Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Donald Trump Dunia Internasional Featured Hamas Konflik Timur Tengah

    Utusan Trump Ingin Bertemu Langsung dengan Pemimpin Senior Hamas Khalil al-Hayya

    4 min read

     

    Utusan Trump Ingin Bertemu Langsung dengan Pemimpin Senior Hamas Khalil al-Hayya

    Sabtu, 15 November 2025 - 10:30 WIB

    Pemimpin Senior Hamas Khalil al-Hayya (kiri) dan Utusan AS Steve Witkoff. Foto/ynetnews
    A
    A
    A
    WASHINGTON - Utusan Amerika Serikat (AS) untuk misi perdamaian, Steve Witkoff, berencana segera bertemu dengan pejabat senior Hamas dan kepala negosiator Khalil al-Hayya. Kabar itu menurut laporan yang diterbitkan pada hari Jumat (14/11/2025) oleh The New York Times (NYT).

    Mengutip "dua orang yang mengetahui rencana Tuan Witkoff," surat kabar tersebut mengatakan Witkoff bermaksud mengadakan pembicaraan langsung dengan al-Hayya, seorang tokoh terkemuka dalam kepemimpinan politik Hamas dan negosiator kunci dalam kerangka gencatan senjata saat ini di Gaza.

    Tanggal pasti pertemuan tersebut "masih belum jelas," catat laporan tersebut, dan "ada kemungkinan juga rencana tersebut akan berubah," mengingat sensitivitas perundingan tersebut.

    Jika diadakan, pertemuan tersebut akan menandai langkah selanjutnya dalam keterlibatan pemerintahan Presiden AS Donald Trump yang diam-diam namun berkelanjutan dengan Hamas, meskipun Washington secara resmi menetapkan gerakan tersebut sebagai organisasi teroris asing.

    Menurut The New York Times, "Pertemuan antara Witkoff dan al-Hayya akan menggarisbawahi bahwa pemerintahan Trump tertarik mempertahankan jalur komunikasi langsung dengan Hamas, meskipun Amerika Serikat telah menetapkan kelompok tersebut sebagai organisasi teroris asing."

    Laporan tersebut menambahkan langkah tersebut "juga akan menunjukkan Witkoff tidak gentar menghadapi kritik dari Israel dan Amerika yang mengatakan keterlibatan AS dengan Hamas memberikan legitimasi yang tidak beralasan kepada kelompok tersebut."

    Gencatan Senjata dan Pertukaran Tahanan dalam Agenda


    Menurut laporan tersebut, salah satu isu utama yang dibahas adalah gencatan senjata yang rapuh di Gaza dan negosiasi yang sedang berlangsung mengenai tahanan.

    "Pada bulan Oktober, Israel dan Hamas menyetujui kesepakatan untuk gencatan senjata di Gaza dan pertukaran sandera Israel dengan tahanan Palestina," papar laporan tersebut, yang mencatat "Kesepakatan tersebut tetap terjalin meskipun terjadi peningkatan kekerasan."

    Seseorang yang mengetahui rencana perjalanan Witkoff mengatakan kepada surat kabar tersebut bahwa "salah satu topik yang ingin diangkat Witkoff kepada pejabat senior Hamas adalah gencatan senjata di Gaza," termasuk penerapan pengaturan pertukaran tahanan dan mekanisme mencegah eskalasi lebih lanjut.

    The Times juga melaporkan seorang perwakilan Witkoff "menolak berkomentar," demikian pula para pejabat Hamas.

    "Gedung Putih tidak menanggapi penyelidikan," ungkap surat kabar tersebut, menggarisbawahi sensitivitas kontak tersebut.

    Kontak Rahasia Sebelumnya


    Ini bukanlah pertemuan pertama antara Witkoff dan al-Hayya. The New York Times mengungkapkan bahwa keduanya telah bertemu setidaknya sekali sebelumnya.

    "Witkoff dan al-Hayya pernah bertemu sebelumnya," kata laporan itu. "Pertemuan pertama yang diketahui adalah di Sharm el-Sheikh, Mesir, pada bulan Oktober sebelum penandatanganan kesepakatan gencatan senjata. Pertemuan itu juga dihadiri Jared Kushner, menantu Presiden Trump yang membantu menengahi gencatan senjata."

    Putaran perundingan sebelumnya, yang diadakan secara tertutup di resor Mesir, tampaknya berperan penting dalam membentuk kerangka gencatan senjata saat ini antara Israel dan Hamas, yang mencakup pengaturan pertukaran tahanan dan pembatasan operasi militer Israel di Gaza.

    Duka Cita Bersama


    Witkoff telah menyampaikan sebagian upayanya untuk menjangkau Hamas berdasarkan pengalaman pribadi dan duka cita bersama.

    Dalam wawancara yang disiarkan pada 19 Oktober di acara 60 Minutes di CBS, ia menyampaikan belasungkawa kepada al-Hayya atas kematian putra pejabat Hamas tersebut, yang tewas dalam serangan udara Israel.

    “Ia mengatakan telah menyampaikan belasungkawa kepada al-Hayya atas kehilangan putranya pada bulan September, ketika angkatan udara Israel menembakkan rudal ke satu kompleks di Qatar tempat para pejabat Hamas sedang bertemu,” lapor Times.

    Mengutip Witkoff, artikel tersebut melanjutkan, "'Saya memberi tahu dia bahwa saya telah kehilangan seorang putra,' katanya, 'dan kami berdua adalah anggota klub yang sangat buruk, orang tua yang telah menguburkan anak-anak mereka.'"

    Putra Witkoff, Andrew, meninggal karena overdosis opioid pada tahun 2011.

    Bukan Pejabat Trump Pertama yang Berbicara dengan Hamas


    Witkoff bukanlah satu-satunya pejabat pemerintahan Trump yang pernah mengadakan pembicaraan dengan perwakilan Hamas.

    "Witkoff bukanlah pejabat pemerintahan Trump pertama yang pernah bertemu dengan Hamas," ungkap Times.

    Dia menjelaskan, "Adam Boehler, utusan AS untuk tanggap penyanderaan, bertemu dengan para pejabat Hamas beberapa kali di Qatar pada bulan Maret dalam upaya mendesak pembebasan seorang warga negara Amerika-Israel yang saat itu ditawan oleh kelompok tersebut."

    "Perundingan-perundingan itu tidak menghasilkan kesepakatan," ujar surat kabar itu.

    Baca juga: India Buka Pangkalan Udara di Dekat China, Bisa untuk Pesawat Angkut Besar dan Jet Tempur
    (sya)
    Komentar
    Additional JS