Skip to main content
728

Selain "Permalukan" Presiden Afsel, Trump Damprat Jurnalis Saat Tanya Hadiah Pesawat Qatar Halaman all - Kompas

 dunia Internasional,

Selain "Permalukan" Presiden Afsel, Trump Damprat Jurnalis Saat Tanya Hadiah Pesawat Qatar Halaman all - Kompas

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendamprat seorang jurnalis NBC karena bertanya mengenai hadiah pesawat mewah dari Qatar.

Peristiwa tersebut terjadi saat pertemuan diplomatik dengan Presiden Afrika Selatan (Afsel) Cyril Ramaphosa di Gedung Putih, Washington DC, AS, Rabu (21/5/2025).

"Apa yang kamu bicarakan? Kamu tahu, kamu harus keluar dari sini. Apa hubungannya ini dengan jet Qatar? Mereka memberi Angkatan Udara AS sebuah jet, dan itu hal yang hebat," gerutu Trump.

Baca juga: Trump Putar Video Genosida Kulit Putih di Depan Presiden Afsel, Pertemuan Memanas

Rano Karno Ungkap Pemprov Akan Tambah Panggung Musik di CFD Jelang HUT ke-498 Jakarta

Dia menambahkan, jurnalis tersebut mencoba mengalihkan topik dari apa yang baru saja diperbincangkan.

"Kamu reporter yang buruk. Pertama-tama, kamu tidak punya apa yang dibutuhkan untuk menjadi reporter. Kamu tidak cukup pintar," imbuhnya tanpa menjawab pertanyaan jurnalis tersebut.

Trump bahkan menceramahi agar NBC dan CEO perusahaan induknya, Brian Roberts, diinvestigasi atas operasional mereka. Dia juga melabeli jaringan tersebut sebagai aib.

"Kamu harus kembali ke studio di NBC, karena Brian Roberts dan orang-orang yang menjalankan tempat itu, mereka harus diinvestigasi. Mereka sangat buruk dalam cara menjalankan jaringan itu. Dan kalian memalukan. Tidak ada lagi pertanyaan dari kamu," ujar Trump.

Sementara itu, Ramaphosa mencoba untuk menimpali dan bercanda dengan Trump, sebagaimana dilansir NDTV.

Baca juga: Trump Mempermalukan Presiden Afrika Selatan di Depan Awak Media dengan Tuduhan Genosida

"Saya menyesal tidak membawakan pesawat untuk Anda," kata Ramaphosa.

"Saya mengharapkan itu. Jika negara Anda menawarkan pesawat kepada Angkatan Udara AS, saya akan menerimanya," jawab Trump.

Sebelumnya, Kementerian Pertahanan AS yang berkantor di Pentagon secara resmi menerima hadiah pesawat mewah dari Qatar untuk dijadikan Pesawat Kepresidenan AS atau Air Force One.

Kini, Pemerintah AS bertugas menyiapkan pesawat Boeing 747-8 yang dijuluki "istana terbang" tersebut secepat mungkin agar bisa dipakai sebagai Air Force One.

"Menteri Pertahanan telah menerima Boeing 747-8 dari Qatar sesuai dengan semua aturan dan regulasi federal," kata Juru Bicara Pentagon Sean Parnell, Selasa (20/5/2025).

Baca juga: Netanyahu Jawab Isu Keretakan AS-Israel, Ungkap Isi Telepon dengan Trump 10 Hari Lalu

"Permalukan" Ramaphosa

Di samping itu, Trump tiba-tiba memutar video yang ia klaim sebagai bukti genosida terhadap warga kulit putih di Afsel, tepat di hadapan Ramaphosa dan media yang hadir.

Kunjungan Ramaphosa yang awalnya bertujuan memperbaiki hubungan kedua negara yang sempat memanas, berubah menjadi ajang Trump menyampaikan narasi kontroversial tentang kekerasan sistematis yang dialami petani kulit putih di Afsel.

"Tanah mereka diambil, lalu mereka dibunuh, dan pelakunya tidak dihukum," ujar Trump di depan wartawan.

Baca juga: Trump Mau Bikin Pertahanan Rudal Golden Dome di Luar Angkasa, Begini Respons Kremlin

Ia juga memutar potongan berita yang mendukung klaimnya, meski salah satu foto yang ditampilkan berasal dari Republik Kongo, bukan Afsel.

Trump menegaskan kembali narasinya dengan kata-kata, "Kematian, kematian, kematian. Kematian yang mengerikan."

Pemerintahan Trump sendoro sudah memberikan status pengungsi kepada 59 warga Afrikaner, meski AS pada waktu yang sama hampir menghentikan penerimaan pencari suaka dari negara lain.

Menanggapi tuduhan itu, Ramaphosa berusaha tetap tenang. Ia membantah keras klaim Trump dan menegaskan bahwa kebijakan pengambilalihan lahan di Afsel bukanlah upaya merampas tanah warga kulit putih.

Baca juga: Hasil 2 Jam Trump Telepon Putin, Gencatan Senjata Rusia-Ukraina Belum Terwujud

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Tanggapan Ketua Komnas HAM atas Wacana Soeharto Jadi Pahlawan

Posting Komentar

0 Komentar

728