Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Ijazah Jokowi Roy Suryo

    Roy Suryo Ngaku Alami Teror di Luar Nalar usai Permasalahkan Ijazah Jokowi, Singgung Reaksi Istri - Halaman all - Tribunpadang

    15 min read

     

    Roy Suryo Ngaku Alami Teror di Luar Nalar usai Permasalahkan Ijazah Jokowi, Singgung Reaksi Istri - Halaman all - Tribunpadang

    TRIBUNPADANG.COM - Pakar komunikasi dan telematika Roy Suryo mengaku mengalami gangguan yang tak dapat dijelaskan secara akal sehat.

    Menurut Roy Suryo, gangguan tersebut dialaminya setelah mempermasalahkan keaslian ijazah Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).

    Meski begitu, ia tetap bersikap santai dan meyakini gangguan tersebut akan kembali ke pihak yang mengirim.

    "Saya percaya penuh kepada Tuhan yang maha kuasa Allah Subhanahu wa taala. Makanya saya juga masih santai kok ke mana-mana juga," terang Roy Suryo dilansir TribunPadang.com dari tayangan di SindoNEWS, Jumat (30/5/2025).

    "Hari ini saya juga nyopir sendiri padahal dari Jatinegara, dari Manggarai, sehari-hari normal."

    Roy Suryo diketahui lantang menuding ijazah sarjana yang dimiliki Jokowi merupakan dokumen palsu.

    Baca juga: 4 Kesaksian Alumni UGM, Teman Kuliah Jokowi Ramai-Ramai Bantah Tudingan Roy Suryo soal Ijazah Palsu

    Akibatnya, Roy Suryo bersama Ahli Digital Forensik Rismon Sianipar dan Tifauzia Tyassuma atau dokter Tifa dilaporkan atas tuduhan pencemaran nama baik.

    Ia lantas membeberkan reaksi sang istri, Ismarindayani Priyanti alias Ririen Suryo melihat dirinya terlibat polemik ijazah Jokowi.

    "Keluarga saya alhamdulillah ya istri saya tuh orang yang benar-benar kuat," ucap Roy Suryo.

    "Dan kami juga percaya insyaallah banyak orang baik," lanjutnya.

    Di sisi lain, setelah terlibat dalam keributan isu ijazah palsu ini, Roy Suryo dan kawan-kawan mengalami sejumlah teror.

    Seperti Rismon Sianipar yang ban mobilnya diduga sengaja dirusak oleh orang tak dikenal.

    "Pernah terjadi pada Dr Rismon, mobilnya dipecah, bannya disilet,  sudah beberapa waktu yang lalu," ujar Roy Suryo.

    "Sangat terkait (dengan kasus ijazah Jokowi-red) itu barbar betul itu, jahat betul, makanya itu yang dilaporkan juga ke Komnasham."

    Baca juga: Ijazah Jokowi Terbukti Asli, Roy Suryo Ciut Ngadu ke Komnas HAM, Berikut Hasil Penyidikan Polri

    Tak surut di situ, Roy Suryo juga mengaku mengalami kejadian-kejadian di luar nalar setelah mengurusi kasus ijazah palsu ini.

    Pria yang memiliki gelar bangsawan Kanjeng Raden Mas Tumenggung (KRMT) ini mengklaim sudah familiar dengan dunia mistis seperti itu.

    Ia menyinggung mengenai 'glembuk Solo', namun enggan menjelaskan artinya secara gamblang.

    Sebagai informasi, kata 'glembuk' secara harfiah dapat diartikan sebagai upaya untuk mengajak seseorang supaya mau menuruti keinginannya.

    Istilah ini biasanya dikonotasikan dengan tipu daya secara halus seperti pencitraan atau sikap 'merendah untuk meninggi'.

    "Kebetulan saya hidup dari lingkungan dulu di kecil itu di seputaran keraton," ujar Roy Suryo.

    "Ada hal-hal yang tidak bisa dijelaskan terjadi. Orang juga tahu semuah gitulah yang namanya 'glembuk Solo' itu terjadi."

    "Tapi ya saya senyumin aja deh kayak gitu, enggak apa-apa, yang jahat tetap jahat, yang batil tetap batil," lanjutnya.

    Roy Suryo mengaku sudah mengetahui orang yang mengirim teror tersebut.

    "Insyaallah balik ke orangnya, dan orangnya sudah mulai kelihatan sekarang," ujar Roy Suryo.

    Meski tak menyebut nama atau inisial, Roy Suryo membeberkan ciri-ciri bahwa orang tersebut terlihat tremor ketika makan.

