Pejabat Militer AS: Langkah-langkah Awal Sedang Disiapkan untuk Kemungkinan Invasi Venezuela - SindoNews
2 min read
Pejabat Militer AS: Langkah-langkah Awal Sedang Disiapkan untuk Kemungkinan Invasi Venezuela
Minggu, 16 November 2025 - 13:35 WIB
Pejabat militer AS sebut langkah-langkah awal sedang disiapkan untuk kemungkinan invasi Venezuela. Foto/US Navy
A
A
A
WASHINGTON - Seorang pejabat militer Amerika Serikat (AS) mengatakan kapal induk terbesar di dunia, USS Gerald R Ford, akan tiba di Karibia utara pada hari Minggu (16/11/2025) di tengah meningkatnya ketegangan dengan Venezuela.
Kapal induk tersebut akan bergabung dengan 15.000 personel militer, termasuk 2.000 Marinir di atas kapal serbu amfibi.
Pejabat tersebut, yang tidak berwenang berbicara di depan umum, mengatakan kepada NPR bahwa "meja sedang disiapkan" untuk kemungkinan aksi militer. Maksud dari "meja sedang disiapkan" adalahlangkah-langkah awal sedang disiapkan untuk kemungkinan invasi milter terhadap negara tersebut.
Baca Juga: Rusia Siap Menolong Venezuela saat Kapal Induk AS Mendekat
Para pejabat pemerintah Donald Trump terus mengadakan pertemuan tingkat tinggi dengan anggota Kongres dan para pemimpin asing di tengah latihan militer yang sedang berlangsung.
Namun, masih belum jelas apakah Presiden Trump akan menggunakan kekuatan militer terhadap Venezuela.
AS telah melakukan 20 serangan terhadap kapal-kapal di wilayah tersebut sejauh ini, dengan mengatakan bahwa kapal-kapal itu mengangkut narkoba yang diselundupkan dari Veneuela. Pada bulan Agustus, pemerintah AS menetapkan hadiah USD50 juta untuk penangkapan Presiden Venezuela Nicolás Maduro.
Namun, para pejabat militer mengatakan kepada NPR bahwa kedatangan USS Gerald Ford, yang ditarik dari Laut Mediterania, bisa jadi hanya taktik tekanan lain terhadap Maduro, yang telah menempatkan pasukannya dalam siaga tinggi.
Pada hari Jumat, Trump mengatakan kepada para wartawan di Air Force One, "Saya sudah memutuskan" apakah akan melancarkan serangan.
"Saya tidak bisa memberi tahu Anda apa itu," katanya. "Tetapi kami telah membuat banyak kemajuan dengan Venezuela dalam hal menghentikan masuknya narkoba."
Menteri Pertahanan Pete Hegseth mengumumkan pada hari Kamis di media sosial bahwa sebuah misi sedang berlangsung yang disebut "Operasi Southern Spear."
"Misi ini membela Tanah Air kita, mengusir teroris narkotika dari Belahan Bumi kita, dan mengamankan Tanah Air kita dari narkoba yang membunuh rakyat kita," tulisnya.
"Belahan Bumi Barat adalah lingkungan Amerika dan kami akan melindunginya," imbuh dia.
Peningkatan aktivitas militer ini terjadi setelah pengunduran diri Laksamana bintang empat AS Alvin Holsey bulan lalu, yang secara mencolok mengawasi serangan terhadap kapal-kapal di Laut Karibia.
Dia tiba-tiba meninggalkan jabatannya dua tahun lebih awal. Sumber-sumber Pentagon mengatakan kepada NPR bahwa mereka yakin hal itu terjadi karena dia keberatan dengan serangan terhadap kapal-kapal yang diduga mengangkut narkoba, yang sejauh ini telah menewaskan 80 orang, dan menyerang kapal-kapal yang tampaknya tidak menunjukkan niat permusuhan langsung.
Kapal induk tersebut akan bergabung dengan 15.000 personel militer, termasuk 2.000 Marinir di atas kapal serbu amfibi.
Pejabat tersebut, yang tidak berwenang berbicara di depan umum, mengatakan kepada NPR bahwa "meja sedang disiapkan" untuk kemungkinan aksi militer. Maksud dari "meja sedang disiapkan" adalahlangkah-langkah awal sedang disiapkan untuk kemungkinan invasi milter terhadap negara tersebut.
Baca Juga: Rusia Siap Menolong Venezuela saat Kapal Induk AS Mendekat
Para pejabat pemerintah Donald Trump terus mengadakan pertemuan tingkat tinggi dengan anggota Kongres dan para pemimpin asing di tengah latihan militer yang sedang berlangsung.
Namun, masih belum jelas apakah Presiden Trump akan menggunakan kekuatan militer terhadap Venezuela.
AS telah melakukan 20 serangan terhadap kapal-kapal di wilayah tersebut sejauh ini, dengan mengatakan bahwa kapal-kapal itu mengangkut narkoba yang diselundupkan dari Veneuela. Pada bulan Agustus, pemerintah AS menetapkan hadiah USD50 juta untuk penangkapan Presiden Venezuela Nicolás Maduro.
Namun, para pejabat militer mengatakan kepada NPR bahwa kedatangan USS Gerald Ford, yang ditarik dari Laut Mediterania, bisa jadi hanya taktik tekanan lain terhadap Maduro, yang telah menempatkan pasukannya dalam siaga tinggi.
Pada hari Jumat, Trump mengatakan kepada para wartawan di Air Force One, "Saya sudah memutuskan" apakah akan melancarkan serangan.
"Saya tidak bisa memberi tahu Anda apa itu," katanya. "Tetapi kami telah membuat banyak kemajuan dengan Venezuela dalam hal menghentikan masuknya narkoba."
Menteri Pertahanan Pete Hegseth mengumumkan pada hari Kamis di media sosial bahwa sebuah misi sedang berlangsung yang disebut "Operasi Southern Spear."
"Misi ini membela Tanah Air kita, mengusir teroris narkotika dari Belahan Bumi kita, dan mengamankan Tanah Air kita dari narkoba yang membunuh rakyat kita," tulisnya.
"Belahan Bumi Barat adalah lingkungan Amerika dan kami akan melindunginya," imbuh dia.
Peningkatan aktivitas militer ini terjadi setelah pengunduran diri Laksamana bintang empat AS Alvin Holsey bulan lalu, yang secara mencolok mengawasi serangan terhadap kapal-kapal di Laut Karibia.
Dia tiba-tiba meninggalkan jabatannya dua tahun lebih awal. Sumber-sumber Pentagon mengatakan kepada NPR bahwa mereka yakin hal itu terjadi karena dia keberatan dengan serangan terhadap kapal-kapal yang diduga mengangkut narkoba, yang sejauh ini telah menewaskan 80 orang, dan menyerang kapal-kapal yang tampaknya tidak menunjukkan niat permusuhan langsung.
(mas)