Dunia Internasional,
Pentagon Rilis Foto Bom AS 13 Ton Hantam Bunker Nuklir Fordo Iran
/data/photo/2025/06/30/68623359abc9c.jpg)
/data/photo/2025/06/30/68623359abc9c.jpg)
WASHINGTON, KOMPAS.com – Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) atau Pentagon merilis rekaman yang menunjukkan kekuatan dahsyat bom penghancur bunker seberat 13 ton saat menyerang fasilitas nuklir bawah tanah Iran, Fordo.
Dalam konferensi pers pada Kamis (26/6/2025), Kepala Staf Gabungan, Jenderal Dan Caine, menunjukkan video uji Massive Ordnance Penetrator (MOP), bom yang digunakan menghantam sasaran.
"Video yang akan saya perlihatkan kepada Anda semua menunjukkan sebuah senjata yang telah dikembangkan dan diuji coba selama lebih dari 15 tahun," ucap Caine, dikutip dari BBC.
Baca juga: Apa Itu Uranium yang Jadi Bahan Nuklir? Ini Penjelasan IAEA
Penampakan Situs Nuklir Iran Sebelum dan Sesudah Dibom Amerika
Tak berselang lama, layar di samping Caine menampilkan ledakan besar disusul semburan debu yang sangat tinggi, sebelum cahaya api yang menyilaukan muncul dari dalam sebuah poros bawah tanah.

Lihat Foto
"Itu adalah ledakan paling terang yang pernah saya lihat," ujar salah satu pilot yang menjatuhkan bom MOP dalam misi ke Iran.
"Benar-benar terlihat seperti siang hari," tambahnya, dikutip dari keterangan resmi yang dirilis Pentagon.
Penghancur bunker milik AS
GBU-57 MOP dikembangkan oleh militer AS pada 2009, tak lama setelah badan intelijen mengetahui keberadaan fasilitas pengayaan uranium Fordo di Iran yang terletak jauh di bawah tanah dan diperkuat secara struktural.
Berbeda dengan bom konvensional, bom ini dirancang untuk menembus target jauh di bawah permukaan sebelum meledak.
Baca juga: Meski Digempur AS dan Israel, Iran Masih Mampu Ciptakan Bom Nuklir
"Berbeda dengan bom permukaan biasa, Anda tidak akan melihat kawah di tanah karena bom ini dirancang untuk menembus sangat dalam terlebih dahulu sebelum berfungsi," jelas Caine.

Lihat Foto
Menurut Caine, semua enam bom yang ditujukan ke ventilasi Fordo berhasil masuk tepat sasaran.
“Semua senjata pada masing-masing ventilasi Fordo masuk tepat di tempat yang mereka tuju,” tegasnya.
Menembus tanpa meledak
Dalam rekaman tambahan yang ditampilkan selama konferensi pers, tampak bom MOP menghantam target secara perlahan dalam mode gerakan lambat.
Bom menembus bagian melengkung dari poros ventilasi kedua tanpa langsung meledak, melainkan terus melaju ke kedalaman fasilitas bawah tanah sebelum detonasinya diatur terjadi di lokasi yang lebih dalam.
“Bom memiliki tiga efek utama dalam menghancurkan target; ledakan, pecahan (fragmentasi), dan tekanan berlebih,” ujar Caine.
“Dalam kasus ini, mekanisme utama yang digunakan di ruang misi adalah kombinasi tekanan berlebih dan daya ledak,” imbuhnya.

Lihat Foto
Selain itu, bom ini hanya bisa dijatuhkan dari pesawat pengebom siluman B-2.
Diketahui, pengembangan MOP merupakan respons terhadap peningkatan kemampuan pengayaan uranium Iran yang semakin sulit diakses dengan senjata konvensional.
Serangan terhadap Fordo, menurut laporan sebelumnya, menjadi bagian dari upaya AS menonaktifkan fasilitas nuklir Iran yang tersembunyi di bawah tanah dan dilindungi oleh struktur beton tebal.
Setelah bom menghantam Fordo, Presiden AS Donald Trump mengeklaim bahwa situs nuklir Iran mundur berpuluh-puluh tahun, sehingga mustahil untuk tetap melakukan pengayaan uranium untuk saat ini.
Baca juga: Trump Sebut Rudal AS Mampu Tembus Situs Nuklir Iran Seperti Mentega
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Pentagon: Amerika Tak Berniat Perang dan Menyerang Warga Iran
0 Komentar