Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Media Sosial

    Gaji Pejabat dari Uang Rakyat, Jangan Pamer Harta di Medsos untuk Tingkatkan Status Sosial - Inilah

    4 min read

     

    Gaji Pejabat dari Uang Rakyat, Jangan Pamer Harta di Medsos untuk Tingkatkan Status Sosial


    Basuki Medium.jpeg

     Kamis, 4 September 2025 - 13:06 WIB

    Pengguna melihat aplikasi media sosial TikTok. (Foto Ilustrasi: Antara/Abdan Syakura)

    Pengguna melihat aplikasi media sosial TikTok. (Foto Ilustrasi: Antara/Abdan Syakura)

    Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com

    + Gabung

    Psikolog keluarga lulusan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) Sani B. Hermawan menekankan para pejabat publik semestinya lebih bijak dalam menggunakan platform media sosial (medsos).

    "Pejabat publik itu mestinya bijak dalam bermedia sosial, termasuk dalam hal ini membatasi diri untuk tidak pamer harta," ujar Direktur Lembaga Psikologi Daya Insani itu dikutip dari Antara di Jakarta, Kamis (4/9/2025).

    Dia menegaskan, para pejabat publik yang gajinya berasal dari uang rakyat seharusnya tidak menggunakan media sosial untuk memamerkan kekayaan seperti orang-orang yang ingin mendapat validasi atau meningkatkan status sosial dengan apa yang mereka miliki.

    Tindakan pejabat publik yang demikian, menurut dia, tidak tepat secara moral maupun etika.

    "Ketika itu adanya di pejabat publik, rasanya itu menjadi tidak proper, tidak empati. Tentunya hal ini akan memberikan rasa kecemburuan, rasa ketidakpedulian dengan keadaan masyarakat," tuturnya.

    "Pejabat publik ini memiliki nalar untuk berpikir arahnya ke sana, harus tahu juga apa konsekuensinya," sambung Sani menegaskan.

    Alih-alih menggunakannya untuk memamerkan harta, ​​​​​​​Sani mengemukakan, pejabat publik bisa menggunakan platform media sosial untuk membagikan kegiatan sosial dan kegiatan positif lain untuk menunjukkan peran dan kapasitasnya kepada publik.

    "Jadi, balik lagi, mereka tidak pamer harta. Kalau pamer kehidupan, kegiatan sosial boleh aja, malah bagus untuk mempromosikan dirinya," katanya.

    Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dalam rapat koordinasi bersama kepala-kepala daerah pada Selasa (2/9/2025) mengingatkan para pejabat pemerintah agar menerapkan gaya hidup sederhana dan tidak memamerkan kemewahan.

    Tito juga menginstruksikan para kepala daerah dan pejabat pemerintah menunda pelaksanaan semua jenis kegiatan yang bersifat seremonial, yang dapat menimbulkan kesan pemborosan dalam situasi sosial yang sedang kurang baik karena banyak warga menghadapi kesulitan ekonomi.

    Topik
    • Mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) 2019-2024 Nadiem Makarim (kedua kiri) didampingi kuasa hukum Hotman Paris (kanan) sesat sebelum diperiksa terkait kasus korupsi Chromebook di Gedung Jampidsus, Kejaksaan Agung, Jakarta, Kamis (4/9/2025). (Foto: Antara Foto/Bayu Pratama S./nz).

    • KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha. (Foto: Khazanah)

    • PT Kalbe Farma menggelar program CKG saat HUT ke-59. (Dok. KalbeFarma)

    • Provinsi dengan Persentase Kemiskinan Terendah (Foto: Canva)

    • Mantan Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim resmi menjadi tersangka dan langsung ditahan tim penyidik dalam kasus korupsi pengadaan Chromebook. (Foto: Inilah.com/Rizki).

    Komentar
    Additional JS