Ratusan Siswa SMAN 1 Panji Situbondo Diare Massal, Diduga Akibat Konsumsi Makanan MBG - SUARA INDONESIA
Ratusan Siswa SMAN 1 Panji Situbondo Diare Massal, Diduga Akibat Konsumsi Makanan MBG - SUARA INDONESIA
Petugas SPPG Situbondo saat menyiapkan MBG untuk diantarkan ke sekolah. (Foto: Istimewa)
SUARA INDONESIA, SITUBONDO - Sebanyak 232 siswa SMAN 1 Panji, Kabupaten Situbondo, mengalami diare massal sejak Rabu (3/9/2025) malam. Kejadian ini diduga kuat terkait konsumsi makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dibagikan di sekolah.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas, Dwi Prastyo Budi, mengatakan kasus ini terungkap setelah pihaknya melakukan pelacakan ke seluruh kelas. Awalnya hanya 15 siswa yang melaporkan gejala diare pada Kamis pagi (4/9/2025), namun jumlah itu melonjak drastis menjadi 232 orang.
Baca Juga
- Dari Poster hingga Tanda Tangan, Warga Petuguran Banjarnegara Paksa Sekdes Mundur dari Jabatan
- Aksi Damai AMPB di Pemalang, Tuntut Perbaikan Jalan dan Penanganan Banjir Rob
- Retribusi Parkir di Jember Kembali Berlaku, Isu Perpanjangan Gratis Dipastikan Hoaks
- Dandim 0817 Gresik Ajak Ulama dan Umara Sinergi Jaga Stabilitas Bangsa
- Ratusan Siswa SMAN 1 Panji Situbondo Diare Massal, Diduga Akibat Konsumsi Makanan MBG
“Awalnya hanya 15 siswa. Setelah saya telusuri ke 30 kelas, ternyata totalnya 232 siswa mengalami gejala yang sama,” ujarnya saat dikonfirmasi.
Gejala berupa perut mulas dan buang air besar encer pertama kali dirasakan sejak Selasa malam, setelah para siswa mengonsumsi menu MBG berupa olahan daging yang disajikan di sekolah. Bahkan, koki yang memasak menu tersebut juga dilaporkan ikut mengalami diare.
“Menu hari Selasa memang jadi perhatian. Ada tiga jenis daging dengan cara masak berbeda, tapi dicampur jadi satu. Koki yang masak pun ikut diare,” jelas Dwi.
Pihak sekolah langsung mengecek dapur penyedia MBG di daerah Mimbaan. Dwi menekankan perlunya pengawasan lebih ketat terhadap pengolahan makanan, mengingat jumlah porsi yang disiapkan setiap hari mencapai lebih dari 3.000.
“Dengan ribuan porsi setiap hari, pengawasan bahan dan proses masak harus benar-benar ketat,” tegasnya.
Meski jumlah siswa yang terdampak cukup besar, Dwi memastikan tidak ada yang sampai dirawat di rumah sakit. Sebagian ditangani di rumah masing-masing, sementara sebagian lainnya hanya meminta obat di Unit Kesehatan Sekolah (UKS).
“Alhamdulillah, tidak ada yang dirawat. Hanya ada yang minta obat di UKS. Siswa boleh pulang jika dijemput orang tua,” tambahnya.
Muhammad Ridho, siswa kelas X, mengaku diare kembali kambuh setelah mengonsumsi makanan MBG pada Kamis siang.
“Tadi siang makan nugget dan tongkol, perut saya mules lagi. Mungkin karena sambalnya, saya tidak tahu pasti,” ungkapnya.
Hingga kini, tim ahli gizi yang mengambil sampel makanan dan siswa belum merilis hasil uji laboratorium. Penyebab pasti masih menunggu konfirmasi resmi.
Kasus ini menjadi sorotan publik dan bahan evaluasi pelaksanaan program MBG. Dwi berharap ke depan ada pengawasan yang lebih ketat agar program yang ditujukan untuk menyehatkan siswa tidak justru membahayakan mereka.
“Dengan jumlah siswa sakit bersamaan, besar kemungkinan ada kaitannya dengan makanan. Kami berharap pengawasan diperketat agar tidak terulang lagi,” pungkasnya. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
| Pewarta | : Syamsuri |
| Editor | : Mahrus Sholih |