Dunia Internasional, Konflik Rusia Ukraina
Reaksi China usai Rusia dan Korea Utara Akui Tentara Kim Jong-Un Ikut Lawan Ukraina

BEIJING, KOMPAS.TV - China bereaksi setelah Rusia dan Korea Utara mengakui memang ada tentara Kim Jong-un yang ikut berperang melawan Ukraina.
China memberikan reaksi pasif dengan menolak berkomentar atas pengakuan dua negara sekutunya tersebut.
Rusia dan Korea Utara akhirnya mengaku tentara Kim Jong-un memang membantu Moskow dalam perang melawan Ukraina di Kursk.
Sebelumnya, kedua negara tersebut menolak mengumumkan secara resmi keterlibatan tentara Korea Utara dalam perang Rusia-Ukraina.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, mengatakan hal tersebut adalah urusan Rusia dan Korea Utara.
Baca Juga: Akhirnya, Korea Utara Akui Kirim Tentara ke Rusia demi Dukung Perang Lawan Ukraina
“Interaksi antara Pyongyang dan Moskow, termasuk kerja sama militer, itu urusan mereka sendiri,” katanya, seperti dilansir Kyiv Independent, Senin (28/4/2025).
“Posisi pemerintah China adalah tidak mengganggu hubungan antara negara ketiga,” lanjutnya.
Pada awal Senin ini, Korea Utara mengonfirmasi untuk pertama kalinya, telah mengirim tentara untuk berperang bersama Rusia di Kursk berdasarkan perintah Kim Jong-un.
Sedangkan Rusia mengungkapkan hal itu pada Sabtu (26/4/2025), melalui Kepala Staf Angkatan Bersenjata Jenderal Valery Gerasimov.
“Saya secara khusus mencatat partisipasi prajurit Republik Rakyat Korea dalam pembebasan wilayah perbatasan, area Kursk yang sesuai dengan Perjanjian Kemitraan Strategis Komprehensif antara negara kita, dengan memberikan bantuan cukup besar dalam menghancurkan kelompok tempur tentara Ukraina yang telah melancarkan serangan,” ucapnya, dikutip dari Politico.
Baca Juga: Jenderal Rusia Akui Tentara Korea Utara Ikut Bebaskan Kursk dari Ukraina, Puji Kepahlawanan Mereka
Rusia dan Korea Utara memang memiliki hubungan yang semakin erat setelah invasi Moskow ke Ukraina.
Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, telah menandatangi pakta pertahanan keamanan bersama, yang di antaranya termasuk kerja sama militer antara kedua negara.
Pakta itu ditandatangani ketika Putin berkunjung ke Pyongyang, Juni lalu.
Penulis : Haryo Jati Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kyiv Independent/Politico
Tidak ada komentar:
Posting Komentar