Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home DPR Featured Istimewa Makan Bergizi Gratis Spesial

    DPR: Program MBG Harus Tetap Berjalan dengan Pengawasan Ketat - SindoNews

    3 min read

     

    DPR: Program MBG Harus Tetap Berjalan dengan Pengawasan Ketat

    Kamis, 25 September 2025 - 10:04 WIB

    Anggota DPR Said Abdullah menyatakan tidak setuju jika program prioritas Presiden Prabowo Subianto yakni Makan Bergizi Gratis (MBG) dihentikan sementara. Foto/Ist
    A
    A
    A
    JAKARTA - Anggota DPR Said Abdullah menyatakan tidak setuju jika program prioritas Presiden Prabowo Subianto yakni Makan Bergizi Gratis (MBG) dihentikan sementara. Ide untuk menghentikan sementara program tersebut lantaran belakangan ini banyak siswa sekolah yang keracunan usai menyantap MBG di sekolah.

    Ketua DPP PDIP tersebut justru meminta agar adanya evaluasi mendalam terlebih dahulu terhadap proses produksi MBG hingga penyaluran ke sekolah-sekolah.

    Baca juga: Marak Kasus Anak Keracunan MBG, HNW Minta BGN Evaluasi Menyeluruh

    https://nasional.sindonews.com/read/1624671/15/marak-kasus-anak-keracunan-mbg-hnw-minta-bgn-evaluasi-menyeluruh-1758758999

    "Maka harus segera dilakukan deteksi oleh pemerintah. Di titik mana saja dan apa penyebabnya? Apakah karena rantai pasok dari SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) ke sekolah terlalu panjang?" katanya, Kamis (25/9/2025).



    Menurut Ketua Banggar DPR ini proses penyaluran MBG yang dilakukan saat ini jangkauannya cukup banyak dan penyaluran menjangkau cukup luas sehingga perlu penguatan sistem distribusi agar lebih cepat.

    Di mana, kata dia, setiap satu SPPG harus melayani 3.000 siswa. Jumlah tersebut terbilang cukup besar untuk dilayani oleh satu SPPG.

    Baca juga: Istana Janji Tangani Keracunan MBG Ratusan Siswa di Bandung Barat: Jangan sampai Terjadi Demoralisasi

    "Apakah karena rantai pasok dari SPPG ke sekolah terlalu panjang? Karena 1 SPPG melayani 3.000, apakah itu bisa diperpendek? 1 SPPG cukup 1.500. Sehingga makanan bergizi gratis yang sampai di sekolah itu masih fresh from the oven," kata Said.

    Terhadap fenomena yang terjadi saat ini, Said cenderung meminta kepada pemerintah untuk segera melakukan evaluasi bukan menghentikan sementara program tersebut.

    Said menambahkan, hal lain yang bisa diinisiasi yakni terkait rentang waktu proses pengolahan makanannya.

    "Tidak berarti ada konklusi harus di-stop. Jangan. Lebih baik mari kita deteksi dini, di mana letak masalahnya. Apakah karena jam 2 malam baru masak, sedangkan jam 12 pagi itu kan sudah 14 jam tersendiri. Jadi perlu pola baru," ucapnya.
    (shf)
    Komentar
    Additional JS