Sri Mulyani Hitung Peluang Target Defisit APBN Nol Persen 2027-2028 - Voi
Keuangan
Sri Mulyani Hitung Peluang Target Defisit APBN Nol Persen 2027-2028

JAKARTA – Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati, menyatakan tengah menghitung peluang penyempitan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga mencapai nol persen pada 2027–2028, sebagaimana dicita-citakan Presiden Prabowo Subianto.
Saat ini, pemerintah menargetkan defisit APBN 2026 berada di level 2,48 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Menurut Sri Mulyani, perhitungan menuju balance budget akan dilakukan secara bertahap dengan tetap memperhatikan kondisi fiskal nasional.
“Untuk balance budget 2-3 tahun, kita lihat dulu di 2026 ya. Belum mulai 2026 sudah memikirkan 2-3 tahun. Tapi, saya melihat sinyal dari Presiden, jadi nanti juga akan kami siapkan sesuai tadi yang diharapkan,” ujarnya dalam konferensi pers RAPBN dan Nota Keuangan 2026 di Jakarta, Sabtu, 16 Agustus.
Sri Mulyani menambahkan bahwa dalam jangka pendek, dirinya fokus mengawal pelaksanaan APBN 2025 yang masih berjalan hingga empat bulan ke depan. Secara paralel, Kementerian Keuangan juga tengah mempersiapkan pelaksanaan APBN 2026 yang kini sudah memasuki tahap sidang tahunan untuk pembahasan RUU APBN.
“Untuk arahan yang diminta oleh Presiden, untuk suatu saat Indonesia balance budget, saya rasa itu adalah sesuatu yang nanti harus kita terus hitung dan nanti pasti dilaporkan kepada Presiden,” katanya.
Sebelumnya, Presiden Prabowo dalam pidato penyampaian RAPBN 2026 beserta Nota Keuangan menyampaikan keinginannya agar APBN Indonesia tidak lagi memiliki defisit pada 2027 atau 2028.
“Adalah harapan saya, adalah cita-cita saya, untuk suatu saat, apakah dalam 2027 atau 2028, saya ingin berdiri di depan majelis ini, di podium ini, untuk menyampaikan bahwa kita berhasil punya APBN yang tidak ada defisitnya sama sekali,” tutur Prabowo.
Dalam RAPBN 2026, pemerintah menetapkan belanja negara sebesar Rp3.786,5 triliun, pendapatan negara Rp3.147,7 triliun, dan defisit Rp638,8 triliun atau 2,48 persen PDB.
Prabowo juga menekankan pentingnya efisiensi dalam pelaksanaan anggaran agar defisit bisa ditekan sekecil mungkin, dengan tetap mengedepankan pembiayaan yang prudent, inovatif, dan berkelanjutan.