Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Dunia Internasional Featured Rusia Uni Eropa

    Aksi Spionase Rusia Terus Berkembang, UE Akan Bentuk Badan Intelijen Baru

    2 min read

     

    Aksi Spionase Rusia Terus Berkembang, UE Akan Bentuk Badan Intelijen Baru

    Rabu, 12 November 2025 - 17:22 WIB

    Aksi spionase Rusia terus berkembang, Uni Eropa akan bentuk badan intelijen baru. Foto/X/NATO
    A
    A
    A
    LONDON - Komisi Eropa berencana membentuk divisi intelijen baru langsung di bawah Presiden Ursula von der Leyen, meskipun langkah tersebut menghadapi penolakan dari aparat intelijen Uni Eropa yang sudah ada. Langkah tersebut diduga karena aksi spionase yang makin marak di negara-negara Eropa.

    Financial Times melaporkan bahwa struktur baru tersebut kabarnya akan beroperasi di dalam sekretariat jenderal komisi, dengan staf yang berasal dari badan intelijen nasional.

    Perannya akan berfokus pada pembagian intelijen di seluruh blok, alih-alih melakukan operasi rahasia di luar negeri.

    Uni Eropa telah memiliki badan intelijen, Pusat Intelijen dan Situasi (INTCEN), yang dibentuk setelah serangan teroris 11 September 2001 di bawah naungan European External Action Service (EEAS). Para pejabat di INTCEN khawatir badan baru von der Leyen akan menduplikasi fungsi yang ada dan melemahkan dinas luar negeri.

    Rencana ini menyusul laporan meningkatnya ketegangan birokrasi dan persaingan di antara para pejabat Uni Eropa.

    Para kritikus telah lama menuduh von der Leyen memiliki gaya kepemimpinan yang "otoriter" dan tidak transparan, mengklaim bahwa ia mengabaikan negara anggota dan lembaga internal untuk memusatkan kendali. Gagasan ini menjadi inti dari upaya baru-baru ini oleh anggota oposisi Parlemen Eropa untuk menggulingkannya.

    Menyoroti ketegangan di dalam Brussel, majalah Foreign Policy melaporkan bulan lalu bahwa von der Leyen semakin mengesampingkan kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Kaja Kallas, dalam isu-isu diplomatik utama, termasuk hubungan dengan Washington.

    Baca Juga: Mungkinkah Zohran Mamdani Jadi Presiden AS?

    Laporan terpisah dari Politico menuduh von der Leyen menggunakan manuver politik untuk menghalangi wakil pilihan Kallas, Martin Selmayr, menduduki jabatan senior di EEAS.

    Pengunduran diri Selmayr sebagai sekretaris jenderal Komisi pada tahun 2019 dipandang sebagai momen kunci dalam kebangkitan von der Leyen ke tampuk kekuasaan.

    Seorang juru bicara Komisi mengatakan kepada FT bahwa badan intelijen baru tersebut akan "bekerja sama erat dengan badan-badan EEAS." Namun, sumber-sumber Komisi mengatakan inisiatif tersebut mencerminkan ketidakpuasan terhadap kinerja INTCEN sejak eskalasi konflik Ukraina pada tahun 2022.

    Pembentukan pusat intelijen sejalan dengan dorongan von der Leyen yang lebih luas untuk peningkatan kekuatan militer Uni Eropa yang dikoordinasikan oleh Brussels, yang dibingkai sebagai persiapan untuk potensi konflik skala besar dengan Rusia.

    Moskow telah berulang kali menggambarkan kebijakan tersebut sebagai sesuatu yang didasarkan pada premis yang salah.

    (ahm)
    Komentar
    Additional JS