Rumah Tertimbun Lahar Semeru, Warga Selamatkan Harta Tersisa - Beritasatu
Rumah Tertimbun Lahar Semeru, Warga Selamatkan Harta Tersisa
Pasca-erupsi Gunung Semeru yang memicu awan panas dan banjir lahar pada Rabu, 19 November 2025, warga di sejumlah daerah terdampak mulai kembali ke rumah mereka untuk menyelamatkan barang-barang berharga yang masih tersisa. (Beritasatu.com/Rifqi Danwanus Khalwani)
Lumajang, Beritasatu.com - Pasca-erupsi Gunung Semeru yang memicu awan panas dan banjir lahar pada Rabu (19/11/2025), warga di sejumlah daerah terdampak mulai kembali ke rumah mereka untuk menyelamatkan barang-barang berharga yang masih tersisa.
Meski kondisi permukiman masih tertimbun material pasir dan batu, kebutuhan untuk menyelamatkan harta benda membuat warga memberanikan diri kembali.
Di Dusun Gumuk Mas, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, wilayah yang mengalami dampak paling parah, warga tampak sibuk mengais isi rumah yang tertimbun lahar. Banyak bangunan yang rusak berat dan sebagian besar terendam material vulkanik.
Hari Ke-4 Erupsi Semeru, Pengungsi Terus Bertambah
Salah satunya adalah rumah milik Azizah (52). Dapur rumahnya hancur, sementara material pasir dan batu masuk hingga ke ruang tengah. Banyak barang milik keluarga tidak dapat diselamatkan.
Azizah bersama putranya, Taufik (32), dibantu keluarga lain mencoba mengevakuasi sisa barang, seperti sembako dan beberapa peralatan elektronik yang masih bisa digunakan. “Kami tidak tahu harus mulai dari mana. Rumah penuh pasir dan batu, banyak barang yang rusak,” ujar Taufik pada Sabtu (22/11/2025).
Saat ini, keluarga Azizah tinggal di posko pengungsian. Mereka belum mendapat kepastian mengenai tempat tinggal sementara maupun kapan pembersihan material lahar bisa dimulai. Kondisi makin mengkhawatirkan karena intensitas hujan masih tinggi sehingga potensi banjir lahar susulan tetap besar.
Semeru Berstatus Awas! TNI Sisir Zona Merah dan Cegah Warga Kembali
Warga berharap pemerintah segera melakukan penanganan terhadap aliran sungai lahar yang melintasi permukiman. Salah satu harapan terbesar mereka adalah pembangunan sodetan untuk mengalihkan aliran lahar agar tidak kembali menghantam dusun.
“Kami berharap pemerintah bisa membuat sodetan air. Supaya nanti banjir lahar tidak masuk kampung lagi,” kata Taufik.
Pemerintah daerah sebelumnya telah menetapkan masa tanggap darurat bencana. Saat ini fokus penanganan berada pada evakuasi warga dan penyediaan kebutuhan di pengungsian, sedangkan pembersihan material dan pemulihan lanjutan akan dilakukan setelah situasi lebih aman dan potensi erupsi susulan menurun.