Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Dunia Internasional Featured Israel Konflik Timur Tengah

    Hamas Ultimatum Israel: Nama Marwan Barghouti Harus Masuk Daftar Pembebasan Sandera Sabtu Ini - Tribunnews

    9 min read

     

    Hamas Ultimatum Israel: Nama Marwan Barghouti Harus Masuk Daftar Pembebasan Sandera Sabtu Ini - Tribunnews.com


    Tribun X
    Editor: Tiara Shelavie
    Baca Selanjutnya:
    RNTV/TangkapLayar
    SAYAP MILITER HAMAS - Personel Brigade Al Qassam, Sayap Militer Gerakan Perlawanan Palestina, Hamas mendesak Israel agar membebaskan Marwan Barghouti, tokoh senior Fatah yang telah lebih dari dua dekade mendekam di penjara Israel 

    TRIBUNNEWS.COM - Hamas mengonfirmasi telah menyerahkan daftar nama tahanan asal Palestina yang akan dibebaskan militer Israel, sebagai bagian dari negosiasi gencatan senjata terbaru di Jalur Gaza

    Langkah ini menjadi sinyal positif dalam upaya mengakhiri perang berdarah di Jalur Gaza yang telah berlangsung lebih dari dua tahun.

    Dari sejumlah nama yang diajukan, satu nama mencuri perhatian yakni Marwan Barghouti, tokoh senior Fatah yang telah lebih dari dua dekade mendekam di penjara Israel lebih dari dua dekade.

    Langkah Hamas mengajukan nama Barghouti dinilai memiliki bobot politik yang besar.

    Lantaran ia dianggap sebagai simbol perlawanan dan figur pemersatu yang mampu menjembatani perpecahan antara Hamas di Gaza dan Fatah di Tepi Barat.

    “Hamas memandang pembebasan Barghouti sebagai langkah strategis untuk menyatukan perjuangan dan kepemimpinan nasional Palestina di bawah satu visi,” ujar seorang pejabat Palestina yang enggan disebut namanya kepada Al Jazeera.

    Siapa Marwan Barghouti

    Barghouti sendiri dikenal luas sebagai figur sentral dalam perjuangan rakyat Palestina. 

    Ia merupakan anggota terkemuka Partai Fatah, yang saat ini dipimpin oleh Presiden Mahmoud Abbas.

    Mengutip laporan The Times of Israel, ia ditangkap oleh pasukan Israel pada tahun 2002 dan dijatuhi lima kali hukuman penjara seumur hidup atas tuduhan terlibat dalam serangan selama Intifada Kedua, gelombang perlawanan besar Palestina terhadap pendudukan Israel pada awal 2000-an.

    Barghouti kemudian dijatuhi hukuman penjara seumur hidup atas tuduhan terlibat dalam aksi bersenjata selama Intifada Kedua.

    Meskipun mendekam di penjara selama lebih dari dua dekade, pengaruh politik Barghouti di Palestina tetap kuat.

    Banyak rakyat Palestina memandangnya sebagai pahlawan nasional, bahkan sejumlah jajak pendapat menunjukkan bahwa jika pemilihan presiden digelar hari ini, Barghouti masih memiliki peluang besar untuk menang.

    Menurut laporan sejumlah lembaga survei di Tepi Barat menunjukkan bahwa Barghouti tetap menjadi tokoh paling populer di antara rakyat Palestina, bahkan mengungguli Presiden Mahmoud Abbas maupun pemimpin Hamas.

    Dalam beberapa survei, lebih dari 60 persen responden juga menyatakan kesiapannya untuk memilih Barghouti jika pemilihan presiden digelar hari ini.

    Bagi rakyat Palestina, Barghouti adalah simbol harapan dan keteguhan. Ia menolak untuk diasingkan meskipun sempat ditawarkan pembebasan dengan syarat pindah ke luar negeri.

    Dalam berbagai surat dari penjara, Barghouti menegaskan tekadnya untuk terus memperjuangkan kemerdekaan Palestina melalui “kesatuan rakyat dan perlawanan yang bermartabat.”

    Israel Kemungkinan Tolak Permintaan Hamas

    Permintaan Hamas agar Israel membebaskan Marwan Barghouti dalam kesepakatan pertukaran sandera terbaru kembali memicu perdebatan sengit di Tel Aviv.

    Meski tokoh itu dipandang sebagai simbol perjuangan dan harapan bagi rakyat Palestina, bagi banyak warga Israel, Barghouti tetap dianggap sebagai sosok yang bertanggung jawab atas serangkaian serangan berdarah selama Intifada Kedua.

    Pemerintah Israel menilai pembebasan Barghouti sebagai langkah berisiko tinggi. 

    Banyak pihak di dalam negeri Israel menentang keras gagasan itu, dengan alasan bahwa Barghouti terlibat dalam kematian warga sipil Israel pada awal 2000-an.

    Sentimen publik ini menjadi alasan utama mengapa Tel Aviv kemungkinan besar akan menolak tegas usulan Hamas dalam negosiasi pertukaran tahanan.

    Perdana Menteri Benjamin Netanyahu juga secara konsisten menunjukkan penolakannya terhadap ide pembentukan negara Palestina yang merdeka.

    Selama masa kepemimpinannya, kebijakan Netanyahu kerap dianggap melemahkan posisi Otoritas Palestina (PA)  lembaga yang selama ini diharapkan menjadi dasar pemerintahan resmi negara Palestina di masa depan.

    Oleh karena itu pembebasan Barghouti dinilai dapat mengguncang stabilitas politik Israel sekaligus mengubah peta kekuasaan di Palestina.

    Israel Minta 20 Sandera Bebas

    Terpisah, di tengah negosiasi yang semakin intens, Israel dikabarkan meminta pembebasan sedikitnya 20 sandera yang masih ditahan oleh Hamas sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata tahap pertama di Gaza.

    Sumber diplomatik Mesir yang dikutip oleh Al Jazeera pada Kamis (9/10) menyebut bahwa daftar 20 sandera yang diminta Israel mencakup warga sipil, tentara, serta beberapa warga negara ganda.

    Menurut sumber itu, sebagian besar dari mereka ditahan sejak serangan besar Hamas ke wilayah selatan Israel pada Oktober 2023.

    Selain itu, Israel juga meminta Israel untuk memberikan informasi mengenai kondisi dan lokasi sandera yang telah tewas selama masa penahanan di Gaza, serta mengumpulkan jenazah sandera untuk dikembalikan ke Israel.

    Sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan sekitar 2.000 tahanan Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak yang ditahan sejak 7 Oktober 2023.

    Langkah ini dianggap sebagai bentuk kompromi besar dari pihak Israel setelah tekanan kuat dari komunitas internasional yang mendesak adanya kemajuan nyata menuju perdamaian.

    (Tribunnews.com / Namira)

    Komentar
    Additional JS