Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1176: Putin Tolak Tantangan Zelensky, Mangkir dari Perundingan di Turki - Halaman all - TribunNews - Opsiin

Informasi Pilihanku

test banner
Responsive Ads Here

Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1176: Putin Tolak Tantangan Zelensky, Mangkir dari Perundingan di Turki - Halaman all - TribunNews

Share This

 Konflik Rusia Ukraina, Dunia Internasional,

Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1176: Putin Tolak Tantangan Zelensky, Mangkir dari Perundingan di Turki - Halaman all - TribunNews

TRIBUNNEWS.COM - Perang Rusia-Ukraina memasuki hari ke-1.176 pada Kamis (15/5/2025), berikut ini sejumlah peristiwa terbaru.

Presiden RusiaVladimir Putin menolak undangan untuk menghadiri perundingan damai mengenai Ukraina yang dijadwalkan digelar di Turki.

Sementara Presiden UkrainaVolodymyr Zelensky dijadwalkan mengunjungi ibu kota Turki, Ankara, pada Kamis (15/5/2025).

Dalam perkembangan lain, serangan rudal Rusia pada Rabu (14/5/2025) menewaskan tiga orang di sebuah lokasi industri dekat kota Sumy, Ukraina timur laut.

Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.176:

  • Putin Tolak Hadiri Perundingan Damai di Turki, Inggris Siapkan Langkah Tekan Rusia

Putin menolak menghadiri perundingan damai mengenai Ukraina yang dijadwalkan digelar di Turki.

Sebagai gantinya, Putin mengumumkan pada Rabu (14/5/2025) akan mengirim delegasi berisi empat pejabat tinggi.

Mereka adalah Vladimir Medinsky, penasihat presiden; Alexander Fomin, wakil menteri pertahanan; Igor Kostyukov, direktur intelijen militer; serta Mikhail Galuzin, wakil menteri luar negeri Rusia.

Meski begitu, para menteri luar negeri negara-negara anggota NATO tetap akan bertemu di Antalya dalam pertemuan informal Dewan Atlantik Utara.

Menteri Luar Negeri Inggris, David Lammy, mengatakan London akan memanfaatkan forum tersebut untuk menginformasikan langkah-langkah baru guna "memaksa Putin" agar menghentikan agresinya.

Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.175: Trump Siap Hadir jika Putin Mau Bertemu Zelensky di Turki

“Inggris dan sekutu militernya akan bekerja untuk meningkatkan keamanan kolektif,” ujar Lammy, seperti dikutip oleh The Guardian.

Putin juga dikabarkan menolak seruan internasional untuk menerima gencatan senjata selama 30 hari di Ukraina.

  • Zelensky Kunjungi Turki, Putin Absen dari Perundingan Damai Ukraina-Rusia di Istanbul

Zelensky dijadwalkan mengunjungi ibu kota Turki, Ankara, pada Kamis (15/5/2025).

Di sana, ia akan bertemu dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan untuk membahas upaya perdamaian terkait konflik Ukraina-Rusia.

Menurut laporan The Guardian, perundingan antara Ukraina dan Rusia akan digelar di Istanbul pada hari yang sama.

Namun, karena Vladimir Putin menolak hadir, pembicaraan tidak akan berlangsung di tingkat kepala negara.

Zelensky sebelumnya menyatakan dirinya siap hadir secara langsung jika Putin juga bersedia datang.

Ia menilai absennya Putin dari perundingan menunjukkan sikap enggan untuk mencari solusi damai.

Zelensky juga memperingatkan bahwa ketidakhadiran Putin harus dijawab dengan sanksi lebih besar dari negara-negara Barat, serta peningkatan bantuan militer untuk Ukraina.

  • Delegasi Rusia ke Perundingan Damai Tanpa Lavrov, Menlu AS Marco Rubio Akan Hadir di Istanbul

Delegasi Rusia yang dikirim ke perundingan damai di Istanbul tidak mencantumkan dua tokoh kunci dalam diplomasi Kremlin, yakni Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov dan ajudan kebijakan luar negeri Yuri Ushakov.

Keduanya dikenal sebagai negosiator utama Rusia dalam urusan luar negeri.

Sebaliknya, Presiden Vladimir Putin mengutus sejumlah pejabat tingkat menengah untuk mewakili Moskow dalam perundingan dengan Ukraina.

Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.174: Rusia Abaikan Gencatan Senjata, Donetsk Masih Membara

Menurut laporan The Guardian, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Marco Rubio dijadwalkan tiba di Istanbul pada Jumat (16/5/2025).

Sebelum ke Istanbul, Rubio telah bertemu dengan Wakil Menteri Luar Negeri Ukraina, Andriy Sybiga, pada Rabu (14/5/2025) di Antalya, Turki.

  • Kanselir Jerman Tolak Perdamaian yang Didikte Moskow, Peringatkan Bahaya Perpecahan Barat

Kanselir Jerman Friedrich Merz menegaskan tidak boleh ada penyelesaian konflik di Ukraina yang bersifat "perdamaian yang didiktekan" oleh Moskow.

Pernyataan itu ia sampaikan dalam pidato di hadapan parlemen Jerman pada Rabu (14/5/2025), seperti dilansir The Guardian.

Merz memperingatkan bahwa Rusia tengah menciptakan “fakta secara militer” di lapangan yang bertentangan dengan kehendak Ukraina.

Ia menyebut hal itu sebagai ancaman serius bagi proses perdamaian yang adil dan berkelanjutan.

Menurutnya, dunia politik Barat harus tetap bersatu dan tidak boleh terpecah dalam menghadapi tekanan dari Moskow.

“Penting bagi kita semua untuk tidak membiarkan diri terpecah belah,” ujar Merz kepada para anggota parlemen.

  • Rudal Rusia Hantam Kawasan Industri di Sumy, 3 Orang Tewas

Serangan rudal Rusia pada Rabu (14/5/2025) menewaskan tiga orang di sebuah lokasi industri dekat kota Sumy, Ukraina timur laut.

Informasi ini disampaikan oleh Gubernur Sumy, Oleh Hryhorov, seperti dikutip oleh Reuters.

“Rudal menghantam kawasan industri di pinggiran kota. Tiga orang dipastikan tewas,” kata Hryhorov dalam pernyataan resminya.

Sumy merupakan kota yang terletak di dekat perbatasan Rusia, tepatnya berseberangan dengan wilayah Kursk.

Baca juga: Ekonom Eropa: Cadangan Uang Rusia Segera Habis, Perang Ukraina Berhenti September

Wilayah ini kerap menjadi sasaran serangan sejak invasi Rusia ke Ukraina dimulai pada Februari 2022.

Sebelumnya, pada Minggu (11/5/2025), serangan rudal Rusia juga menghantam kota Sumy dan menewaskan sedikitnya 35 orang, menurut laporan lokal yang dilansir The Kyiv Independent.

Belum ada tanggapan langsung dari pihak Moskow mengenai serangan terbaru ini.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Opsi lain

Arenanews

Berbagi Informasi

Media Informasi

Opsiinfo9

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here