Kemdiktisaintek dorong pemulihan bencana Sumatera berbasis kampus - ANTARA
3 min read
Kemdiktisaintek dorong pemulihan bencana Sumatera berbasis kampus
5 Desember 2025 11:29 WIB
Tim relawan D-DART dari Universitas Diponegoro Semarang yang dikirim untuk membantu penanganan korban bencana di Padang, Sumatra. ANTARA/HO-Undip
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) mendorong langkah cepat berbagai kampus, baik yang berada di wilayah terdampak maupun di luar daerah, dalam memberikan bantuan kesehatan, logistik, layanan darurat, hingga dukungan psikososial.
Dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Jumat, Kemdiktisaintek menyatakan sejumlah kampus telah mengerahkan relawan dan sumber dayanya.
Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh membuka dapur umum sejak 30 November 2025 bagi mahasiswa yang terdampak bencana serta membuka donasi untuk mendukung keberlanjutan dapur umum ini hingga keadaan pulih sepenuhnya.
Baca juga: PLN pulihkan sistem kelistrikan di desa Tapanuli Selatan pasca-banjir
Selain itu, Universitas Malikussaleh (Unimal) di Aceh Utara juga membuka dapur umum, sekaligus mengalihfungsikan auditoriumnya sebagai tempat mengungsi para mahasiswa yang terdampak bencana. Disediakan juga posko kesehatan bagi para pengungsi.
Tim relawan dari Universitas Teuku Umar (UTU) menembus lokasi terdampak banjir paling parah di Beutong Ateuh Banggala pada Selasa lalu. Di sana, tim mendirikan dapur umum dan menyalurkan bantuan berdasarkan kebutuhan paling mendesak.
Di Langsa, Universitas Samudra (Unsam) menjadi salah satu titik dengan dampak paling berat. Per 2 Desember 2025, sebanyak 315 orang (285 mahasiswa dan 30 warga) mengungsi ke Gedung Multiguna Unsam selama masa puncak banjir.
Unsam segera mendirikan Posko Bantuan Sivitas Akademika Terdampak Banjir Kota Langsa dan menyalurkan bantuan logistik, seperti beras, mi instan, air mineral, minyak goreng, dan telur. Dihadirkan juga dapur umum yang menyediakan makanan dua kali sehari bagi mahasiswa terdampak hingga masa darurat berakhir.
Baca juga: Kementerian ESDM percepat pemulihan distribusi BBM-listrik di Sumbar
Selanjutnya, Universitas Abulyatama Aceh (Unaya) mengirim tim kesehatan ke wilayah Pidie Jaya untuk membantu evakuasi dan layanan kesehatan pengungsi. Sejumlah posko kampus juga menggalang donasi bagi warga yang terdampak di Kabupaten Bireuen, Aceh Utara, Langsa, dan Aceh Tamiang.
Di Sumatera Utara, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) membuka pendaftaran beasiswa darurat bagi mahasiswa yang menjadi korban bencana di tiga provinsi. Program ini dibuka hingga 13 Desember dan dijadwalkan diumumkan pada 17 Desember 2025.
Mahasiswa dan dosen Universitas Putra Indonesia Yayasan Perguruan Tinggi Komputer (UPI YPTK) Padang juda berkontribusi dalam memberikan dukungan psikososial di wilayah terdampak bencana. Tim relawan juga menyalurkan air bersih, sembako, hingga membantu membersihkan rumah.
Upaya lintas daerah juga terlihat dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengirim tim relawan pendahulu pada Rabu (3/12). Tim ini bertugas melakukan asesmen awal kondisi lapangan dan memastikan jalur bantuan selanjutnya dapat berjalan efektif.
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto menegaskan komitmen pemerintah memperkuat kontribusi perguruan tinggi dalam penanganan bencana.
"Dalam situasi darurat seperti yang terjadi di Sumatra, kehadiran akademisi, peneliti, dan mahasiswa di lapangan menjadi wujud nyata bahwa ilmu, teknologi, dan inovasi harus bekerja untuk masyarakat. Kami memastikan seluruh sumber daya perguruan tinggi bergerak cepat, terkoordinasi, dan tepat sasaran," kata Brian.
Baca juga: Polda Aceh kirim tim pemulihan kesehatan mental ke lokasi bencana
Baca juga: Polri distribusi air bersih & bantu bersihkan rumah korban banjir Agam
Kemdiktisaintek menyampaikan apresiasi atas inisiatif, empati, dan kecepatan perguruan tinggi dalam merespons krisis ini.
Koordinasi dengan perguruan tinggi, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan terkait terus dilakukan untuk memastikan dukungan pendidikan, layanan darurat, serta kebutuhan logistik bagi sivitas akademika dapat terpenuhi selama masa pemulihan. Dukungan tambahan untuk relaksasi pembelajaran bagi kampus terdampak juga disiapkan sesuai kebutuhan.
