Belgia Kecam Rencana Uni Eropa Gunakan Rp 4 Ribu Triliun Aset Rusia yang Dibekukan Buat Ukraina - Tribunnews.com
Belgia Kecam Rencana Uni Eropa Gunakan Rp 4 Ribu Triliun Aset Rusia yang Dibekukan Buat Ukraina - Tribunnews.com
Belgia Kecam Rencana Uni Eropa Gunakan Rp 4 Ribu Triliun Aset Rusia yang Dibekukan Buat Ukraina
TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Belgia, Bart De Wever kembali mengkritik usulan Uni Eropa untuk menggunakan aset Rusia yang dibekukan guna mendanai Ukraina dalam perangnya melawan Moskow.
Ia menyebut rencana tersebut "salah secara fundamental" dan memperingatkan kalau rencana tersebut dapat membuat Belgia menghadapi risiko hukum dan keuangan yang serius, menurut laporan AFP, dikutip Jumat (28/11/2025).
Sebagai catatan, Uni Eropa membekukan hampir Rp 4.000 triliun aset Rusia sejak invasi ke Ukraina.
Dalam surat empat halaman Bart De Wever kepada Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Perdana Menteri Belgia mendesak para pejabat untuk tidak terjun ke "perairan hukum dan keuangan yang belum dipetakan".
Para pejabat Brussels memang berupaya memanfaatkan aset bank sentral Rusia yang tidak dapat dimobilisasi untuk mengamankan pinjaman sebesar 140 miliar euro ($162 miliar) bagi Ukraina.
Belgia menjadi pusat perdebatan karena sebagian besar asetnya disimpan di Euroclear, lembaga kliring keuangan yang berbasis di Brussel.
De Wever telah berulang kali berargumen bahwa rencana tersebut dapat membuat Belgia rentan terhadap pembalasan dari Rusia kecuali jika anggota Uni Eropa lainnya setuju untuk menanggung risikonya.
"Saya tidak akan pernah memaksa Belgia menanggung sendiri risiko dan paparannya," tulisnya, seraya menambahkan bahwa ia akan mendukung rencana tersebut pada KTT Uni Eropa tanggal 18 Desember hanya jika ada jaminan yang mengikat dari negara-negara anggota pada saat pengambilan keputusan.

Ogah Belgia Tanggung Risiko Sendirian
Peringatan De Wever ini muncul saat von der Leyen bersiap untuk mengungkap teks hukum yang merinci usulan "pinjaman reparasi", yang mana Ukraina akan membayar kembali dana tersebut hanya setelah Rusia mengganti kerugian perang.
Pejabat Uni Eropa bersikeras risiko hukum bagi Belgia minimal, sebuah argumen yang dibantah De Wever dalam suratnya.
"Mari saya gunakan analogi kecelakaan pesawat: pesawat adalah moda transportasi teraman dan kemungkinan terjadinya kecelakaan sangat rendah, tetapi jika terjadi kecelakaan, konsekuensinya sangat buruk," tulis perdana menteri.
Seruan untuk menyita aset-aset yang dilumpuhkan semakin menguat menyusul bocornya rencana perdamaian yang disodorkan Amerika Serikat.
Draft rancangan perdamaian itu mengusulkan pencairan dana Rusia sebagai salah satu syarat untuk mengakhiri perang di Ukraina.
Para pendukung mengatakan Uni Eropa harus bertindak sekarang atau berisiko kehilangan kendali atas aset-aset tersebut dalam penyelesaian yang didukung AS.
Di tengah penolakan Belgia, von der Leyen telah menguraikan cara-cara alternatif untuk membiayai Ukraina, termasuk pinjaman bersama Uni Eropa.
Namun, Komisi telah memperingatkan bahwa opsi tersebut akan lebih mahal bagi negara-negara anggota yang sudah berada di bawah tekanan fiskal.
Dana Rusia di Tangan Uni Eropa
Data terbaru yang dipublikasikan Uni Eropa (sampai akhir 2024–awal 2025), UE telah membekukan sekitar €207 miliar atau setara Rp Rp 3.519 triliun aset Bank Sentral Rusia yang tersimpan di negara-negara anggota.
Selain itu, Uni Eropa juga membekukan sekitar €24–25 miliar aset milik individu dan perusahaan Rusia (oligarki, pejabat, dan entitas yang dikenai sanksi).
Total aset Rusia yang dibekukan di Uni Eropa:
Aset-aset tersebut terutama berada di Belgia, Prancis, Jerman, dan negara-negara Eropa Barat lainnya, dengan Euroclear (Belgia) menampung porsi terbesar dari dana yang dibekukan.