Hamas Sebut Israel Jalankan Kebijakan Kelaparan Massal di Gaza, 17.000 Anak Malnutrisi Parah - Sindonews
2 min read
Dunia Internasional, Konflik Timur Tengah, Kesehatan
Hamas Sebut Israel Jalankan Kebijakan Kelaparan Massal di Gaza, 17.000 Anak Malnutrisi Parah
views: 1.117

17.000 anak mengalami malnutrisi parah di Gaza akibat blokade Israel. Foto/anadolu
GAZA - Hamas menuduh Israel menjalankan "kebijakan kelaparan massal" terhadap warga Palestina dalam apa yang disebutnya sebagai "kejahatan terhadap kemanusiaan". Muncul peringatan dari pejabat kesehatan di wilayah tersebut tentang meningkatnya jumlah warga sipil kelaparan yang mencari bantuan.
"Kelaparan yang ditimbulkan oleh pendudukan di Jalur Gaza merupakan kejahatan yang disengaja terhadap kemanusiaan, di mana makanan digunakan sebagai senjata perang untuk menundukkan rakyat yang tangguh," ungkap pernyataan Hamas.
Hamas menegaskan, "Kami menyerukan tindakan rakyat dan resmi yang mendesak untuk menghentikan kejahatan keji ini dan menyelamatkan ratusan ribu orang yang kelaparan dan terkepung."
Kementerian Kesehatan di Gaza membunyikan peringatan tentang meningkatnya jumlah warga Palestina yang kelaparan yang datang ke rumah sakit, menunjukkan tanda-tanda kelelahan dan keletihan yang ekstrem.
Peringatan ini muncul hanya beberapa hari setelah UNRWA mengatakan satu dari 10 anak yang diperiksa di klinik-klinik Gaza yang dikelola oleh badan tersebut mengalami malnutrisi.
“Pencegahan Israel yang keras terhadap bantuan yang masuk ke Gaza telah menyebabkan kekurangan pasokan nutrisi yang parah,” ungkap Kepala UNRWA Philippe Lazzarini pada hari Selasa (15/7/2025).
Dia menggambarkan situasi anak-anak yang kelaparan sebagai "rekayasa dan buatan manusia".
Direktur komunikasi UNRWA, Juliette Touma, mengatakan kepada wartawan bahwa, "Obat-obatan, pasokan nutrisi, bahan kebersihan, bahan bakar, semuanya cepat habis."
"Tim kesehatan kami mengonfirmasi bahwa tingkat malnutrisi meningkat di Gaza, terutama sejak pengepungan diperketat lebih dari empat bulan lalu pada tanggal 2 Maret," ujar Touma.
"Seorang perawat yang kami ajak bicara mengatakan bahwa sebelumnya, ia hanya melihat kasus-kasus malnutrisi ini di buku teks dan film dokumenter," papar dia.
“Warga Palestina yang kelaparan berdatangan ke unit gawat darurat di seluruh Gaza dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya," ungkap Kementerian Kesehatan wilayah tersebut.
Kementerian mengatakan orang-orang kurus kering dari segala usia datang ke rumah sakit di Jalur Gaza dalam kondisi "kelelahan dan keletihan yang ekstrem".
Peringatan itu menyebutkan ratusan anak berisiko meninggal karena kelaparan.
Mohammad Abu Salmiya, direktur Rumah Sakit al-Shifa di Kota Gaza, mengatakan kepada rekan-rekan kami di Al Jazeera Arabic bahwa rumah sakit tersebut tidak memiliki cukup tempat tidur atau pasokan medis untuk merawat sejumlah besar orang yang menderita malnutrisi parah.
Ia mengatakan 17.000 anak di Gaza menderita malnutrisi parah.
Baca juga: 7 Fakta Kenapa Tentara Israel juga Menembaki Gereja di Palestina?
"Kelaparan yang ditimbulkan oleh pendudukan di Jalur Gaza merupakan kejahatan yang disengaja terhadap kemanusiaan, di mana makanan digunakan sebagai senjata perang untuk menundukkan rakyat yang tangguh," ungkap pernyataan Hamas.
Hamas menegaskan, "Kami menyerukan tindakan rakyat dan resmi yang mendesak untuk menghentikan kejahatan keji ini dan menyelamatkan ratusan ribu orang yang kelaparan dan terkepung."
Kementerian Kesehatan di Gaza membunyikan peringatan tentang meningkatnya jumlah warga Palestina yang kelaparan yang datang ke rumah sakit, menunjukkan tanda-tanda kelelahan dan keletihan yang ekstrem.
Peringatan ini muncul hanya beberapa hari setelah UNRWA mengatakan satu dari 10 anak yang diperiksa di klinik-klinik Gaza yang dikelola oleh badan tersebut mengalami malnutrisi.
“Pencegahan Israel yang keras terhadap bantuan yang masuk ke Gaza telah menyebabkan kekurangan pasokan nutrisi yang parah,” ungkap Kepala UNRWA Philippe Lazzarini pada hari Selasa (15/7/2025).
Dia menggambarkan situasi anak-anak yang kelaparan sebagai "rekayasa dan buatan manusia".
Direktur komunikasi UNRWA, Juliette Touma, mengatakan kepada wartawan bahwa, "Obat-obatan, pasokan nutrisi, bahan kebersihan, bahan bakar, semuanya cepat habis."
"Tim kesehatan kami mengonfirmasi bahwa tingkat malnutrisi meningkat di Gaza, terutama sejak pengepungan diperketat lebih dari empat bulan lalu pada tanggal 2 Maret," ujar Touma.
"Seorang perawat yang kami ajak bicara mengatakan bahwa sebelumnya, ia hanya melihat kasus-kasus malnutrisi ini di buku teks dan film dokumenter," papar dia.
“Warga Palestina yang kelaparan berdatangan ke unit gawat darurat di seluruh Gaza dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya," ungkap Kementerian Kesehatan wilayah tersebut.
Kementerian mengatakan orang-orang kurus kering dari segala usia datang ke rumah sakit di Jalur Gaza dalam kondisi "kelelahan dan keletihan yang ekstrem".
Peringatan itu menyebutkan ratusan anak berisiko meninggal karena kelaparan.
Mohammad Abu Salmiya, direktur Rumah Sakit al-Shifa di Kota Gaza, mengatakan kepada rekan-rekan kami di Al Jazeera Arabic bahwa rumah sakit tersebut tidak memiliki cukup tempat tidur atau pasokan medis untuk merawat sejumlah besar orang yang menderita malnutrisi parah.
Ia mengatakan 17.000 anak di Gaza menderita malnutrisi parah.
Baca juga: 7 Fakta Kenapa Tentara Israel juga Menembaki Gereja di Palestina?
(sya)