Pidato Presiden AS Vs Indonesia: Trump Pesimis, Prabowo Optimis pada PBB - Liputan6
Dunia Internasional,
Pidato Presiden AS Vs Indonesia: Trump Pesimis, Prabowo Optimis pada PBB
Seperti apa pidato kedua pemimpin negara dalam menyoroti kinerja PBB?
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/avatars/1238139/original/082014900_1521205275-pp.jpg)
Liputan6.com, New York City - Ada hal menarik dalam Sidang Umum ke-80 PBB yang berlangsung di New York City, Amerika Serikat, pada Selasa (23/9/2025).
Terdapat perbedaan mencolok antara pidato Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Indonesia Prabowo Subianto. Perbedaan tersebut ada pada konteks pandangan keduanya terhadap Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Trump yang mendapat urutan kedua dalam menyampaikan pidato menilai bahwa ia pesimis pada Perserikatan Bangsa-Bangsa. Sementara sebaliknya, Prabowo percaya dan optimis masa depan dunia akan baik di tangan PBB.
Trump menuduh lembaga internasional itu gagal menjalankan mandatnya sebagai penjaga perdamaian dunia.
Alih-alih menyelesaikan persoalan global, menurut Trump, PBB justru memperburuk keadaan dengan kebijakan dan pendanaannya. Salah satu contoh yang ia soroti adalah krisis migrasi internasional.
"PBB tidak hanya tidak membantu, tetapi mereka malah mendanai permasalahan baru. Ratusan juta dolar dikeluarkan PBB untuk membantu para migran ilegal menuju Amerika Serikat," kata Trump dalam pidatonya di Sidang Umum PBB, Selasa (23/9).
Trump menegaskan, kebijakan itu tidak hanya membebani negara-negara penerima migran, tetapi juga membuka celah terjadinya tragedi kemanusiaan, mulai dari perdagangan manusia, kasus pemerkosaan, hingga ribuan anak migran yang hilang di perjalanan.
Kritik keras Trump terhadap PBB ini menjadi sorotan karena ia menilai organisasi tersebut tidak menjalankan peran strategisnya dalam meredam konflik maupun mengelola masalah global. Sebaliknya, kata Trump, PBB justru "menciptakan masalah baru yang lebih kompleks."
Prabowo: Optimisme pada PBB
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5359371/original/062495200_1758641347-Screenshot_2025-09-23_221514.jpg)
Prabowo Subianto, menegaskan keyakinannya terhadap peran Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam menjaga perdamaian dan keadilan dunia.
Prabowo menolak pandangan pesimistis terhadap organisasi internasional tersebut dan justru menyerukan optimisme berbasis tindakan nyata.
"Perserikatan Bangsa-Bangsa lahir dari abu Perang Dunia Kedua yang merenggut jutaan nyawa. PBB dibentuk untuk menjamin perdamaian, keamanan, keadilan, dan kebebasan bagi semua. Kami tetap berkomitmen pada internasionalisme dan multilateralisme, serta pada setiap upaya yang memperkuat lembaga besar ini," ujar Prabowo.
Presiden menekankan, dunia tidak boleh tinggal diam melihat rakyat Palestina dirampas hak keadilan. Ia menolak doktrin lama bahwa "yang kuat melakukan apa yang mereka bisa, yang lemah menderita", dan menegaskan bahwa PBB hadir justru untuk menolak ketidakadilan semacam itu.
Dalam pidatonya, Prabowo juga menegaskan kesiapan Indonesia untuk berperan aktif dalam misi perdamaian PBB. Ia menyatakan Indonesia siap mengirim hingga 20.000 pasukan perdamaian ke Gaza, Ukraina, Sudan, Libya, atau wilayah konflik lain yang membutuhkan kehadiran penjaga perdamaian internasional.
"Indonesia saat ini adalah salah satu penyumbang terbesar pasukan penjaga perdamaian PBB. Kami percaya pada PBB, dan akan terus mengabdi bukan hanya dengan kata-kata, tetapi dengan pasukan di lapangan," kata Prabowo.
Tak hanya itu, ia juga menegaskan komitmen Indonesia untuk memberikan dukungan finansial dalam misi-misi besar PBB demi tercapainya perdamaian dunia.
Prabowo menekankan bahwa dunia membutuhkan PBB yang kuat untuk menjawab tantangan global, mulai dari konflik hingga tekanan pada planet akibat pertumbuhan populasi.
"Meskipun kita masih berjuang, kita tahu dunia membutuhkan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang kuat. Indonesia akan terus mendukung PBB, karena tanpa PBB kita tidak akan aman," pungkasnya.