Houthi Kembali Tenggelamkan Kapal di Laut Merah, 3 Orang Tewas - Kompas
Dunia Internasional, Konflik Timur Tengah,
Houthi Kembali Tenggelamkan Kapal di Laut Merah, 3 Orang Tewas
/data/photo/2025/03/12/67d195118421f.jpg)
SANAA, KOMPAS.com – Kelompok Houthi di Yaman menyerang kapal Eternity C berbendera Liberia yang dioperasikan oleh perusahaan Yunani saat berlayar di Laut Merah.
Dari 25 awak kapal yang tercebur di laut karena insiden tersebut, enam orang berhasil diselamatkan dan tiga awak dinyatakan tewas, sementara sisanya masih belum ditemukan.
Dilansir dari BBC, Houthi menyerang Eternity C menggunakan granat berpeluncur roket dari kapal kecil hingga kapal kargo berbendera Liberia itu mengalami kerusakan parah.
Baca juga: Israel Serang Houthi di 3 Pelabuhan dan Pembangkit Listrik Yaman
Serangan berlanjut hingga Selasa dan memicu operasi pencarian dan penyelamatan semalam suntuk.
“Enam awak kapal yang terombang-ambing di laut berhasil diselamatkan,” ungkap pejabat dari Operation Aspides, misi maritim Uni Eropa di Laut Merah.
Dari keenam awak yang diselamatkan, lima orang berasal dari Filipina dan satu lainnya dari India.
Pemerintah Filipina turut mengonfirmasi bahwa 21 dari 25 awak kapal adalah warga negaranya.
Sementara itu, seorang awak berkewarganegaraan Rusia dilaporkan mengalami luka parah dan kehilangan salah satu kakinya akibat serangan tersebut.
Pihak keamanan maritim Yunani, Diaplous, mengunggah video penyelamatan lima pelaut yang dikatakan telah lebih dari 24 jam terombang-ambing di laut.
“Kami akan terus melakukan pencarian (awak kapal yang hilang),” ujar Diaplous dalam pernyataan resmi.
Alasan serangan Houthi
Kelompok Houthi mengeklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Mereka menyatakan bahwa Eternity C menjadi target karena kapal tersebut sedang menuju Israel.
Mereka juga mengaku telah membawa sejumlah awak kapal ke lokasi “yang aman”, tanpa merinci lebih lanjut.
Kedutaan Besar Amerika Serikat di Yaman menyatakan, banyak awak kapal yang selamat justru diculik.
“Houthi telah menculik banyak awak yang berhasil selamat dan kami menyerukan pembebasan mereka segera,” tulis pernyataan resmi Kedubes AS.
Serangan kedua dalam sepekan
Insiden Eternity C merupakan kapal kedua yang berhasil ditenggelamkan Houthi dalam waktu sepekan.
Sebelumnya, pada Minggu (6/7/2025), kelompok tersebut meluncurkan rudal dan drone ke arah kapal kargo Magic Seas, yang juga berbendera Liberia dan dioperasikan oleh perusahaan Yunani.
Mereka menuduh kapal itu dimiliki perusahaan yang melanggar larangan masuk ke pelabuhan Israel.
Semua awak kapal Magic Seas, sebanyak 22 orang, berhasil diselamatkan oleh kapal dagang yang kebetulan melintas.
Rekaman video yang dirilis Houthi menunjukkan pria bersenjata menaiki kapal tersebut dan memicu serangkaian ledakan hingga kapal tenggelam.
Sejak November 2023, Houthi telah menyerang sekitar 70 kapal dagang di Laut Merah dan Teluk Aden menggunakan rudal, drone, dan kapal kecil. Total, empat kapal telah ditenggelamkan, satu kapal disita, dan sedikitnya tujuh awak kapal tewas.
Dikecam komunitas internasional
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengecam keras serangan terhadap Magic Seas dan Eternity C.
“Serangan ini menunjukkan ancaman berkelanjutan dari kelompok Houthi yang didukung Iran terhadap kebebasan navigasi serta keamanan maritim dan ekonomi regional,” bunyi pernyataan resmi.
AS menegaskan akan terus mengambil tindakan yang diperlukan untuk melindungi pelayaran komersial dan menanggapi aksi maritim dari kelompok Houthi.
Meskipun pada Mei lalu, Houthi sepakat melakukan gencatan senjata dengan AS setelah serangkaian serangan udara terhadap Yaman, kelompok tersebut menegaskan bahwa kesepakatan itu tidak mencakup penghentian serangan terhadap Israel.
Sekretaris Jenderal Organisasi Maritim Internasional (IMO), Arsenio Dominguez, menyerukan upaya diplomatik lebih kuat setelah serangan terbaru ini.
“Setelah beberapa bulan yang relatif tenang, serangan kembali di Laut Merah adalah pelanggaran serius terhadap hukum internasional dan kebebasan navigasi,” ujarnya.
“Pelaut tak bersalah dan masyarakat pesisir adalah korban utama dari kekerasan ini, termasuk pencemaran lingkungan yang ditimbulkan,” tambah Dominguez.
Baca juga: Apa Motif Serangan Terbaru Houthi ke Israel?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.