ASN Tendang Siswa yang Demo Tolak Makan Bergizi Gratis, Kini Minta Maaf: Saya Mencucurkan Air Mata - Halaman all - Tribunjatim
ASN Tendang Siswa yang Demo Tolak Makan Bergizi Gratis, Kini Minta Maaf: Saya Mencucurkan Air Mata - Halaman all - Tribunjatim

TRIBUNJATIM.COM - Ribuan pelajar diketahui tengah menggelar unjuk rasa di berbagai wilayah di Papua dalam aksi bernama Solidaritas Pelajar West Papua (SPWP).
Lewat unjuk rasa tersebut, para siswa dari tingkat SMP dan SMA menggelar demo di delapan wilayah Kota dan Kabupaten di Papua.
Aksi demo tersebut guna menolak program makan bergizi gratis yang digagas pemerintahan Prabowo-Gibran.
Baca juga: Ibu-ibu Bawa Bocah Cuek Turun dari Mobil saat Kunjungi Taman Safari Bogor, Aksinya Tuai Protes
Ribuan pelajar tersebut meminta agar pemerintah fokus pada pendidikan gratis saja, ketimbang makan bergizi gratis.
"Kami menolak makanan gratis, kalau bisa gratiskan pendidikan," kata Koordinator Aksi, Ainus Yalak, dilansir dari Tribun Papua.
"Hentikan pemaksaan pembagian makanan dengan melibatkan militer dan kepolisian di sekolah-sekolah kami," ujar orator aksi yang lain.
Sementara itu, beberapa pelajar yang menggelar demo di wilayah Nabire, Papua Tengah, justru bernasib memilukan.
Pelajar SMP dan SMA tersebut sempat ditahan di Polres Nabire setelah aksi.
Terkait penahanan tersebut, Kapolres Nabire, AKBP Samuel Tatiratu, mengurai fakta.
Bahwa para pelajar bakal segera dipulangkan setelah didata.
"Data ini, selanjutnya kita akan laporkan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Nabire, untuk dilanjutkan ke kepala sekolah masing-masing mereka masing-masing," ujar dia.
"Lalu nanti seperti apa ke depan, kami kembalikan kepada Dinas Pendidikan," imbuh AKBP Samuel Tatiratu.
Di sisi lain, aksi oknum aparatur sipil negara (ASN) yang menendang dan menginjak tubuh siswa SMP di Nabire, Papua, juga tengah menjadi sorotan di medsos.
Identitas dari ASN tersebut pun belakangan terkuak.
Aksi yang dilakukan sang ASN membuat publik geram.
ASN tersebut tega menendang badan dan menginjak kaki siswa gara-gara sang pelajar ikut demo tolak program makan bergizi gratis.
Rekaman detik-detik sang ASN menendang dan menginjak pelajar tersebut pada Senin (17/2025) kemarin pun, beredar di media sosial.
Belakangan terkuak sosok ASN yang jadi pelaku penendangan tersebut.
Diduga ASN tersebut adalah Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Nabire, Viktor Tebai.
Dalam video yang dilansir dari akun TikTok @weak03aluak, terlihat puluhan siswa duduk di depan gedung Polres Nabire.
Sembari menunduk, para pelajar yang mengenakan seragam SMP dan SMA tersebut lesu saat dinasihati sang ASN.
"Ada yang SMP? Yang SMP coba angkat tangan," pinta ASN diduga Viktor Tebai, dikutip pada Selasa (18/2/2025) via TribunnewsBogor.com.
Baca juga: Siswa sampai Patungan Demi Upah Guru Ekstrakurikuler Imbas Tak Digaji Kepsek, Padahal SPP Rp250 Ribu
Terlihat ada siswa yang mengacungkan tangan.
ASN itu pun langsung menghampiri siswa SMP tersebut.
Sang ASN langsung mengayunkan kaki kanannya seraya menendang badan pelajar yang mengacungkan tangan.
"Kau SMP? Kau datang bawa aspirasi? Belajar yang baik ya," kata sang ASN.
Melihat rekannya ditendang, para pelajar yang melihatnya sempat tak terima.
Namun di momen tersebut, aparat buru-buru menghentikan ASN tersebut.
