Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Cara Featured Jantung Kesehatan Spesial Tips & Tricks

    Ciri-ciri Nyeri Dada Gejala Khas Sakit Jantung, Jangan Sampai Keliru - detik

    3 min read

     

    Ciri-ciri Nyeri Dada Gejala Khas Sakit Jantung, Jangan Sampai Keliru

    Averus Kautsar - detikHealth
    Selasa, 02 Des 2025 12:15 WIB

    Ilustrasi. (Foto: Getty Images/PonyWang)
    Jakarta -

    Salah satu langkah pencegahan paling penting dari penyakit jantung adalah mengenali gejalanya. Dengan mengenali gejala, seseorang bisa langsung melakukan pemeriksaan dokter ketika gejala muncul, sehingga penyakit jantung bisa diminimalisir keparahannya.

    Gejala spesifik berkaitan dengan penyakit jantung adalah nyeri dada. Spesialis bedah toraks dan kardiovaskular BraveHeart - Brawijaya Hospital Saharjo, Dr dr Amin Tjubandi, SpBTKV, SubspJD(K) menjelaskan gejala tersebut juga dapat disertai sesak napas.

    "Kalau kita memang terindikasi ada penyakit jantung, itu keluhannya biasanya yang spesifik, itu nyeri dada, atau sesak napas. Jadi itu yang paling sering," ungkap dr Amin dalam acara detikPagi, Selasa (2/12/2025).

    ADVERTISEMENT

    SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

    dr Amin menjelaskan ciri khas nyeri dada akibat penyakit jantung berkaitan erat dengan aktivitas. Ketika beraktivitas, rasa nyeri dadanya akan semakin menekan dan mereda ketika istirahat.

    Baca juga:
    ADVERTISEMENT

    Misalnya ketika berolahraga, jika tiba-tiba mengalami nyeri dada atau sesak di sebelah kiri, maka harus dicurigai mengarah ke penyakit jantung. Segera lakukan pemeriksaan untuk memastikan apakah nyeri dada tersebut memang berkaitan dengan penyakit jantung atau tidak.

    "Penyakit jantung itu kan kaitannya memang dengan nyeri dada ya. Apalagi nyeri dadanya berkaitan dengan aktivitas. Dalam artian kalau kita merasakan nyeri seperti tertekan atau berat di dada kiri, bisa juga panas," jelas dr Amin.

    "Nyeri itu akan semakin hebat, kalau semakin beraktivitas. Tapi pada saat kita istirahat, dia akan berkurang. Jadi kalau ada pola seperti itu, ya kita harus aware bahwa ada kemungkinan korelasinya dengan jantung," sambungnya.

    Baca juga:

    Ada beberapa faktor risiko penyakit jantung yang harus diwaspadai. Beberapa di antaranya seperti faktor genetik, masalah kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, diabetes, hingga kebiasaan merokok.

    Jika gejala-gejala itu muncul dibarengi faktor risiko yang ada, maka kecenderungan pada penyakit jantung akan semakin besar.

    "Kalau sudah punya faktor risiko seperti itu, apalagi ada keluhan, harus ke dokter, nanti dokter yang menentukan kemana arahnya. Kalau curiga jantung, ya mungkin harus direkam jantungnya dulu, kemudian bisa pemeriksaan treadmill kalau berlanjut, kalau curiganya besar, bisa kateterisasi jantung, nanti kelihatan ada penyempitan atau tidaknya," tandasnya.

    Baca juga:
    Komentar
    Additional JS