Kemdiktisaintek menegaskan komitmen bahwa perguruan tinggi adalah kekuatan publik yang sangat penting dalam menghadapi bencana. Gerak cepat kampus menjadi modal besar untuk memastikan masyarakat dapat pulih, bangkit, dan kembali menjalani aktivitas pendidikan tanpa hambatan.
Dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Jumat, Kemdiktisaintek menyatakan sejumlah kampus telah mengerahkan relawan dan sumber dayanya.
Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh membuka dapur umum sejak 30 November 2025 bagi mahasiswa yang terdampak bencana serta membuka donasi untuk mendukung keberlanjutan dapur umum ini hingga keadaan pulih sepenuhnya.
Baca juga: PLN pulihkan sistem kelistrikan di desa Tapanuli Selatan pasca-banjir
Selain itu, Universitas Malikussaleh (Unimal) di Aceh Utara juga membuka dapur umum, sekaligus mengalihfungsikan auditoriumnya sebagai tempat mengungsi para mahasiswa yang terdampak bencana. Disediakan juga posko kesehatan bagi para pengungsi.
Tim relawan dari Universitas Teuku Umar (UTU) menembus lokasi terdampak banjir paling parah di Beutong Ateuh Banggala pada Selasa lalu. Di sana, tim mendirikan dapur umum dan menyalurkan bantuan berdasarkan kebutuhan paling mendesak.
Di Langsa, Universitas Samudra (Unsam) menjadi salah satu titik dengan dampak paling berat. Per 2 Desember 2025, sebanyak 315 orang (285 mahasiswa dan 30 warga) mengungsi ke Gedung Multiguna Unsam selama masa puncak banjir.
Unsam segera mendirikan Posko Bantuan Sivitas Akademika Terdampak Banjir Kota Langsa dan menyalurkan bantuan logistik, seperti beras, mi instan, air mineral, minyak goreng, dan telur. Dihadirkan juga dapur umum yang menyediakan makanan dua kali sehari bagi mahasiswa terdampak hingga masa darurat berakhir.
Baca juga: Kementerian ESDM percepat pemulihan distribusi BBM-listrik di Sumbar
Selanjutnya, Universitas Abulyatama Aceh (Unaya) mengirim tim kesehatan ke wilayah Pidie Jaya untuk membantu evakuasi dan layanan kesehatan pengungsi. Sejumlah posko kampus juga menggalang donasi bagi warga yang terdampak di Kabupaten Bireuen, Aceh Utara, Langsa, dan Aceh Tamiang.
Di Sumatera Utara, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) membuka pendaftaran beasiswa darurat bagi mahasiswa yang menjadi korban bencana di tiga provinsi. Program ini dibuka hingga 13 Desember dan dijadwalkan diumumkan pada 17 Desember 2025.
Mahasiswa dan dosen Universitas Putra Indonesia Yayasan Perguruan Tinggi Komputer (UPI YPTK) Padang juda berkontribusi dalam memberikan dukungan psikososial di wilayah terdampak bencana. Tim relawan juga menyalurkan air bersih, sembako, hingga membantu membersihkan rumah.
Upaya lintas daerah juga terlihat dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengirim tim relawan pendahulu pada Rabu (3/12). Tim ini bertugas melakukan asesmen awal kondisi lapangan dan memastikan jalur bantuan selanjutnya dapat berjalan efektif.
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto menegaskan komitmen pemerintah memperkuat kontribusi perguruan tinggi dalam penanganan bencana.
"Dalam situasi darurat seperti yang terjadi di Sumatra, kehadiran akademisi, peneliti, dan mahasiswa di lapangan menjadi wujud nyata bahwa ilmu, teknologi, dan inovasi harus bekerja untuk masyarakat. Kami memastikan seluruh sumber daya perguruan tinggi bergerak cepat, terkoordinasi, dan tepat sasaran," kata Brian.
Baca juga: Polda Aceh kirim tim pemulihan kesehatan mental ke lokasi bencana
Baca juga: Polri distribusi air bersih & bantu bersihkan rumah korban banjir Agam
Kemdiktisaintek menyampaikan apresiasi atas inisiatif, empati, dan kecepatan perguruan tinggi dalam merespons krisis ini.
Koordinasi dengan perguruan tinggi, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan terkait terus dilakukan untuk memastikan dukungan pendidikan, layanan darurat, serta kebutuhan logistik bagi sivitas akademika dapat terpenuhi selama masa pemulihan. Dukungan tambahan untuk relaksasi pembelajaran bagi kampus terdampak juga disiapkan sesuai kebutuhan.
Kemdiktisaintek menegaskan komitmen bahwa perguruan tinggi adalah kekuatan publik yang sangat penting dalam menghadapi bencana. Gerak cepat kampus menjadi modal besar untuk memastikan masyarakat dapat pulih, bangkit, dan kembali menjalani aktivitas pendidikan tanpa hambatan.
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025
Tags: