Kasus Nenek Elina, Madas: Itu Bulan Agustus, Kami Disudutkan di-Framing Jadi Rasisme - jatimupdatr

Surabaya,JatimUPdate.id - Ketua Madura Asli Sedarah (Madas), Mohammad Taufik atau yang akrap disapa Bung Taufik mengaku prihatin kasus dugaan pengusiran nenek Elina Widjajanti berbuntut rasisme.
"Tentu sangat prihatin dengan kondisi saat ini yang arah persoalannya tidak jelas, diarahkan ke rasisme. Ini tidak bagus ini. Ini memunculkan perpecahan." kata Bung Taufik, melalui saluran seluler Jatimupdate.id, Senin (29/12).
Bung Taufik menekankan agar kasus ini tidak diarahkan ke rasisme. Sebab secara kelembagaan Madas tidak pernah terlibat.
Ia menjelaskan, meskipun pihaknya disudutkan, Madas tidak gelisah sambil menunggu arahan dari ketua umum pusat.
"Saya minta masyarakat untuk tidak dibawa-bawa ke rasisme. Sehingga kita sebagai ormas madas untuk tidak melakukan apa-apa. Kita tenang saja sampai menunggu arahan dari ketua umum." tutur Bung Taufik.
Bung Taufik juga mengklarifikasi dugaan persekusi nenek Elina jauh sebelum dia dikukuhkan sebagai ketua Madas.
Sehingga ia menegaskan pihaknya tidak terlibat dalam pengusiran nenek Elina
"Tentu kita mengecam tindakan arogansi yang dilakukan oleh seseorang yang terhadap nenek itu. Saya klarifikasi kejadian tersebut jauh sebelum saya menjadi ketua madas. Dan hal tersebut tidak benar kalau dia memakai ormas Madas. Dan tidak ada atribut madas apapun." tegasnya.
Sayangnya beber Bung Taufik, kasus tersebut malah digoreng secara sistematik serta menyudutkan ormas Madas.
Padahal ungkap Bung Taufik kejadian tersebut terjadi pada Bulan Agustus 2025.
"Sekarang diframing-framing yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Ini tidak ada ormas Madas yang ikut serta di dalam itu. Karena itu kejadiannya di bulan Agustus.Sudah lama sekali itu. Kenapa Ini masuk sekarang (diviralkan)?" urai Mohammad Taufik. (RoY).