Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Istimewa KCIC KPK Spesial Whoosh

    KPK Selidiki Whoosh, KCIC Akan Kooperatif - Kompas

    3 min read

     

    KPK Selidiki Whoosh, KCIC Akan Kooperatif

    Kompas.com, 28 Oktober 2025, 08:00 WIB


    Lihat Foto

    JAKARTA, KOMPAS.com - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) akan bersikap kooperatif terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang sedang menyelidiki dugaan korupsi proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh.

    “Prinsipnya KCIC kooperatif dan sangat menghormati semua proses KPK,” kata Corporate Secretary PT KCIC, Eva Chairunisa, saat dihubungi Kompas.com, Senin (27/10/2025) malam.

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

    Eva juga menyatakan bahwa KCIC akan bekerja sama membantu KPK selama penyelidikan.

    “KCIC akan bekerja sama dengan KPK untuk proses penyelidikannya,” ujarnya.

    Gempa M 5,3 Guncang Pidie Jaya Aceh, Tidak Berpotensi Tsunami

    KPK selidiki Whoosh

    Sebelumnya, KPK melakukan penyelidikan terhadap dugaan penggelembungan anggaran atau mark-up proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, Whoosh.

    “Saat ini sudah pada tahap penyelidikan,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK Asep Guntur Rahayu saat dihubungi wartawan, Senin (27/10/2025).

    Asep belum menjelaskan lebih lanjut kapan penyelidikan dilakukan karena KPK melakukan penyelidikan secara tertutup.

    Lihat Foto

    Kata Mahfud MD

    Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) era Presiden Jokowi, Mahfud MD, mengungkapkan adanya dugaan penggelembungan anggaran atau mark-up di proyek ini melalui kanal YouTube pribadinya.

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

    Mahfud menyebut biaya per kilometer kereta Whoosh di Indonesia mencapai 52 juta dollar AS, atau jauh lebih tinggi dari perhitungan di China yang hanya sekitar 17-18 juta dollar AS.

    “Naik tiga kali lipat, ini siapa yang menaikkan? Uangnya ke mana?” kata Mahfud dalam kanal YouTubenya pada 14 Oktober lalu. “Harus diteliti siapa yang dulu melakukan ini,” ujarnya.

    Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang
    Komentar
    Additional JS