi.

Ini yang membuat Malaysia dalam situasi waswas soal pengadaan pesawat tempurnya tersebut.

Sewaktu-waktu, pesawat incaran Malaysia yang sudah hampir di tangan itu bisa direbut Amerika Serikat.

Minat Amerika untuk mengambil semua pesawat F/A-18 Hornet Kuwait bahkan sudah disampaikan pada 2022.

Itu sebabnya, dalam waktu dekat Menteri pertahanan malaysia, Mohamed Khaled Nordin akan segera terbang ke Washington untuk melakukan lobi.

Jika sukses, maka Malaysia hanya tinggal menunggu waktu untuk mendapatkan jet temur F/A-18C/D.

Jika ternyata Amerika masih berminat, maka negara Paman Sam itu memiliki kunci untuk merebut pesawat-pesawat Kuwait tersebut. ***

Halaman:
Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arenanews

Berbagi Informasi

Media Informasi

Opsiinfo9

Post Bottom Ad

Pages