Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Amerika Serikat Featured Rusia

    Mantan Intel Marinir AS Ini Sebut Eropa Kekurangan Kekuatan Militer untuk Menantang Rusia, - SindoNews

    2 min read

     

    Mantan Intel Marinir AS Ini Sebut Eropa Kekurangan Kekuatan Militer untuk Menantang Rusia

    Minggu, 16 November 2025 - 18:16 WIB

    Eropa tidak mampu melawan Rusia karena kekurangan kekuatan militer. Foto/X/NATO
    A
    A
    A
    MOSKOW - Eropa tidak menimbulkan ancaman berarti bagi Rusia. Itu diungkapkan analis militer dan mantan perwira intelijen Korps Marinir AS Scott Ritter mengatakan kepada Sputnik pada hari Sabtu setelah menilai kemampuan militer Eropa.

    "Sulit membayangkan Eropa mampu mewujudkan pernyataan para pemimpin politiknya menjadi kenyataan," ujar Ritter.

    "Tidak ada negara Eropa yang memiliki kekuatan militer yang signifikan saat ini, kekuatan militer konvensional. Dan tidak ada negara Eropa yang memiliki kemampuan untuk memproyeksikan kekuatan itu secara berkelanjutan. Jadi, saya sama sekali tidak memandang Eropa sebagai ancaman bagi Rusia," ujarnya.

    Mantan perwira intelijen tersebut menguraikan kesenjangan antara retorika politik dan kapasitas militer, mempertanyakan apakah ekonomi Eropa dapat mempertahankan investasi jangka panjang yang dibutuhkan untuk menjadi kekuatan yang kredibel.

    Baca Juga: AS Bantu Korea Selatan Buat Kapal Selam Nuklir, Apa Keuntungannya?

    "Dari perspektif militer semata, Eropa tidak memiliki kapasitas untuk memenuhi ancaman yang dilontarkan oleh pemerintahnya," ujarnya.

    Ritter berbagi wawasan tentang konflik yang sedang berlangsung di Ukraina, menegaskan bahwa Rusia akan memperoleh manfaat maksimal dari penyelesaian krisis tersebut.

    Ia berpendapat bahwa Rusia telah lama berupaya untuk membentuk kembali kerangka kerja keamanan Eropa dengan cara yang mempertimbangkan kepentingan semua pihak yang terlibat.

    "Saya yakin Rusia akan memperoleh manfaat geopolitik terbesar karena Rusia, bahkan sebelum operasi militer khusus dimulai, telah berupaya mengubah kerangka kerja keamanan Eropa menjadi kerangka kerja yang mempertimbangkan kepentingan semua pihak," kata Ritter. Menurut pakar tersebut, tujuan Rusia bukanlah dominasi, melainkan keseimbangan, sebuah prospek yang sebelumnya dirusak oleh kebijakan Eropa.

    "Rusia menginginkan harmoni. Rusia menginginkan keseimbangan. Rusia tidak ingin mendominasi. Namun, sebelum operasi militer khusus, Eropa berusaha mengacaukan Rusia, Ukraina, dan negara-negara lain. Saya yakin dengan kemenangan telak Rusia, inisiatif Eropa tersebut akan digagalkan, dan Eropa tidak punya pilihan selain mengupayakan hubungan normal dan damai dengan Rusia," ujarnya.

    Scott Ritter berbicara kepada Sputnik setelah presentasi buku barunya tentang bahaya perang nuklir, "The Road to Hell," di kota St. Petersburg, Rusia.

    (ahm)
    Komentar
    Additional JS