Lumpur Mengeras Setinggi Pinggang Menghambat Proses Evakuasi Korban Bencana di Aceh - Tribunnews
Lumpur Mengeras Setinggi Pinggang Menghambat Proses Evakuasi Korban Bencana di Aceh - Tribunnews.com
Ringkasan Berita:
TRIBUNNEWS.COM, ACEH - Upaya pencarian serta evakuasi korban banjir bandang dan tanah longsor di Aceh masih menghadapi tantangan berat.
Hingga hari ini, petugas gabungan dari BPBD, TNI-Polri, relawan kemanusiaan, serta warga setempat terus berusaha menembus lapisan lumpur tebal yang menutupi pemukiman dan area terdampak.
Sejumlah daerah seperti Aceh Timur, Aceh Utara, hingga Aceh Tamiang merupakan wilayah dengan kondisi terparah.
Material lumpur yang mengeras serta mencapai tinggi hingga sepinggang membuat setiap proses penggalian, penyisiran, hingga evakuasi menjadi sangat lambat.
Peralatan standar yang dimiliki tim di lapangan tidak cukup memadai untuk mempercepat upaya pencarian korban yang diduga masih tertimbun sehingga perlu alat bantu.
Di tengah situasi yang semakin mendesak, Pemerintah Aceh menerima bantuan dari luar negeri.
Lima orang anggota tim khusus dari Cina tiba di Aceh pada Jumat (5/12/2025) malam.
Gubernur Aceh, Muzakir Manaf atau Mualem, membenarkan kedatangan tim tersebut.
“Hari ini ada datang tim dari Cina, lima orang, untuk mendeteksi mayat yang ada di dalam lumpur. Mereka membawa alat khusus untuk membantu proses pengambilan jenazah yang sulit dijangkau,” ujar Mualem di Banda Aceh.
Alat yang dibawa tim tersebut dikabarkan mampu mendeteksi keberadaan tubuh manusia di bawah permukaan lumpur, bahkan dalam kondisi material yang sudah mengeras.
Teknologi ini diharapkan dapat mempercepat proses evakuasi sekaligus meminimalkan risiko bagi para relawan.
Setibanya di Aceh, tim khusus dari Cina itu dijadwalkan langsung turun ke sejumlah titik rawan, terutama lokasi yang hingga kini belum tersentuh upaya evakuasi karena kondisi medan yang ekstrem.
Titik-titik tersebut merupakan area yang diyakini masih menyimpan banyak korban, berdasarkan laporan warga dan hasil penyisiran tim lokal.
Mualem mengatakan, terdapat kampung-kampung yang hilang terseret banjir bandang.
Untuk percepatan distribusi logistik, Gubernur menginstruksikan pemindahan arus pengambilan sembako dari Banda Aceh ke Krueng Geukueh dan Bandara Malikussaleh, sehingga lebih dekat dengan daerah terdampak.
Selain itu, kebutuhan tenda dan air bersih diminta dipenuhi segera karena masih sangat kurang di banyak titik pengungsian. (Serambi/Rianza Alfandi)