Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Basarnas Bencana Featured Istimewa Komisi V DPR Lintas Peristiwa Spesial Sumatera

    Komisi V Minta Basarnas Berani Ungkap Penyebab Bencana, Singgung Gelondongan Kayu di Banjir Sumatera - Kompas

    3 min read

     

    Komisi V Minta Basarnas Berani Ungkap Penyebab Bencana, Singgung Gelondongan Kayu di Banjir Sumatera

    Kompas.com, 1 Desember 2025, 18:38 WIB

    Lihat Foto
    Ketua Komisi V DPR RI, Lasarus

    JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi V DPR RI Lasarus meminta Basarnas dan instansi kebencanaan lainnya untuk lebih berani mengungkap faktor-faktor penyebab terjadinya bencana di berbagai daerah.

    Dia mengingatkan bahwa penyampaian analisis yang komprehensif penting dilakukan agar penanganan bencana tidak hanya fokus pada tahap akhir.

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

    “Kadang-kadang kita harus berani juga keluar out of the box, Pak, berpikirnya, supaya Bapak-bapak harus juga menyampaikan. Ini timbul bencana ini faktornya ini, gitu lho," kata Lasarus dalam rapat kerja bersama Basarnas dan BMKG di DPR RI, Senin (1/12/2025).

    "Misalnya, kerusakan lingkungan, adanya tidak hilangnya keseimbangan alam dan seterusnya harus juga berani menyampaikan,” imbuhnya. 

    Maduro Acungkan Pedang, Trump Siap "Serang", Akankah AS Vs Venezuela Perang?

    Politikus PDI-P itu kemudian menyoroti maraknya aktivitas tambang ilegal yang menurutnya telah memicu kerusakan lingkungan secara masif, termasuk gundulnya hutan, sehingga memperparah bencana.

    “Kita memahami hari ini, Pak, tambang ilegal itu di mana-mana di seluruh Indonesia ini. Dengan harga emas yang begitu tinggi hari ini, ya. Ini tambang ilegal itu masif sekali, Pak, dan ini menurut saya salah satu juga faktor, sehingga terjadinya kerusakan lingkungan yang masif, ya,” ucapnya.

    Lasarus juga menyinggung temuan banyak gelondongan kayu dalam bencana banjir dan longsor di Sumatera Utara, Sumatera Barat, hingga Aceh, yang mengindikasikan kondisi hutan sudah tidak mampu menahan curah hujan ekstrem.

    “Lapangan ini kan contoh kita lihat kemarin waktu kejadian ini (di Sumatera), kita melihat tumpukan kayu begitu banyak, Pak, ya. Itu pasti alam sudah tidak bisa menopang, Pak, ketika terjadi hujan lebat yang berlebihan, misalnya,” kata dia.

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

    Menurut Lasarus, kejadian banjir dan longsor yang hampir serupa mungkin pernah terjadi di masa lalu. Namun, tidak menimbulkan dampak kerusakan sebesar saat ini karena kondisi hutan saat itu masih baik.

    Dia menegaskan, penyampaian fakta akar penyebab bencana harus dilakukan agar perbaikan bisa menyasar pada pencegahan, bukan hanya respons tanggap darurat.

    “Supaya kita tidak seperti tadi sampaikan, kita (Basarnas) seperti datang di ujung, ‘Kita hanya datang di ujung seperti pemadam kebakaran saja’, Pak. Akhirnya Bapak kebagian capeknya. Padahal pangkal masalahnya tidak kita selesaikan. Ya, harus berani kita bicarakan dari posisi kita masing-masing,” pungkasnya.

    Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang
    Komentar
    Additional JS