    "Sudah mulai kelihatan yang ngirim, kalau menurut kalau menurut orang-orang 'yang sudah makan kelihatan tremor'," ujarnya sambil terkekeh.

    Baca juga: Tabiat Jokowi saat Kuliah Diungkap Teman Seangkatan di UGM, Roy Suryo Makin Tak Berkutik

    Polemik Ijazah Jokowi untuk Jegal Karier Politik Gibran

    Mantan Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden Republik Indonesia Ali Mochtar Ngabalin membeberkan bahwa polemik ijazah Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) adalah proyek terstruktur.

    Ia menilai ada orang-orang yang sengaja mengangkat isu ini untuk menjatuhkan putra Jokowi, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

    Di sisi lain, Ali Ngabalin mengatakan bahwa permasalahan ijazah palsu ini merupakan proyek terselubung yang sudah dijalankan selama bertahun-tahun.

    Sebagai informasi, Ketua Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA), Eggi Sudjana, sebelumnya telah melaporkan Jokowi dan Rektor Universitas Gadjah Mada Prof Ova Emilia terkait dugaan ijazah palsu ke Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Senin (9/12/2024).

    "Projek ijazah palsu itu adalah projek uang besar bertahun-tahun. Berapa tahun coba itu, masa gak habis-habis. Pasti banyak lah. Kalau Indonesia urusan yang begitu kan sudah sangat profesional," kata Ngabalin dilansir TribunPadang.com dari kanal YouTube SINDOnews, Kamis (22/5/2025).

    Baca juga: Profil Soenardi Prawirohatmodjo, Eks Dekan Fakultas Kehutanan UGM yang Tandatangani Ijazah Jokowi

    Ia bahkan bisa menyebutkan ada sekira delapan orang yang sengaja diminta gembar-gembor di media sosial untuk memperbesar masalah ijazah Jokowi.

    "(Proyek) ijazah ini kan tidak ada sepuluh orang, mungkin delapan orang yang di medsos saja."

    Lebih lanjut, Ali Ngabalin menjuluki polemik ijazah palsu Jokowi ini dengan sebutan proyek tanpa tender dengan bayaran besar.

    "Projek ijazah palsu itu adalah projek tanpa tender dengan uang gede," tambahnya.

    Ia lantas mengungkapkan bahwa ada pihak yang ingin menjegal Gibran.

    Pasalnya, meski Jokowi sudah berhenti sebagai Presiden, Gibran masih berkecimpung di dunia politik mendampingi Presiden ke-8 RI Prabowo Subianto.

    Hal ini terlihat dari pergerakan pihak lawan yang langsung menyerang Jokowi saat pemerintahan Prabowo dan Gibran baru dimulai.

    Baca juga: Jokowi Akui Ijazah yang Viral di Medsos Miliknya, Kader PSI: Memang Itu Sesuai yang Saya Posting

    "Setelah berhenti jadi presiden, anaknya jadi wakil presiden, kalau tidak sekarang bekerja, tidak ada lain tidak ada bukan kecuali untuk bagaimana bisa mengadang Gibran untuk masa yang akan datang. Sementara Prabowo-Gibran baru 6-7 bulan, kan lucu," tutur Ali Ngabalin.

    "Jadi agak tidak canggih, gampang sekali dibaca," sindirnya.

    Sebagaimana diketahui, Bareskrim Polri menyatakan ijazah milik Jokowi adalah dokumen asli.

    Setelah melakukan uji forensik dan meminta keterangan saksi, didapat kesimpulan bahwa Jokowi adalah benar lulusan sarjana Fakultas Kehutanan UGM.

    Apalagi, ijazah Jokowi identik dengan ijazah milik rekan-rekan seangkatannya, mulai dari tinta, jenis kertas tulisan dalam ijazah tersebut.

    Hasil Penyidikan Polri

    Setelah melakukan pemeriksaan dan penyidikan, Bareskrim Polri mengumumkan ijazah sarjana satu (S1) Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) milik Jokowi dinyatakan asli.

    Pembuktian keaslian ijazah Jokowi dilakukan dengan pengecekan laboratorium, pemeriksaan saksi-saksi, hingga penelusuran sejumlah lokasi terkait.

    Baca juga: Roy Suryo Bongkar Kesalahan Fatal UGM, Tuding Ubah Nama Dekan demi Ijazah Jokowi: Pinter Dikit Deh

    Adapun pernyataan keaslian ijazah Jokowi diungkap oleh Dirtipidum Bareskrim Polri, Brigjen Pol Djuhandhani Rahardjo Puro, dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (22/5/2025).

