Iran Ledek AS karena Menjiplak Drone Shahed lalu Mengerahkannya ke Timur Tengah - SindoNews
3 min read
Iran Ledek AS karena Menjiplak Drone Shahed lalu Mengerahkannya ke Timur Tengah
Kamis, 11 Desember 2025 - 09:46 WIB
Drone LUCAS Amerika Serikat yang dikerahkan ke Timur Tengah. Drone ini dibuat dengan menjiplak drone kamikaze Shahed Iran. Foto/US CENTCOM
A
A
A
TEHERAN - Juru bicara militer Iran, Abolfazl Shekarchi, meledek Amerika Serikat (AS) karena membuat drone LUCAS dengan menjiplak drone kamikaze Shahed dan kemudian mengerahkan drone tiruan itu ke Timur Tengah.
Menurutnya, tindakan Washington itu menjadi bukti bahwa Amerika Serikat terpaksa mengakui kehebatan militer Teheran.
"Tidak ada kehormatan yang lebih besar daripada melihat negara-negara adidaya yang memproklamirkan diri berlutut di hadapan drone Iran dan menirunya," kata Shekarchi, seperti dikutip dari Iran Interntional.
Baca Juga: AS Reka Ulang Drone Shahed Iran dan Akan Mengerahkannya ke Timur Tengah
Komentar Shekarchi itu merujuk pada pengumuman pekan lalu dari Pentagon bahwa mereka mengerahkan armada baru drone serang satu arah ke Timur Tengah yang dimodelkan berdasarkan Shahed Iran yang berhasil direbut.
Reaksi Teheran menyusul pengumuman dari Komando Pusat (CENTCOM) AS bahwa mereka akan mengerahkan skuadron drone baru ke wilayah tersebut menggunakan platform LUCAS—sistem berbiaya rendah yang dikembangkan setelah perusahaan AS membongkar dan merekayasa balik drone Shahed yang rusak yang diperoleh beberapa tahun sebelumnya.
Menurutnya, tindakan Washington itu menjadi bukti bahwa Amerika Serikat terpaksa mengakui kehebatan militer Teheran.
"Tidak ada kehormatan yang lebih besar daripada melihat negara-negara adidaya yang memproklamirkan diri berlutut di hadapan drone Iran dan menirunya," kata Shekarchi, seperti dikutip dari Iran Interntional.
Baca Juga: AS Reka Ulang Drone Shahed Iran dan Akan Mengerahkannya ke Timur Tengah
Komentar Shekarchi itu merujuk pada pengumuman pekan lalu dari Pentagon bahwa mereka mengerahkan armada baru drone serang satu arah ke Timur Tengah yang dimodelkan berdasarkan Shahed Iran yang berhasil direbut.
Reaksi Teheran menyusul pengumuman dari Komando Pusat (CENTCOM) AS bahwa mereka akan mengerahkan skuadron drone baru ke wilayah tersebut menggunakan platform LUCAS—sistem berbiaya rendah yang dikembangkan setelah perusahaan AS membongkar dan merekayasa balik drone Shahed yang rusak yang diperoleh beberapa tahun sebelumnya.
CENTCOM mengatakan drone tersebut dapat beroperasi secara otonom, diluncurkan dari berbagai platform, dan dimaksudkan untuk meningkatkan pasokan kendaraan udara tak berawak mematikan yang murah yang secara luas dipandang sebagai masa depan peperangan.
Iran menyerahkan desain Shahed kepada Rusia untuk digunakan dalam invasi skala penuhnya ke Ukraina, yang dengan nama Geran-2 telah diproduksi secara massal untuk menimbulkan malapetaka di kota-kota dan medan perang di sana.
Para pejabat pertahanan AS mengatakan kepada CNN dan media lain bahwa pengerahan drone tiruan ini menandai upaya untuk "membalikkan keadaan" setelah bertahun-tahun Iran dan sekutu bersenjatanya menggunakan drone murah untuk menyerang posisi AS, termasuk serangan tahun 2024 di Yordania yang dituduhkan kepada milisi Irak yang menewaskan tiga tentara Amerika.
Dorongan Washington yang terlambat untuk memproduksi drone sekali pakai secara massal terjadi ketika platform berbiaya rendah semakin mendominasi konflik dari Ukraina hingga Laut Merah.
Para pejabat AS belum mengungkapkan jumlah drone LUCAS yang sekarang berada di wilayah tersebut, hanya mengatakan bahwa "banyak" yang sudah dikerahkan dan lebih banyak lagi yang akan datang.
Dengan harga sekitar USD35.000 per unit, drone ini tetap jauh lebih mahal daripada model yang diproduksi di Iran, China, atau Rusia, sehingga menimbulkan pertanyaan di kalangan analis tentang apakah Pentagon dapat meningkatkan produksi dengan cukup cepat atau cukup murah untuk menandingi produksi lawan-lawannya.
Bagai Duri di Tenggorokan
Juru bicara militer Iran tersebut mengatakan ancaman AS dan Israel baru-baru ini terhadap Teheran adalah "khayalan", dan menegaskan bahwa perang singkat pada bulan Juni telah menunjukkan bagaimana ancaman tersebut runtuh "di medan pertempuran yang sebenarnya."
Shekarchi mengatakan pasukan Iran—khususnya Angkatan Udara Korps Garda Revolusi Islam—tetap menjadi "duri di tenggorokan sistem hegemonik."
Para analis pertahanan sebelumnya mengatakan desain sederhana Shahed dan biaya unit yang rendah dibandingkan dengan ratusan ribu untuk produk setara Barat telah mendorong upaya global untuk memproduksi sistem tak berawak yang lebih murah.
Pemerintah Barat telah memberlakukan beberapa putaran sanksi terhadap produsen dan jaringan pengadaan drone Iran, menuduh Teheran memasok drone ke Rusia dan kelompok bersenjata regional.
Iran membantah keterlibatan langsung dalam operasi tempur di luar negeri, dengan mengatakan teknologinya berfungsi untuk tujuan pertahanan.
(mas)