Kena Tarif Tambahan 10 Persen, Eksportir Tekstil dan Garmen RI Terancam - Sindonews - Opsiin

Informasi Pilihanku

demo-image
demo-image

Kena Tarif Tambahan 10 Persen, Eksportir Tekstil dan Garmen RI Terancam - Sindonews

Share This
Responsive Ads Here


Kena Tarif Tambahan 10 Persen, Eksportir Tekstil dan Garmen RI Terancam

kena-tarif-tambahan-10-persen-eksportir-tekstil-dan-garmen-ri-terancam-enj

alt-logo

Makin mudah baca berita nasional dan internasional.

Jum'at, 18 April 2025 - 16:30 WIB

Kena Tarif Tambahan...

Ekspor tekstil dan garmen Indonesia terancam akibat tarif tambahan 10 persen yang dikenakan Amerika Serikat. FOTO/Ilustrasi

A A A

JAKARTA 

- Pemerintah Amerika Serikat (

AS 

) menunda penerapan

tarif resiprokal 

selama 90 hari terhadap negara-negara mitra dagangnya, termasuk Indonesia yang dikenai tarif 32%. Namun, selama jeda tersebut, pemerintah AS tetap memberlakukan tarif tambahan sebesar 10 persen untuk barang impor yang masuk ke negara tersebut.


Prabowo Ingin Ada Penanganan Tegas pada Truk ODOL

Tarif tambahan sebesar 10 persen tersebut kini menjadi sumber kekhawatiran bagi para pelaku industri. Pasalnya, buyer atau pembeli produk tekstil Indonesia di AS meminta eksportir ikut menanggung tarif tambahan tersebut, alih-alih meneruskannya langsung ke konsumen.

AS Menang Banyak? Ini Tawaran Indonesia dalam Negosiasi Tarif

Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, tarif rata-rata produk tekstil dan garmen Indonesia saat ini berkisar antara 10 hingga 37 persen. Tarif itu lantas meningkat secara signifikan dengan adanya tambahan tarif 10 persen tersebut.

"Nah, dengan berlakunya tarif tambahan 10 persen selama 90 hari, maka tarif rata-rata Indonesia khusus di tekstil dan garmen ini menjadi 10 persen ditambah 10 persen ataupun 37 persen ditambah 10 persen," jelas Airlangga dalam konferensi pers secara daring, dari Washington DC, Jumat (18/4/2025).

Terungkap Rencana Rahasia Perisai Rudal Canggih AS, Namanya Golden Dome

Airlangga menekankan bahwa peningkatan tarif ini menjadi perhatian utama bagi pemerintah Indonesia karena berdampak langsung pada daya saing ekspor tekstil dan garmen Indonesia di pasar AS.

Tambahan biaya dari tarif tersebut menurutnya berpotensi dibebankan kepada eksportir Indonesia, karena pembeli di Amerika meminta berbagi beban biaya tersebut. "Jadi ini juga menjadi concern bagi Indonesia karena dengan tambahan 10 persen ini, ekspor kita biayanya lebih tinggi karena tambahan biaya itu diminta oleh para pembeli agar di-sharing dengan Indonesia, bukan pembelinya saja yang membayar pajak tersebut," tambahnya.

Menyadari dampak negatif yang mungkin timbul, Indonesia telah mengambil langkah proaktif dalam negosiasi dengan Amerika Serikat. Dalam pertemuan dengan United States Trade Representative (USTR) dan Secretary of Commerce, Indonesia dan AS telah menyepakati langkah-langkah lanjutan yang akan dibahas oleh tim teknis dari kedua belah pihak.

"Nah, dalam pertemuan tersebut Indonesia menyepakati dengan Amerika akan diberikan langkah-langkah lanjutan dengan tim teknis baik dari USTR maupun dari Secretary of Commerce," ungkap Menko Airlangga.

(fjo)

wa-channel

Follow WhatsApp Channel SINDOnews untuk Berita Terbaru Setiap Hari

Follow

Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,

Klik Disini 

untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!

Infografis

10 Makanan Khas Lebaran...

10 Makanan Khas Lebaran di Indonesia selain Opor dan Ketupat

Asbanda Luncurkan SP2D...

43 menit yang lalu

Kena Tarif Tambahan...

2 jam yang lalu

Demi Tekan Tarif, Indonesia...

3 jam yang lalu

Pasarkan Produk Green...

4 jam yang lalu

Transformasi ESG Berbasis...

4 jam yang lalu

Siasati Tarif Trump,...

5 jam yang lalu

Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arenanews

Berbagi Informasi

Media Informasi

Opsiinfo9

Post Bottom Ad

Pages