Rafale dan Su-57 Sama-sama Bakal Ditopang Rudal Berbasis Nuklir Sehingga Tak Perlu Membuat Indonesia Goyah - Zona Jakarta - Opsiin

Informasi Pilihanku

powered by Surfing Waves
demo-image

Rafale dan Su-57 Sama-sama Bakal Ditopang Rudal Berbasis Nuklir Sehingga Tak Perlu Membuat Indonesia Goyah - Zona Jakarta

Share This
Responsive Ads Here

 

Rafale dan Su-57 Sama-sama Bakal Ditopang Rudal Berbasis Nuklir Sehingga Tak Perlu Membuat Indonesia Goyah - Zona Jakarta

Rafale bakal ditopang rudal berbasis nuklir ASMP-A sehingga Indonesia tak perlu lagi mengincar Su-57. (MBDA Systems)

ZONAJAKARTA.com - Dua produk jet tempur kelas dunia yakni Rafale dan Su-57 saling berebut pengaruh di mata Indonesia.

Apalagi keduanya sama-sama bakal ditopang oleh rudal berbasis nuklir sebagai senjata andalan masing-masing pesawat.

Keberadaan Rafale maupun Su-57 yang didukung rudal berbasis nuklir sangat menguntungkan Indonesia sehingga tidak perlu merubah sikap terkait program modernisasi alutsista yang tengah digenjot.

Baca Juga:

Indonesia saat ini tengah menantikan kedatangan Rafale yang bakal dimulai pada tahun 2026 mendatang.

Hal ini tak lepas dari lancarnya proses transaksi akuisisi 42 unit jet tempur generasi 4,5 buatan Dassault Aviation itu sejak September 2022 hingga awal Januari 2024.

Bahkan karena proses pembeliannya dicicil, pembayaran pun juga langsung lunas seketika setelah pembelian benar-benar dituntaskan sesuai dengan jumlah unit yang tertulis dalam kontrak.

Sembari menunggu kedatangan Rafale di tanah air, berbagai persiapan terus dilakukan agar TNI AU bisa mengoperasikan dan merawatnya dengan sebaik-baiknya.

Tidak tanggung-tanggung, prajurit terpilih dikirimkan langsung ke Prancis agar bisa belajar langsung dari instruktur profesional dan berpengalaman.

"Ya pada intinya TNI Angkatan Udara sudah menyiapkan sumber daya manusia," kata Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Wakasau) Marsekal Madya TNI Andyawan Martono Putra sebagaimana dikutip ZONAJAKARTA.com dari laman Antaranews.com edisi 28 Februari 2025 dalam artikelnya yang berjudul "Wakil KSAU tegaskan TNI AU telah siap rawat Rafale".

Baca Juga:

Persiapan tidak hanya dilakukan di jajaran internal TNI AU saja.

Tetapi juga oleh PT Dirgantara Indonesia (PTDI) sebagai pihak yang akan menerima manfaat berupa transfer teknologi dari pabrikan asal.

"Sudah dikirim (perwakilan PTDI) ke sana (Prancis)," ujar Direktur Utama PTDI Gita Amperiawan dalam keterangan persnya pada 26 Februari 2025.

user-author
Rafale bakal ditopang rudal berbasis nuklir ASMP-A sehingga Indonesia tak perlu lagi mengincar Su-57. (MBDA Systems)

Dipilihnya Rafale sebagai bagian dari modernisasi jet tempur TNI AU bukan sekedar mengejar ketertinggalan dari negara lain.

Melainkan ada beberapa keunggulan teknis yang bisa menjadikan kedaulatan NKRI benar-benar terjamin.

Salah satunya adalah dukungan persenjataan di mana sebuah rudal berbasis nuklir bisa menopang pesawat ini.

Rudal nuklir yang dimaksud adalah ASMP-A yang memiliki berat keseluruhan 860 kg dengan hulu ledak seberat 200 kg.

Menurut informasi yang dimuat oleh laman Missile Threat, rudal yang dikembangkan oleh MBDA Systems ini memiliki kecepatan maksimum hingga Mach 3,0 dan sanggup menjangkau target antara 80-300 km bahkan hingga 500 km.

