Bos KLM Bicara soal Tingginya Permintaan Rute Penerbangan ke Indonesia
| tempo
SEPANJANG 2024, industri penerbangan internasional menunjukkan pemulihan yang signifikan setelah terkena dampak pandemi Covid-19. Menurut Badan Pusat Statistik, jumlah penumpang internasional sepanjang Januari hingga November 2024 mencapai 17,3 juta orang atau naik 21,86 persen dibanding periode yang sama pada 2023.
Managing Director and COO KLM Royal Dutch Airlines Maarten Stienen mengungkapkan pemulihan bisnis maskapai internasional berlangsung lebih cepat dari yang diperkirakan. Namun ia mengungkapkan industri ini masih menghadapi tantangan, seperti kenaikan harga bahan bakar, inflasi global, dan tekanan untuk mencapai target keberlanjutan.
KLM Royal Dutch Airlines, sebagai salah satu pemain dalam industri ini, juga merasakan tantangan tersebut. Pada kuartal ketiga 2024, Air France-KLM melaporkan penurunan laba operasional menjadi 1,18 miliar euro, turun dari 1,24 miliar euro pada periode yang sama tahun sebelumnya, dengan KLM menghadapi biaya operasional dan pemeliharaan yang lebih tinggi dari perkiraan.
Untuk mengatasi tantangan ini, KLM mengumumkan langkah-langkah penghematan biaya, peningkatan produktivitas, dan penundaan investasi. KLM menargetkan hasil operasional meningkat sebesar 450 juta euro dalam waktu dekat. Selain itu, KLM berencana menambah rute baru, seperti ke San Diego, Amerika Serikat, pada Mei 2025.
Sebagai bagian dari strategi inovasi, KLM memperkenalkan lini Premium Comfort, kelas menengah antara ekonomi dan bisnis, yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan penumpang penerbangan jarak jauh dari berbagai kalangan. Stienen mengatakan Indonesia merupakan salah satu pasar yang berkembang berkat pertumbuhan pariwisatanya. Berikut ini wawancara Tempo dengan Stienen pada 19 Desember 2024.
(Dari kiri) Dutan besar Belanda untuk Indonesia Marc Gerritsen, General Manager Asia Tenggara dan Oseania di Air France KLM Femke Kroese, dan COO KLM Royal Dutch Airlines Maarten Stienen, di acara peringatan 100 tahun KLM. Dok.KLM
Bagaimana kinerja KLM sepanjang 2024, terutama dalam pertumbuhan dan efisiensi operasional?
Cukup positif. Kinerja operasional kami lebih baik ketimbang tahun lalu. Operasional kami lebih kuat dan kami membawa lebih banyak penumpang pada sembilan bulan pertama tahun ini (2024). Namun kami perlu meningkatkan kinerja keuangan. Kapasitas antarbenua kami masih 90 persen dibandingkan dengan level sebelum pandemi Covid-19 dan biaya kami masih terlalu tinggi.
Bagaimana KLM menyesuaikan strategi operasionalnya agar bisa pulih dari dampak pandemi?
Setelah Covid-19, kami melihat perjalanan udara internasional pulih lebih cepat dari yang diperkirakan. Orang-orang ingin terbang dan akan terus melakukannya. Jadi sangat penting bagi kami untuk mengembalikan jaringan kami dengan kapasitas penuh secepat mungkin. Kami juga memperkenalkan kelas Premium Comfort, kelas antara ekonomi dan bisnis. Ada permintaan yang kuat untuk jenis perjalanan ini. Dengan memodifikasi armada kami saat ini dan membangunnya ke pesawat jarak jauh baru, kami dapat menawarkan ini kepada semua penumpang jarak jauh kami.
Apa saja tantangan utama yang dihadapi KLM dalam menjaga efisiensi operasional di tengah industri penerbangan yang sangat kompetitif?
Kami mengalami masalah rantai pasokan untuk pemeliharaan armada. Beberapa rute kami ke Asia juga terpengaruh karena tidak dapat terbang melewati Rusia, yang mengakibatkan waktu penerbangan lebih lama dan biaya lebih tinggi.
Penting untuk menyelesaikan masalah rantai pasokan dan mengembalikan proses rekayasa serta pemeliharaan kami agar berjalan dengan kecepatan penuh. Ini memungkinkan kami mengembalikan kapasitas antarbenua kami menjadi 100 persen. Kami membutuhkan semua teknisi, pilot, dan kru kabin untuk melakukan ini. Karena itu, kami sedang merekrut serta melatih orang baru.
Seberapa besar kontribusi pasar Indonesia terhadap kinerja global KLM tahun ini?
KLM saat ini mengoperasikan penerbangan harian antara Amsterdam dan Bali dengan pemberhentian di Singapura serta lima penerbangan mingguan antara Amsterdam dan Jakarta dengan pemberhentian di Kuala Lumpur. Pada musim panas 2024, lebih dari 250 ribu penumpang terbang dengan KLM ke dan dari Indonesia, yang menunjukkan tingginya permintaan untuk rute ini. Hal ini tidak mengejutkan lantaran bisnis berkembang pesat di Indonesia dan negara ini memiliki banyak keindahan yang dapat ditawarkan kepada pengunjung.
