Rusia Sesumbar Diminta Indonesia Pasok Senjata Tahun 2025-2030 & Pamer Punya 7 Kontrak Kerja Sama Militer Padahal Masih Dibelenggu CAATSA Amerika - Zona Jakarta
Rusia Sesumbar Diminta Indonesia Pasok Senjata Tahun 2025-2030 & Pamer Punya 7 Kontrak Kerja Sama Militer Padahal Masih Dibelenggu CAATSA Amerika - Zona Jakarta
ZONAJAKARTA.COM- Indonesia selama ini dibelenggu ancaman sanksi CAATSA dari Amerika Serikat (AS) jika nekat melakukan pembelian peralatan militer dari Rusia, Korea Utara, China dan Iran.
Undang-undang Countering America's Adversaries Through Sanctions (CAATSA) yang ditandatangai Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada tahun 2017 lalu membelenggu Indonesia dalam upaya membeli jet tempur Su-35 Rusia.
Dikutip Zonajakarta.com dari Asia Times, sanksi CAATSA yang mengancam Indonesia membeli Su-35 itu disahkan oleh Kongres AS pada 2017 dengan tujuan memaksa pemerintah untuk menahan diri dari kerja sama militer dengan Iran, Korea Utara dan Rusia, dan kemudian China.
Jika Indonesia nekat tetap membeli Su-35, ada nilai perdagangan Indonesia-AS yang akan hangus bila sanksi CAATSA dijatuhkan.
Padahal, Indonesia dan Rusia sejak 2015 sudah sepakat soal pembelian Su-35.
Namun, kekesalan Washington disebut media Rusia merubah segalanya.
Baca Juga:
Rusia yang rugi bandar karena batal menjual Su-35 ke Indonesia, sampai menjuluki AS sebagai 'Polisi Dunia'.
Hal ini seperti dikutip Zonajakarta.com dari Zvezdaweekly.ru edisi 10 Januari 2019, media Rusia yang kesal dengan sanksi CAATSA AS terhadap Indonesia menjuluki Washington sebagai polisi dunia.
"Kesepakatan dasar mengenai kontrak militer yang menjanjikan antara Indonesia dan Rusia dicapai pada tahun 2015.
Para pihak membahas jumlah pesawat, harga dan ketentuan.
Jakarta mengusulkan barter parsial - setengah miliar dolar akan ditransfer dalam mata uang keras, dan untuk paruh kedua dari jumlah tersebut mereka berjanji untuk memasok minyak sawit, teh, kopi, dan karet ke Rusia.
Rusia tidak memprotes - setengah miliar bukanlah hal yang disayangkan bagi mitra strategisnya di Asia.
Baca Juga:
Selain itu, barang barter ternyata sangat likuid.
Dengan mudahnya, Rusia memutuskan untuk memulai pengiriman pada tahun 2018 - skuadron pertama Su-35 seharusnya mendarat di lapangan terbang Indonesia pada bulan Oktober.
Namun kemudian terdengar seruan kesal dari Washington.
Polisi dunia mengangkat tongkat estafet berat ke Jakarta dengan nama CAATSA, yang merupakan hal yang menakutkan bagi semua kekuatan dunia ketiga.
Singkatan ini mengacu pada undang-undang federal yang menempatkan 'jerat' ekonomi pada hampir semua negara yang berani berbisnis dengan Federasi Rusia tanpa persetujuan AS.
Sebuah negara merdeka praktis diberi ultimatum: apakah Anda ingin membuat 'lingkaran' terhadap pesawat tempur Rusia?.
Baca Juga:
Maka bersiaplah untuk terjun ke dalam jerat sanksi Amerika!," jelas media Rusia tersebut.
Meski sanksi CAATSA dari AS masih menghantui Indonesia hingga kini, namun Rusia mengumumkan jika pihaknya menerima permohonan untuk memasok senjata dan peralatan militer ke Indonesia.
Hal ini seperti dikutip Zonajakarta.com dari RIA Novosti edisi 15 November 2024, Rusia disebut telah menerima permohonan dari Indonesia untuk pasokan senjata dan peralatan militer untuk tahun 2025-2030.
Proposal tersebut dikatakan sedang diproses.
Vladimir Bulavin, kepala Komite Dewan Federasi untuk Pertahanan dan Keamanan, kepada RIA Novosti mengatakan kedua negara saat ini tengah bekerja sama dalam tujuh kontrak.
Menurut Bulavin, Rusia dan Indonesia saat ini “bekerja sama dalam tujuh kontrak kerja sama militer-teknis, yang berada pada berbagai tahap implementasi untuk pasokan senjata dan peralatan militer".
Baca Juga:
"Kami menerima permohonan dari rekan-rekan kami di Indonesia untuk tahun 2025-2030.
Dalam waktu dekat, proposal dari pihak Rusia sesuai dengan permohonan ini akan disiapkan," kata narasumber lembaga tersebut.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Indonesia belum mengkonfirmasi pernyataan Rusia tersebut.
Namun, Presiden Indonesia Prabowo Subianto saat masih menjabat sebagai Menteri Pertahanan memang sempat melakukan pertemuan dengan Menteri Pertahanan Federasi Rusia, Andrey Belusov, di Rusia, Rabu (31/7/2024).
Dikutip Zonajakarta.com dari rilis resmi Kemhan, di awal pertemuan Prabowo memberikan ucapan selamat kepada Menteri Pertahanan Federasi Rusia, Andrey Belusov yang baru saja dilantik pada bulan Mei lalu.
“Saya menyampaikan ucapan selamat atas pelantikan Anda sebagai Menteri Pertahanan Federasi Rusia yang baru.
Baca Juga:
Saya senang berkesempatan bertemu dan berdiskusi dengan Anda hari ini,” kata Prabowo Subianto kepada Menhan Federasi Rusia.
"Dalam pertemuan ini Menhan Prabowo menyampaikan keinginan adanya alih teknologi dari Rusia untuk mewujudkan industri pertahanan Indonesia yang mandiri," tulis Kemenhan dalam rilisnya.
Usai pertemuan dengan Menhan Rusia, Menhan Prabowo bertemu dengan Presiden Federasi Rusia, Vladimir Putin di Istana Kremlin.
***
Komentar
Posting Komentar