Dengan hulu ledak TN-80/TN-81 berkekuatan 300 kT nuklir, senjata ini bisa menjadi alternatif pengganti MBDA Meteor yang bersifat konvensional.

Meski secara kecepatan maksimumnya tampak jauh lebih tinggi dari ASMP-A tepatnya hingga Mach 4.

Baca Juga:

Ketika pamor Rafale tengah digoyang oleh J-10C buatan China pasca Operasi Sindoor, Rusia tampak memanfaatkan ini sebagai peluang emas.

Seolah ada kesempatan dalam kesempitan, Rosoboronexport berambisi untuk memperoleh pelanggan baru Su-57 dari beberapa negara Asia Pasifik seperti Indonesia, Vietnam, Korea Utara, hingga India.

Keseriusan ini semakin dibuktikan dengan tampilnya jet tempur generasi kelima buatan Sukhoi itu dalam pameran industri dirgantara bertajuk LIMA 2025 di Kuala Lumpur, Malaysia beberapa waktu lalu.

Menurut Rosoboronexport, pesawat tersebut dianggap aman untuk digunakan oleh negara-negara ASEAN karena memiliki skill pertahanan berbasis artificial intelligence (AI) hingga kemampuan bertahan dari sistem peperangan elektronik canggih (EW) milik kubu lawan.

"Komponen penerbangan adalah tema utama pameran tersebut. Di segmen ini, perusahaan akan menampilkan jet tempur generasi kelima Rusia Su-57E terbaru, yang akan menarik minat perwakilan Angkatan Udara Kerajaan Malaysia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Keunggulan dasarnya dibandingkan sekelompok kecil pesaing adalah pengalaman tempurnya yang sukses dalam konflik bersenjata nyata di tengah penggunaan kemampuan serangan udara, pertahanan AI, dan peperangan elektronik canggih oleh musuh," demikian keterangan resmi Rosoboronexport dikutip dari laman Military Watch Magazine melalui artikel berjudul "Will the Su-57 Find Clients in Southeast Asia? Russia Escalates Efforts to Market its Stealth Fighter" yang dimuat pada Rabu, 21 Mei 2025.

Tidak mau kalah dengan Rafale, Su-57 rupanya juga akan ditopang oleh rudal berbasis nuklir yang tidak kalah canggihnya.

Rudal yang dimaksud tak lain dan tak bukan adalah R-37M.

Halaman:
user-author
Rafale bakal ditopang rudal berbasis nuklir ASMP-A sehingga Indonesia tak perlu lagi mengincar Su-57. (MBDA Systems)

Melansir artikel berjudul "Россия вооружает свои истребители новыми ракетами с ядерными боеголовками: все подробности" yang dimuat oleh laman prm.ua pada 22 Maret 2025, R-37M diketahui mampu menjangkau target hingga sejauh 200 km.

Bahkan beberapa sumber ada yang menyebut rudal ini bisa mencapai sasaran sejauh 300 km.

Dengan berat keseluruhan sekira 510 kg yang mencakup hulu ledak seberat 60 kg, rudal tersebut tidak hanya bisa dipasangkan pada Su-57 saja.

Tetapi juga Su-35 di mana Indonesia sempat menandatangani kontrak pembeliannya sejumlah sebelas unit (dengan nilai kontrak 1,1 miliar dolar AS) pada awal tahun 2018.

Meski sama-sama ditopang rudal berbasis nuklir, Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI tidak perlu goyah dalam bersikap saat Rosoboronexport sedang gencar-gencarnya menawarkan Su-57 pasca Operasi Sindoor.

Sebab bagaimanapun, ASMP-A memiliki kapabilitas yang jauh lebih powerful dengan disandingkan pada Rafale milik TNI AU.

Yang artinya, Rafale sudah lebih dari cukup untuk menjaga pertahanan dan keamanan NKRI khususnya di wilayah strategis tanpa harus menambahnya dengan produk jet tempur buatan Rusia.***

Halaman:
Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Opsi lain

Arenanews

Berbagi Informasi

Media Informasi

Opsiinfo9

Post Bottom Ad

Pages