Peringatan Keras Walhi: Perusakan Kebun Teh Pangalengan Kejahatan Serius, Bisa Picu Banjir Bandang - Tribunjabar
Peringatan Keras Walhi: Perusakan Kebun Teh Pangalengan Kejahatan Serius, Bisa Picu Banjir Bandang - Tribunjabar.id
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kasus pengerusakan perkebunan teh di wilayah Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, terus menuai berbagai sorotan dari berbagai pihak.
Setelah sebelumnya aparat kepolisian mulai bergerak mengusut dalang utama dari kasus pengerusakan itu, kini giliran Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Barat angkat bicara.
Di mana Walhi menilai, pengerusakan perkebunan teh di Kecamatan Pangalengan, bukan sekedar pengerusakan tanaman belaka.
Tetapi juga kejahatan serius yang bisa membahayakan kestabilan alam.
Sebab, menurut Direktur Eksekutif Walhi Jawa Barat, Wahyudin Iwang mengatakan, tanaman teh memiliki kemampuan menyerap dan menahan air yang jauh lebih baik, dibandingkan komoditas lainnya.
Terlebih jika dibandingkan dengan komoditas pertanian seperti sayuran.
Yang mana pengerusakan itu, diduga dilakukan untuk mengalihkan fungsi perkebunan teh menjadi perkebunan sayuran.
"Apalagi jika cara menebang menggunakan beko. Jika musim hujan akan menimbulkan run off yang tinggi, menggerus material tanah yang tidak menutup kemungkinan akan memicu banjir bandang," ujarnya kepada Tribun Jabar, Senin (1/12/2025).
Selain itu, Walhi juga turut menyoroti pola pengelolaan lahan oleh PTPN yang selama ini keliru.
Menurut Wahyudin, pemberian izin untuk pengalihfungsian lahan teh itu, tidak diberikan sama sekali.
Terlebih berdasarkan analisis Walhi Jawa Barat dalam kurun waktu 20 tahun, PTPN kerap kali menjadikan lahan perkebunan teh untuk dikerjasanakan kepada perusahaan ataupun individu yang memiliki modal kuat.
"Perubahan fungsi lahan dari tanaman teh ke tanaman sayuran sama sekali tidak di benarkan," katanya.
"Bahkan jika terjadi dengan sengaja mengalihfungsikan tanaman teh menjadi sayuran, adalah pelanggaran berat dan dapat di tindak serta diberikan sangsi jika hal tersebut terjadi," ucapnya.
Terkait angka kerusakan perkebunan teh yang mencapai 150 hektare, Wahyudin menilai, hal tersebut kemungkinan angka minimum. Yang mana, angka kerusakan di lapangan mungkin bisa lebih luas.
Oleh karena itu, dirinya memperingatkan jika kerusakan ini terus berlanjut, maka Pangalengan ataupun kawasan lainnya di kawasan Bandung Selatan, akan mengalami bencana banjir lumpur yang besar.
"Aliran air pada saat hujan akan menggerus tanah yang menyebabkan sedimentasi yang tinggi masuk ke sungai-sungai kecil. Hal tersebut bisa salah satu pemicu kuat terjadinya bencana banjir lumpur," ujarnya.(*)
Laporan Wartawan Tribunjabar.id, Adi Ramadhan Pratama