    Ia menyampaikan selama proses penyelidikan, polisi tidak menemukan adanya tindakan pidana di kasus ijazah Jokowi tersebut.

    Djuhandhani menegaskan, pihaknya menyampaikan fakta-fakta yang didapatkan dari penyelidikan yang telah dilakukan.

    "Kami sampaikan bahwa penyelidikan yang kita laksanakan bukan hanya sekadar menjawab dumas (pengaduan masyarakat) yang ada, namun kami dari kepolisian memberikan pemahaman pada masyarakat fakta-fakta yang kita dapatkan," ungkapnya, Kamis (22/5/2025), dilansir YouTube Kompas TV.

    Setelah keaslian ijazah Jokowi disampaikan, Bareskrim Polri berharap situasi di masyarakat menjadi tenang.

    Djuhandhani juga berharap, setelah polemik ini, masyarakat bisa bersatu mendukung pemerintahan yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto.

    "Sehingga kita harapkan situasi negara ini menjadi semakin tenang, kita bantu pemerintah yang saat ini dipimpin Bapak Prabowo melaksanakan pembangunan," tegasnya.

    Baca juga: Polemik Ijazah Jokowi, Amien Rais hingga Dokter Tifa Kena Pasal Penghasutan, Roy Suryo: Pengecut

    39 Saksi Diperiksa

    Djuhandhani menjelaskan, pengecekan berdasarkan dari bahan kertas, pengaman kertas, bahan cetak, tinta tulisan tangan, cap stempel, dan tinta tanda tangan dari dekan dan rektor.

    "Dari peneliti tersebut maka antara bukti dan pembanding adalah identik atau berasal dari satu produk yang sama," jelasnya, Kamis.

    "Bahwa terhadap hasil penyelidikan ini telah dilaksanakan gelar perkara untuk memperoleh kepastian hukum tidak ditemukan adanya tindak pidana."

    Selain itu, pihak kepolisian telah melakukan uji laboratorium forensik ijazah Jokowi di SMAN 6 Solo dan Fakultas Kehutanan UGM.

    Hasilnya penyelidik mendapatkan dokumen asli ijazah sarjana kehutanan nomor 1120 atas nama Joko Widodo dengan NIM 1681KT Fakultas Kehutanan UGM pada tanggal 5 November 1985.

    "Dokumen ijazah Jokowi diuji secara laboratoris berikut sampel pembanding dari tiga rekan pada masa menempuh perkuliahan di fakultas kehutanan UGM."

    "Uji pembuktian dilakukan dengan pembandingan produk yang sama di mana hasilnya identik," papar Djuhandhani.

    Baca juga: Roy Suryo Bawa Nama Mahfud MD di Kasus Ijazah Palsu: Yang Memicu Pak Jokowi Sendiri

    Pihak kepolisian juga telah memeriksa total 39 saksi yang terdiri dari berbagai pihak di Fakultas Kehutanan UGM hingga teman Jokowi selama menempuh studi.

    Mereka terdiri dari 4 orang dari pelapor, Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA), yang mana ketuanya, Eggi Sudjana dua kali diundang tidak hadir sehingga diwakilkan oleh tim yang ditunjuk olehnya.

    Lalu berdasarkan penyelidikan Bareskrim, TPUA belum terdaftar dalam administrasi hukum umum (AHU).

    "Kemudian di samping empat orang pendumas, kita memeriksa 10 orang dari lingkungan UGM. Kemudian 8 orang alumni Fakultas Kehutanan UGM periode 1982-1988, 1 orang senior di Fakultas Kehutanan UGM yang saat ini sebagai Guru Besar di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, 3 orang di lingkungan SMAN 6 Surakarta, 6 orang rekan SMAN 6 Surakarta Bapak Ir. H. Joko Widodo, 6 orang pihak eksternal, dan 1 orang teradu, yaitu Bapak Joko Widodo," tutur Djuhandhani.

    Ia menyebut, pihaknya juga melakukan penyelidikan di 13 lokasi, sebagai berikut.

    Rektorat UGM, Fakultas Kehutanan UGM, perpustakaan dan arsip UGM, Perpustakaan Fakultas Kehutanan UGM, kemudian di Semarang, via daring, salah satu senior Jokowi.

    Lalu di Jogja Library Center, Percetakan Perdana, SMAN 6 Surakarta, KPU Surakarta, KPU DKI Jakarta, Kementerian Dikti Saintek, Kementerian Dikdasmen, dinas perpustakaan dan arsip daerah.

    (TribunPadang.com/Via)

    Komentar
    Additional JS