Banyak Tantangan, Penjualan Mobil di Indonesia Tahun Ini Sulit Tembus 1 Juta Unit - Bagian All

JAKARTA, iNews.id - Penjualan mobil di Indonesia pada tahun ini masih menghadapi tantangan besar. Ini membuat penjualan kendaraan diprediksi sulit menembus angka 1 juta unit.
Seperti diketahui, pemerintah Indonesia memberlakukan kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen untuk barang mewah. Selain itu, terdapat opsen pajak yang akan menambah nilai kendaraan di luar Jakarta.
Pengamat Ekonomi Senior, Joshua Pardede melihat dinamika yang ada membuat penjualan mobil di Indonesia menjadi tahun berat. Bahkan, dia memprediksi sangat sulit menyentuh penjualan 900 ribu unit.
"Kita harus jujur ya dengan kondisi sekarang, kelas menengah turun dan assessment Gaikindo soal harga mobil terus meningkat, kalau enggak ada dorongan cepat dari sisi masyarakatnya, tentu berat mencapai 1 juta unit," ujar Joshua dalam dialog otomotif di IIMS 2025, belum lama ini.
Joshua mengungkapkan mayoritas kelas menengah di Indonesia saat ini hanya mampu membeli sepeda motor atau mobil bekas. Sebab, di tengah kondisi ekonomi sulit mereka lebih ketat dalam menghitung pengeluaran.
Untuk meningkatkan penjualan mobil, Joshua berharap tidak ada lagi kenaikan harga mobil tahun ini. Selain itu, diharapkan stimulus dari pemerintah yang dapat membuat daya beli masyarakat meningkat.
"Kita juga menunggu arah suku bunga, karena pembiayaan kan penting untuk pembelian mobil baru. Kalau sekiranya kondisi global mendukung sehingga suku bunga BI secara net-nya turun, harapannya ini bisa membuat kemampuan pembiayaan meningkat," katanya.
Sebagai informasi, kenaikan PPN menjadi 12 persen dan opsen pajak membuat harga mobil naik hingga belasan juta rupiah. Sementara harga sepeda motor bisa naik antara Rp700 ribu sampai Rp2 juta. Selain itu, kebijakan efisiensi pemerintah membuat roda perekonomian terhambat.
Meski demikian, penjualan mobil sedikit tertolong dengan adanya insentif bagi mobil listrik (BEV) dan hybrid (HEV). Insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10 persen berlaku untuk mobil listrik dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimal 40 persen. Sementara mobil hybrid diberikan insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) sebesar 3 persen.
Berdasarkan data Gaikindo, penjualan mobil di Indonesia pada 2024 mencapai 865.723 unit, turun 13,9 persen dibandingkan 2023. Adapun penjualan mobil pada 2023 menembus angka 1.005.802 unit. Angka ini sebenarnya turun 4 persen year on year (yoy) dari 2022 yang menembus angka 1.048.040 unit.
Komentar
Posting Komentar