VIRAL Warga Seram Bagian Timur Bertaruh Nyawa Terjang Banjir Sungai Madoul Menandu Warga yang Sakit - Halaman all - TribunNews
Peristiwa
VIRAL Warga Seram Bagian Timur Bertaruh Nyawa Terjang Banjir Sungai Madoul Menandu Warga yang Sakit - Halaman all - TribunNews

TRIBUNNEWS.COM, SERAM – Di tengah gemuruh derasnya arus Sungai Madoul yang meluap, sejumlah lelaki muda tampak berjalan tertatih, menapaki air setinggi pinggang.
Tangan mereka menggenggam erat seutas tali yang melilit tempat tidur reyot, disulap menjadi tandu darurat.
Di atasnya, terbujur seorang perempuan lemah—nyaris tak sadarkan diri.
Mereka bukan tim evakuasi medis dan bukan tim SAR.
Mereka warga desa Kwaos, Kecamatan Siritaun Wida Timur, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Maluku.
Video berdurasi 30 detik yang memperlihatkan detik-detik dramatis itu viral di media sosial.
Diunggah oleh akun Facebook New Pilar, video itu menyentuh hati ribuan warganet.
Baca juga: Mayat Gadis 15 Tahun Ditemukan di Sungai Seram Bagian Timur, Riat Riyani Tewas Dibunuh
Betapa satu nyawa harus dipertaruhkan hanya untuk mendapat pelayanan kesehatan dasar.
Bertaruh Nyawa di Atas Derasnya Sungai
"Pasien itu berasal dari Desa Air Nanang, rencananya mau dibawa ke Puskesmas Nama," kata Ardi Keliandan, warga yang menyaksikan langsung proses evakuasi tersebut.
Ia mengungkapkan, kejadian itu berlangsung Senin siang (7/7/2025) sekitar pukul 12.00 WIT.
Di saat yang sama, hujan deras mengguyur wilayah itu selama hampir lima jam sehingga sungai Madoul, seperti biasa, langsung meluap.
Namun keluarga korban tak punya waktu untuk menunggu surut.
"Kalau tunggu banjir reda, mungkin nyawanya sudah tidak tertolong," ucap Ardi.
Seakan tak cukup beban, kondisi jalan desa pun memperparah keadaan.
Tak hanya jembatan yang absen, jalan darat penghubung antarwilayah pun rusak parah dan licin. Maka satu-satunya jalur yang tersisa adalah sungai—dan keberanian.
Banjir yang Datang, Jembatan yang Tak Pernah Ada
Warga Siritaun Wida Timur sudah lama hidup berdampingan dengan ancaman banjir.
Sungai Madoul, yang melintasi beberapa desa di wilayah ini, hampir selalu meluap setiap kali hujan mengguyur dalam waktu singkat.
"Setiap hujan pasti saja banjir. Kalau buru-buru seperti ini, apalagi menyangkut nyawa, ya mau tidak mau harus terobos," kata Ardi.
Kisah pilu ini, sayangnya, bukan kejadian pertama.
Sebelumnya, sejumlah desa di Maluku dan Papua juga mencatat peristiwa serupa: warga ditandu, diangkut dengan rakit, bahkan digotong di atas bahu hanya karena tidak ada jalan layak menuju fasilitas kesehatan.
Kini warga Kwaos hanya bisa berharap, video yang viral itu bukan sekadar tontonan sesaat di linimasa, melainkan pemantik bagi pemerintah untuk bergerak cepat.
"Kami tidak butuh janji. Kami butuh jembatan. Butuh akses. Butuh kehadiran negara," tegas Ardi. (Tribun Ambon/Haliyudin Ulima)
Artikel ini telah tayang di TribunAmbon.com dengan judul Nihil Akses, Warga Sakit Ditandu Terjang Derasnya Sungai Madoul di Desa Kwaos SBT