Trump Desak Saudi Berdamai dengan Israel sebagai Imbalan Damaikan Gaza - inews
Trump Desak Saudi Berdamai dengan Israel sebagai Imbalan Damaikan Gaza
WASHINGTON, iNews.id - Gencatan senjata Israel-Hamas di Jalur Gaza memiliki konsekuensi politik yang jauh lebih besar. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menggunakan momentum tersebut untuk menekan Arab Saudi agar menormalisasi hubungan dengan Israel. Langkah ini dipandang sebagai imbal balik diplomatik yang ingin dikapitalisasi Trump setelah klaim keberhasilannya meredakan perang Gaza.
Menurut laporan Axios, Trump menghubungi Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) tak lama setelah gencatan senjata mulai berlaku pada 10 Oktober. Dalam pembicaraan tersebut, Trump menyampaikan bahwa berakhirnya pertempuran di Gaza telah menghilangkan hambatan terbesar menuju normalisasi Riyadh-Tel Aviv.
Sumber pejabat senior Gedung Putih mengatakan, pesan Trump kepada MBS sangat jelas: AS telah memenuhi tuntutan Saudi terkait penghentian perang di Gaza, kini Washington menuntut konsesi balik dalam bentuk normalisasi.
“Pesan kami kepada Saudi adalah, Kami sudah melakukan semua yang Anda minta. Sekarang ada yang diinginkan Presiden Trump, seperti normalisasi dengan Israel. Jadi, bagaimana Anda akan bergerak ke arah ini?” ujar seorang sumber pejabat senior AS, kepada Axios.
Namun Pangeran MBS kembali menegaskan sikap Saudi yang konsisten sejak 2002, yaitu normalisasi hubungan baru mungkin dilakukan jika negara Palestina merdeka diakui secara formal.
Sikap ini menjadi batu sandungan besar bagi Trump, terutama karena PM Israel Benjamin Netanyahu tetap menolak pengakuan Palestina dan tidak menunjukkan tanda-tanda berubah.
Diskusi intensif tetap berjalan, tetapi belum ada kepastian apakah akan tercapai terobosan selama kunjungan MBS ke AS pada 18 November mendatang.
Perjanjian Pertahanan Jadi Taruhan
Kunjungan MBS ke Washington sebenarnya bertujuan utama untuk merampungkan perjanjian pertahanan AS-Arab Saudi. Namun, Trump diperkirakan akan menjadikan isu normalisasi sebagai syarat politis tambahan, strategi yang menurut para analis bisa mempersulit negosiasi.
Bagi Saudi, perjanjian pertahanan dengan AS merupakan kepentingan strategis jangka panjang. Namun bagi MBS, menyerahkan normalisasi tanpa kemajuan nyata soal Palestina akan dianggap pengkhianatan di mata publik dan dunia Arab.