Demo Indonesia Gelap Jogja Tuntut Lengserkan Prabowo-Gibran, Kawasan Malioboro Lumpuh - Halaman all - Tribunkaltim

 

Demo Indonesia Gelap Jogja Tuntut Lengserkan Prabowo-Gibran, Kawasan Malioboro Lumpuh - Halaman all - Tribunkaltim

TRIBUNKALTIM.CO - Demo Indonesia Gelap di Jogja tuntut lengserkan Prabowo-Gibran, wilayah Malioboro lumpuh.

Seruan aksi Jogja memanggil memenuhi kawasan Malioboro dengan pakaian serba hitam untuk menuntut lengserkan Prabowo-Gibran.

Massa aksi Jogja Memanggil #Indonesiagelap tidak menyuarakan tuntutan, melainkan pekik perlawanan terhadap pemerintahan Presiden Prabowo-Gibran.

Pernyataan ini disampaikan perwakilan Massa Jogja Memanggil, Semanof kepada awak media, Kamis (20/2/2025).

Dia menyampaikan kebijakan pemerintahan Prabowo Subianto dinilai banyak yang absurd.

"Karena gagalnya komunikasi publik dari para menteri-mentrinya. Seperti PPN 12 persen, misal ada perbedaan informasi," jelasnya.

"Lalu Presiden Prabowo seperti pahlawan kesiangan, akhirnya gas dikembalikan ke pengecer," sambung Semanof. 

Baca juga: Demo Indonesia Gelap Jadi Sorotan Media Asing, Ricuh di Surabaya hingga Tagar KaburAjaDulu Dibahas

Selain itu mereka juga menyampaikan banyaknya konflik agraria di antaranya pagar laut di Tangerang, serta di Pati, Jawa Tengah yang semuanya dikelola oleh orang tertentu.

Mereka juga menyoroti pernyataan Prabowo Subianto yang mana koruptor akan dimaafkan apabila yang bersangkutan mengembalikan uang hasil korupsi.

"Prabowo juga menciptakan militerisasi bahwa semua TNI hari ini bisa menjabat pegawai negeri sipil (TNI). Itu artinya kembali ke orde baru yang mana dwi fungsi TNI hadir," ungkapnya.

Demi Janji Politik Pangkas Anggaran Penting

Semanof turut mengkritisi mengenai efisiensi anggaran besar-besaran demi mewujudkan program makan siang bergizi (MBG) yangmana itu merupakan janji politik Prabowo-Gibran saat Pilpres.

Dia juga ragu dengan dinamika politik saat ini yang dinilainya sangatlah suram, sebab menurut Semanof reformasi yang diupayakan sejak dulu telah gagal.

Baca juga: Aksi Indonesia Gelap, Massa Jogja Memanggil Bertahan di Depan Istana Kepresidenan Gedung Agung

"Reformasi telah gagal maka dari itu pada aksi ini kami tidak akan melakukan tuntutan. Seperti makan siang gratis merupakan janji politik yang akhirnya memangkas anggaran kementerian penting contohnya pendidikan dan sosial," terang dia.

"Bagaimana bisa pendidikan hal penting dipangkas untuk makan siang gratis. Harusnya sekolah gratis bukan makan siang gratis," sambung Semanof. 

Dari beberapa pernyataan tersebut, Jogja Memanggil tidak akan melakukan tuntutan apapun kepada pemerintahan Prabowo-Gibran.

"Jogja Memanggil memiliki poin perlawanan, pertama turunkan Prabowo-Gibran. Bubarkan kabinet merah putih. Ketiga bangun demokrasi kerakyatan seperti yang disampaikan Moh Hatta," jelasnya.

Serta partisipasi langsung untuk mencapai kesepakatan, lalu otonomi Individu dan terakhir hak Inklusi bagi setiap individu. 

Baca juga: Jadi Tuntutan Demo Mahasiswa Indonesia Gelap, DPRD Resmi Sahkan UU Minerba, Ini Poinnya

Pantauan terkini, Pukul 14.27 WIB massa aksi sudah menduduki Jalan Malioboro tepatnya di depan Istana Presiden Gedung Agung Yogyakarta.

Mereka kembali melanjutkan orasi dan tetap bertahan untuk menyuarakan aspirasinya.

'Perut Kenyang Tapi Otak Kosong'

Dengan mengusung tagar #BersamaRakyat, para demonstran menyuarakan ketidakpuasan terhadap kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

Aksi mahasiswa inipun mendapatkan pengawalan dari aparat keamanan.

Kapolresta Yogyakarta, Kombes Pol Aditya Surya Dharma, menyatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan sekitar 400-an personel untuk mengamankan jalannya aksi.

Baca juga: Ricuh! Momen Ribuan Pelajar Wamena Geruduk DPRD Jayawijaya, Demo Tolak Program Makan Bergizi Gratis

"Hari ini, kami dari Polresta Yogyakarta dibantu oleh Polda DIY melakukan pengamanan terhadap aksi yang dilakukan oleh teman-teman mahasiswa. Kami melakukan pengawalan mulai dari titik kumpul, sepanjang perjalanan, hingga lokasi akhir di Titik Nol Kilometer Yogyakarta," ujarnya.

Polresta Yogyakarta menempatkan personel di berbagai titik sepanjang rute aksi guna mengatur lalu lintas dan rekayasa arus agar aksi dapat berlangsung tertib dan aman.

Rekayasa lalu lintas juga dilakukan, termasuk pengalihan arus kendaraan yang biasanya melewati Malioboro.

"Kendaraan yang mengarah ke Malioboro akan diarahkan untuk lurus (ke Jalan Pasar Kembang). Sementara itu, akses ke jalur-jalur kecil (sirip-sirip) di sekitar Malioboro juga akan ditutup sementara hingga massa aksi mencapai Titik Nol Kilometer. Setelah itu, akses akan dibuka kembali secara bertahap," jelas Aditya.

Dalam selebaran aksi, massa menyuarakan berbagai permasalahan nasional yang dianggap merugikan rakyat.

Salah satu isu utama adalah kebijakan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen yang dinilai semakin membebani masyarakat. Kelangkaan LPG di berbagai daerah juga menjadi sorotan para peserta aksi.

Baca juga: Presiden Prabowo Makan Siang dan Rapat Terbatas dengan Menteri saat Mahasiswa Demo Indonesia Gelap

Selain itu, demonstran mengkritisi program Makanan Bergizi Gratis yang dianggap menyerap anggaran terlalu besar dan mengurangi alokasi bagi sektor-sektor penting lainnya, seperti pendidikan dan kesehatan.

 Konflik agraria serta penggusuran yang masih terjadi di berbagai wilayah juga menjadi isu yang disoroti dalam aksi ini.

Isu lainnya yang menjadi tuntutan adalah implementasi UU Cipta Kerja yang dinilai tidak berpihak pada pekerja, maraknya praktik korupsi di kalangan pejabat negara, serta kekhawatiran terhadap dwifungsi ABRI yang kembali mencuat.

Dalam aksi ini, demonstran membawa berbagai poster sebagai bentuk ekspresi kritik mereka. Beberapa di antaranya bertuliskan "Perut Kenyang Otak Kosong," "Kuat Dilakoni Ora Kuat Revolusi," dan "Oke gas oke gas, Neo Orba Kita Gas." (*)

Ikuti berita populer lainnya di Google NewsChannel WA, dan Telegram.

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya 

Artikel populer - Google Berita