Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Berita Danantara Featured KAI Keuangan Whoosh

    Whoosh Bikin Rugi KAI Rp1,6 Triliun, Masuk Rencana Kerja Danantara | SINDONEWS Lengkap

    4 min read


    Whoosh Bikin Rugi KAI Rp1,6 Triliun, Masuk Rencana Kerja Danantara | Halaman Lengkap


    logo-apps-sindo

    Makin mudah baca berita nasional dan internasional.

    Jum'at, 22 Agustus 2025 - 21:35 WIB

    Whoosh Bikin Rugi KAI...

    Pemudik berjalan di dekat Whoosh sebelum keberangkatan di Stasiun Kereta Cepat Halim, Jakarta, Jumat (28/3/2025). FOTO/Aldhi Chandra

    JAKARTA 

    - PT Kereta Api Indonesia (KAI) masih menanggung beban kerugian dari operasional Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh) senilai Rp1,6 triliun hingga semester I-2025. Namun, masalah ini dipastikan menjadi salah satu prioritas penyelesaian dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2025 oleh Danantara, holding BUMN yang baru dibentuk.

    Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria, menegaskan bahwa pihaknya tengah melakukan penjajakan intensif bersama PT KAI untuk merampungkan masalah utang dan kerugian yang saat ini dimiliki oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) sebagai operator Whoosh.

    "Sedang kita lakukan penjajakan, tentu akan kita bereskan proses itu. Kemarin kan Dirut KAI juga sudah menyampaikan di DPR, kita bereskan, masuk dalam RKAP kita tahun ini," ujar Dony saat ditemui di Smesco, Jumat (22/8).

    Baca Juga: Danantara Ambil Alih Penyelesaian Utang Proyek Kereta Cepat

    Beban utang PT KCIC menjadi sorotan karena tingginya biaya operasional di tengah pendapatan yang masih minim. Kerugian sebesar Rp1,6 triliun yang tercatat pada paruh pertama 2025 ini menunjukkan perbaikan, sebab pada periode yang sama tahun 2024, kerugian yang dibukukan mencapai Rp2,3 triliun.

    Untuk diketahui, PT KCIC merupakan perusahaan patungan antara PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan konsorsium perusahaan perkeretaapian asal Tiongkok, Beijing Yawan HSR Co. Ltd. Komposisi kepemilikan sahamnya adalah 60 persen milik PT PSBI dan 40 persen milik Beijing Yawan.

    Dalam struktur kepemilikan tersebut, PT KAI memegang porsi saham mayoritas sebesar 58,53 persen di PT PSBI, yang menjadikan kerugian KCIC secara langsung berdampak signifikan terhadap laporan keuangan BUMN perkeretaapian itu.

    Langkah Danantara untuk mengambil alih penyelesaian masalah Whoosh ini sejalan dengan pernyataan CEO Danantara, Rosan Roeslani, beberapa waktu lalu. Rosan menegaskan akan segera mengambil langkah restrukturisasi utang proyek Kereta Cepat.

    "Kita akan umumkan langkah-langkah kita dalam restrukturisasi utang dari KCIC atau Whoosh ini," kata Rosan.

    Baca Juga: Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.999 Triliun per Juni 2025

    Rosan menjamin bahwa penyelesaian masalah utang Whoosh akan bersifat tuntas dan tidak hanya menunda masalah. Hal ini menunjukkan komitmen Danantara untuk mencari solusi jangka panjang dan berkelanjutan. "Kalau kita melakukan suatu corporate action, itu tuntas. Jadi bukan hanya sifatnya menunda masalah," tegasnya.

    (nng)

    wa-channel

    Follow WhatsApp Channel SINDOnews untuk Berita Terbaru Setiap Hari

    Follow

    Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,

     Klik Disini 

    untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!

    Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya

    Infografis

    Perusahaan Eropa Rugi...

    Perusahaan Eropa Rugi Rp1.650 Triliun Akibat Sanksi Barat

    Komentar
    Additional JS