10 Juta Rumah Kosong di Jepang, Harganya Mulai dari Rp16 Ribu
Rumah kosong yang dalam bahasa Jepang disebut Akiya itu saat ini mencapai 10 juta unit yang tersebar di berbagai wilayah, terutama di perdesaan.
Rumah kosong yang dalam bahasa Jepang disebut Akiya itu saat ini mencapai 10 juta unit. (Foto: MNC Media)
IDXChannel - Jepang tengah menghadapi krisis penduduk di tengah semakin banyak warga lansia. Situasi tersebut ikut berdampak pada rumah-rumah kosong yang terbengkalai dan dijual dengan harga murah.
Dikutip dari Japan Times, Jumat (29/11/2024), rumah kosong yang dalam bahasa Jepang disebut Akiya itu saat ini mencapai 10 juta unit yang tersebar di berbagai wilayah di Jepang, terutama di perdesaan.
Sebagian di antaranya dijual USD5 ribu yang dirupiahkan sekitar Rp75 juta. Bahkan, berdasarkan keterangan dari pemilik situs akiyaz.io, Matthew Ketchum, ada rumah akiya yang dijual USD1 atau Rp16 ribu saja.
Kendati demikian, calon pembeli jangan terkecoh dengan harganya yang murah. Mereka yang tertarik membeli akiya harus menyiapkan dana renovasi yang cukup besar karena rumah kosong ini belum siap pakai.
"Saat ini, saya bisa bilang bahwa kira-kira perlu 5 juta hingga 10 juta yen (Rp500-Rp1 miliar) untuk properti yang butuh direnovasi," katanya.
Keberadaan akiya banyak menarik perhatian warga di seluruh dunia. Pasutri asal Amerika Serikat (AS), Dani dan Evan Benton membeli rumah kosong di Jepang sekitar USD6.500 atau Rp100 juta.
Dilansir Business Insider, pasangan ini mengajukan visa bisnis di Jepang pada awal 2023. Mereka pun berencana membuka bisnis penyewaan rumah, dengan membeli akiya tentunya.
Ditambah, mereka memasukkan proposal bisnis madu dan pertanian skala rumahan. Dalam rencana itu, Dani juga akan menawarkan jasa fotografi.
Di samping, mereka juga wajib menyiapkan deposit sedikitnya 5 juta yen (Rp50 juta). Deposit tersebut menjadi syarat utama agar visa bisa lolos sehingga mereka bisa membuka rekening bank hingga memperoleh berbagai izin usaha yang dibutuhkan di Jepang.
Setelah mendapatkan visa yang berlaku enam bulan, keduanya pun membeli dan merenovasi akiya menjadi guesthouse. Area Omishima menjadi tujuan utama mereka.
"Kami memiliki sejumlah daftar rumah (akiya) di Omishima yang ingin kami periksa hingga akhirnya kami pun memutuskan (tinggal) di sini," kata Evan.
Pemilik sebelumnya seorang pria berusia 75 tahun masih tinggal di dekat rumah itu. Tadinya, rumah itu ditinggali oleh orang tua pemilik sebelumnya sebelum meninggal dunia sekitar 10 tahun lalu. Sejak saat itu, rumah itu tak pernah disentuh sehingga ada beberapa furnitur yang ditinggalkan.
Menurut Evan, rumah yang mereka beli termasuk masih cukup layak untuk ditinggali. Bahkan, mereka masih bisa tinggal di rumah itu saat direnovasi. Mereka mengaku menghabiskan USD19 ribu (Rp300 juta) untuk renovasi dan USD5 ribu (Rp80 juta) untuk furnitur.
Setelah direnovasi, rumah tersebut kemudian disewakan lewat Airbnb mulai dari 20 ribu yen (Rp2 juta) per malam
(Rahmat Fiansyah)
Komentar
Posting Komentar