"Bapak jangan kayak gitu pak," ujar polisi yang menyaksikan aksi penendangan.
Kendati demikian, sang ASN tetap mengurai kalimat pedas kepada pelajar tersebut.
"Kamu ini masih anak-anak kecil ini, masih ingusan," ucap sang ASN.
Dalam video yang berbeda, terlihat momen Viktor Tebai memberikan nasehat kepada para pelajar.
Viktor meminta para siswa SMP dan SMA belajar saja di sekolah alih-alih ikut demonstrasi.
"Orang tua itu suruh kalian belajar, cari uang itu setengah mati," tutur Viktor.
Lagipula kata Viktor, kebijakan presiden tidak bisa diganggu gugat, apalagi oleh pelajar.
"Jadi kebijakan Presiden Republik Indonesia itu tidak bisa dilawan oleh siapapun, termasuk ibu kepala dinas, termasuk sekretaris, termasuk kapolres, termasuk wakil presiden, saya tidak bisa lawan. Presiden Republik Indonesia itu orang nomor satu di republik ini," pungkas Viktor.

Setelah aksinya menendang dan menginjak siswa SMP viral, Viktor Tebai mengurai klarifikasi.
Dalam akun TikTok @callmynayakh, video diduga Viktor Tebai memberikan klarifikasi, baru-baru ini dibagikan.
Dalam video berdurasi singkat tersebut , diduga Viktor mengurai alasannya marah kepada para pelajar.
"Saya sebagai salah satu orang tua dari Dinas Pendidikan berlatar belakang guru, dengan karakter saya sebagai orang pedalaman, tadi memang saya ada marah anak-anak menasehati," ungkap Viktor.
Namun ditegaskan Viktor, ia sama sekali tidak menendang dan menginjak pelajar tersebut.
"Isu yang sedang beredar bahwa saya injak kaki, itu tidak benar dan itu hoaks."
"Karena di video itu saya tidak berdiri lurus ke bawah baru injak, tapi kaki saya, saya ada buang ke samping sana, lalu sepatu itu saya kasih kena seragam SMP."
"Lalu saya bilang, 'Kamu anak SD, SMP, pakai seragam SMP, kenapa kamu gabung dengan adik-adik. Terjadi apa-apa nanti itu beban ada di orang tua, guru di sekolah dan lain-lain,' kata saya tadi," beber Viktor.
Baca juga: Ketua PGRI Minta Perlindungan ke Dedi Mulyadi Atas Konflik Dana PIP, Ungkap Soal Jatah 30 Persen
Dilansir dari Tribun Papua, karena menuai sorotan, Viktor pun buka suara untuk membuat klarifikasi.
Ia mengatakan, peristiwa terjadi saat dia bersama Kepala Dinas Pendidikan Nabire diundang untuk memberikan pemahaman kepada para siswa yang demo.
"Kenapa, karena peserta demo itu ada anak SD, SMP, serta SMA, dan saat itu saya mencucurkan air mata."
"Karena melihat wajah anak-anak ini ada yang lapar, dan sakit maupun pucat serta lain sebagainya," jelas Viktor dalam video klarifikasinya yang diperoleh Tribun Papua di Nabire, Selasa.
Kemudian, Viktor juga merasa terharu karena para siswa yang diamankan merupakan orang asli Papua Tengah, yang berasal dari beberapa Kabupaten di Pegunungan dan sekolah di Kabupaten Nabire.
"Untuk itu saya ada marah anak-anak, dan menasehati, tapi isu yang sedang beredar, saya injak kaki, maka itu tidak benar dan hoaks."
"Karena ujung sepatu yang kenai seragam, sambil saya berkata kalian kenapa bergabung begini, kalau terjadi apa-apa, itu beban ada pada orang tua," katanya.
Namun dengan demikian, selaku orang kedua di Dinas Pendidikan Kabupaten Nabire, Viktor pun memohon maaf kepada semua pihak yang merasa keberatan atas tindakannya.
"Saya berjanji, ini tidak akan terulang lagi, tapi yang jelas, dari pendemo kurang lebih sekitar 200 siswa ini, saya bersama Kepala Dinas pulangkan mereka dengan keadaan baik-baik," pungkas Viktor.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com
Komentar
Posting Komentar