Trump Ancam Ukraina dengan Sanksi dan Tarif Jika Gagal Setop Perang dengan Rusia - Sindonews
Dunia Internasional,
Trump Ancam Ukraina dengan Sanksi dan Tarif Jika Gagal Setop Perang dengan Rusia | Halaman Lengkap
Makin mudah baca berita nasional dan internasional.
Rabu, 27 Agustus 2025 - 07:46 WIB

Presiden AS Donald Trump. Foto/sputnik
- Amerika Serikat (AS) dapat mengenakan sanksi dan tarif kepada Rusia dan Ukraina jika kedua musuh bebuyutan tersebut gagal mencapai kemajuan dalam menyelesaikan permusuhan. Ancaman itu dilontarkan Presiden AS Donald Trump.
Berbicara kepada wartawan di Gedung Putih pada hari Selasa (26/8/2025), Trump mengatakan, "Dibutuhkan dua orang untuk berdansa tango," dan menyatakan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky "tidak sepenuhnya tidak bersalah."
"Ribuan anak muda, kebanyakan anak muda, meninggal setiap pekan. Jika saya dapat menyelamatkannya, dengan menerapkan sanksi atau menjadi diri saya sendiri, atau dengan menggunakan sistem tarif yang sangat kuat yang sangat merugikan Rusia atau Ukraina atau siapa pun yang kita miliki," ujar Trump.
Ia juga menegaskan kembali kesiapannya menerapkan pembatasan baru terhadap Moskow. "Kita ingin mengakhirinya. Kita memiliki sanksi ekonomi. Saya berbicara tentang ekonomi karena kita tidak akan terlibat dalam perang dunia," katanya.
Trump mengkritik pendahulunya, Joe Biden, menyebutnya "sangat tidak kompeten" karena membiarkan konflik Rusia-Ukraina terjadi sejak awal.
"Tidak ada yang terjun ke perang dengan berpikir mereka akan kalah. Mereka terjun – saya yakin Ukraina berpikir mereka akan menang. Perang itu akan terjadi, Anda tahu, kita akan menang. Anda akan mengalahkan seseorang yang 15 kali lebih besar dari Anda. Biden seharusnya tidak membiarkan itu terjadi," ungkap Trump.
Presiden AS juga tampaknya menepis kekhawatiran Moskow tentang legitimasi Zelensky.
"Tidak peduli apa yang mereka katakan. Semua orang berpura-pura. Itu semua omong kosong, oke? Semua orang berpura-pura," ungkap Trump kepada wartawan.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menegaskan kembali sikap Moskow dalam wawancara dengan NBC yang ditayangkan pada hari Minggu, menyebut Zelensky sebagai "pemimpin rezim secara de facto," dan menekankan orang yang menandatangani perjanjian damai apa pun harus memiliki wewenang hukum untuk melakukannya.
Baca juga: Kian Merajalela, Pasukan Israel Hancurkan 1.000 Bangunan di Kota Gaza
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,
Klik Disiniuntuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Infografis

AS Siapkan 100 Hari Lagi untuk Damaikan Rusia dan Ukraina