KLM dikenal karena komitmennya terhadap keberlanjutan. Langkah strategis apa yang telah diambil KLM untuk mengurangi jejak karbon dalam operasionalnya?
Untuk membuat penerbangan lebih ramah lingkungan, kami perlu memiliki rencana jangka pendek, menengah, dan panjang. Jalur tercepat untuk mengurangi dampak kami adalah menambahkan SAF (sustainable aviation fuel) ke campuran bahan bakar kami. Di KLM, kami mencampurkan 1,2 persen SAF ke bahan bakar kami dan grup Air France-KLM membeli SAF terbanyak di seluruh dunia, yaitu 16 persen dari pasokan global pada 2023. Kami berencana menggunakan lebih dari 10 persen bahan bakar penerbangan berkelanjutan di pesawat kami pada 2030, melebihi kewajiban yang ditetapkan oleh European Commission. Kami juga terus berusaha membuat operasi penerbangan lebih efisien. Misalnya menggunakan cara yang lebih hemat bahan bakar dalam penerbangan dan mengurangi berat barang yang kami bawa di dalam pesawat.
Apakah tujuan jangka panjang KLM untuk keberlanjutan lingkungan?
Kami sedang mengerjakan proyek untuk meningkatkan efisiensi bahan bakar penerbangan dalam jangka panjang, seperti kerja sama kami dengan Delft Technical University dalam proyek Flying V atau kerja sama kami dengan ZeroAvia untuk memasang mesin yang dapat terbang dengan hidrogen pada pesawat yang ada.
Bagaimana KLM beradaptasi dengan perubahan preferensi pelanggan, terutama setelah pandemi?
Setelah pandemi Covid-19, kami melihat perjalanan udara internasional pulih lebih cepat dari yang diperkirakan. Karena itu, sangat penting bagi kami untuk membangun kembali jaringan dan terbang dengan kapasitas penuh. Selain itu, kami melihat adanya peningkatan permintaan untuk cara-cara perjalanan yang lebih mewah, yang merupakan contoh dari kelas Premium Comfort baru kami. Kami juga melihat orang-orang menjadi lebih sadar akan dampak mereka terhadap lingkungan dan ingin membuat perjalanan mereka lebih bermakna. Karena itu, kami memberikan pilihan kepada penumpang untuk membeli SAF tambahan dalam penerbangan mereka guna mengurangi dampak perjalanan mereka terhadap planet ini. Kami juga meluncurkan kampanye Travel Well yang bertujuan untuk menginspirasi dan memotivasi orang agar membuat perjalanan mereka bermakna di setiap langkah perjalanan mereka.
Deretan pesawat maskapai penerbangan KLM di Bandara Schiphol, Amsterdam, Belanda, 2 April 2020. REUTERS/Piroschka van de Wouw
Apakah ada rencana pengembangan rute atau ekspansi ke pasar baru dalam waktu dekat?
Kami baru saja mengumumkan beberapa tujuan baru, baik interkontinental maupun di Eropa. Musim dingin ini, kami mulai terbang ke Portland, AS. Pada musim panas 2025, kami akan menambahkan San Diego, AS; Georgetown, Guyana; dan Hyderabad, India, ke jaringan kami. Di Eropa, kami akan menambahkan Exeter, Ljubljana, dan Biarritz.
Apakah KLM memiliki rencana khusus untuk mengadopsi teknologi baru seperti kecerdasan buatan atau otomatisasi dalam operasionalnya?
Kami sudah banyak bereksperimen dengan kecerdasan buatan (AI) dan otomatisasi dalam operasional harian kami. Misalnya, kami menggunakan model AI, TRAYS, untuk memperkirakan berapa banyak makanan yang perlu kami bawa untuk melayani penumpang. Selama uji coba, TRAYS membantu mengurangi limbah makanan sebesar 63 persen. Kami akan terus berinovasi dan mengadopsi AI dalam proses operasional, seperti peramalan kapan pesawat perlu pemeliharaan serta mengoptimalkan jadwal penerbangan kami.
Apa visi Anda untuk KLM dalam 10 tahun mendatang, terutama dalam menghadapi persaingan global?
Tujuan kami adalah menghubungkan orang-orang dan budaya dari seluruh dunia. Penerbangan sangat penting bagi perekonomian kami dan membawa kekayaan bagi komunitas di seluruh dunia. Kami perlu mengurangi dampak kami terhadap planet ini dan tumbuh dengan cara yang seimbang dengan lingkungan, antara lain dengan inovasi pesawat yang lebih bersih dan lebih tenang. Berkat proses pembaruan armada dan upaya terus-menerus mengurangi dampak kami terhadap lingkungan, kami akan mengembalikan jaringan antarbenua kami ke kapasitas penuh dan membawa lebih banyak penumpang dengan cara yang lebih berkelanjutan. ●
Komentar
Posting Komentar